11' Happy

87 14 27
                                    

Terlihat seorang gadis terus menggandeng lengan milik pria tampan yang terlihat pasrah. Sesekali gadis itu menoel-noel pipi kekasihnya hingga menampilkan sebuah senyuman meski sangat tipis. Ia tahu itu, tapi berusaha bodo amat.

Yang terpenting, gue tunangan!

Gadis cantik ini dengan riangnya melihat-lihat dekorasi untuk acaranya yang harus bergelar mewah dan romantis.

Berbeda dengan pria disebelahnya menatap kosong setiap foto dekorasi, hingga sahutan dari gadis disebelahnya membuat ia pasrah dan hanya memberi senyuman mengisyaratkan 'terserah kamu, pilih aja'

"Kamu kenapa sih Beb?"

"Ga. Kamu pilih aja, aku ngikutin aja."

"Jangan gitu dong Sayang. Kan ini acara kita berdua, bukan hanya aku."

Huhft! Sabar!

"Ya udah. Kamu bingung yang mana?"

"Nah gitu dong. Ini nih aku–"

Gadis itu menunjukkan semua lembaran foto dekorasi secara bergantian. Pria ini hanya menampilkan senyum tipis sembari bertaut dahi seakan sedang berfikir. Padahal, ini hanya taktik untuk mengelabuhi gadis disebelahnya.

🍒🍒🍒

"Rahel."

Merasa dirinya dipanggil, dia segera berbalik menemukan pria tampan yang mengukir senyum manisnya. Tanpa sadar, Rahel sudah masuk dalam dekapan hangatnya membuat semua orang terkejut.

"Astagfirullah, maaf Kk."

"Lo kangen sama gue ya?"

"Hmm, sedikit."

"Banyak juga boleh."

"Ehem!" Ferdi telah berdiri disebelah Rahel menatap intimidasi pria didepannya.

"Oh iya, Kk Ferdi kenalin ini Kk Bara. Teman satu sekolah ku." ujar Rahel pada Ferdi.

"Bara."

"Ferdi." Ferdi merasa tak asing dengan wajah dihadapannya, oh iya! Ni cowok yang ada notif Hbd di hp Rahel.

"Kk Bara gimana kabarnya?" tanya Rahel.

"Alhamdulillah gue baik. Hmm, Hel."

"Ya Kk?"

"Ngobrol di taman kampus Lo aja yuk. Disini kurang enak gitu." sindir Bara kearah Ferdi yang tak menatap sahabat pada dirinya.

"Hmm, boleh." Rahel berbalik kearah Ferdi, "Kk aku mau ngobrol dulu ya. Assalamualaikum."

"Waalaikumussalam."

🍒🍒🍒

Seorang cowok mengukir senyuman melihat gadis cantik turun dari anak tangga dan kini berhadapan dengannya.

Berbeda dengan gadis tersebut yang memasang wajah datar dan cenderung diam tak menggubris semua perbincangan hangat dari cowok dihadapannya.

Melihat kelakuan putrinya, dia langsung mengambil alih setiap pertanyaan dari calon menantu. Dia sesekali melirik anaknya, namun hanya balasan angguk atau bola mata jengah.

"Aurora! Kamu mau kemana?" tanya Ardhan dengan wibawa tegas.

"Toilet." Aurora melanjutkan langkahnya hingga telah menghilang.

"Maaf ya Nak Vito, Pak, Bu, atas perlakuan putri saya."

"Ga papa Om." ujar Vito mewakili.

~ ~ ~

PELIK 2 [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang