28' Sasaran

43 5 56
                                    

Hai zeyenk 😚✨

Sudah siap baca????

Fokus bacanya yaaa



✨ Selamat membaca zeyenk ✨


Rahel terlentang diatas kasur menatap langit-langit kamarnya, hatinya begitu hancur menerima kenyataan tersebut. Dia bernafas lega, ketika rumah dalam keadaan kosong. Jika tidak, Rere akan khawatir pada dirinya dan tak segan-segan mendatangi siapa yang telah membuatnya seperti ini.

“Tapi, apa maksud Kak Rey?” Dia menyeka air matanya, “korban?”

Rahel terlalu lelah menghadapinya, tanpa sadar ia terlelap dengan wajah yang begitu meyedihkan. Dia sudah dalam alam mimpi, disana dia sedang berada disebuah taman yang indah. Ada seorang cowok mengenakan kaos hitam polos, menyodorkan bunga kepadanya.

“Kak Rey?” Aneh, tak ada hasrat kebencian disana, dia begitu menyayangi Reyhan.

“Maaf Hel, karena terus menghindar.”

“Kenapa Kakak menghindar? Apa Rahel ada salah sama Kakak?”

“Ga, Gue yang salah. Maafin Gue Hel, Gue bakal jelasin semuanya. Apa Lo mau dengarkan Gue?”

“Aku mau Kak,” Reyhan mengembangkan senyumnya, dia meraih tangan Rahel membawanya ke depan dada.

“Sebenarnya itu … akh!!” Tiba-tiba saja, ada dua orang yang datang membawa kayu lalu memukul kepala Reyhan dengan teramat keras.

“Kak Rey!”

Sontak, Rahel terbangun dari mimpi buruknya. Ia melirik sekeliling, “huhft, cuman mimpi.” Dia turun dari ranjang, lalu berbenah diri.

***

“Bar, maafin Gue.” pinta Reyhan.

“Siapa cewek tadi?” tanya Bara dengan nada datar tanpa melihat lawan bicara, “benar istri Lo?”

“Sudah cerai.”

“Artinya, Lo udah nikah sama tu cewek?” Muka Bara sudah memerah menahan emosi, “DAN LO NYAKITIN RAHEL!!”

“Gue menikah tanpa sadar Bar,” tutur Reyhan.

“Lo pikir, penghulu mau nikahin orang yang pingsan? atau mati, GITU?!” 

“Gue hilang ingatan saat itu.”

“Ga usah cari alasan lagi, LO EMANG BANGSAT!!”

Bara melayangkan pukulan tepat mengenai rahang Reyhan, hingga lawannya jatuh.

“Bar, please! Percaya sama Gue,” Reyhan terus berusaha bangkit, “Gue ga pernah punya niat sakitin Rahel.”

“BODO!!” Bara melenggang pergi, meninggalkan Reyhan yang sudah cukup mengenaskan.

Melihat kepergian itu, Reyhan menangis meski tidak meraung. Bayang amarah Rahel masih tersimpan di otaknya, dia terus merutuki diri sendiri.

“GUE REYHAN ATMOSFER, YANG BODOH! PENGECUT! IYA! GUE ORANGNYA!! ASAL KALIAN TAU, GUE JUGA KORBAN DISINI!!”

“Rey, kamu ga apa?”

Refleks, Reyhan menoleh kearah sumber suara. Dia menajamkan mata, “ANDA PUAS?!!”

“Rey, apa maksud kamu? Kamu udah berani bentak Kakak?”

“Maaf, Anda siapa? Saya tidak pernah merasa punya Kakak LAKNAT, seperti ANDA!”

PELIK 2 [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang