25' Apa maksudnya?

52 7 72
                                    

Merapat woi! Merapat!!!
Mana yang senang dapat notif dari Bi???

Ya udah, capcus aja ye kan??

*Zeyenk, adalah sebutan khusus dari Bi buat para pembaca yang baik dan hebat ini 🤩

Daripada ribet, kalian cukup sebut 'Bi' aja.
Karena, ngerasa belum pantas dipanggil 'author'
Belum ngerasa tua, dipanggil 'Kk'

Maklum, masih anak SMA 🤓

-Selamat baca Zeyenk semuanya-

“Udah malam Bro,” Reyhan diam tak bergeming melihat alam, Bara bisa tangkap raut sedih bercampur rindu disana.

Dia lalu menepuk-nepuk pundak Reyhan, “masih ada hari esok. Gue bakal urus pertemuan kalian.”

Reyhan memusatkan pandangan pada Bara, membuat Sang empu menaikkan sebelah alis. Reyhan lantas bergeleng, “Gue rasa, Lo lebih pantas bersamanya.”

“Woi Bro! Baperan amat Lo sekarang,” Bara merangkul Reyhan, “efek overdosis obat nih.”

“Gue serius Bar,” Bara melepas rangkulan, “umur Gue udah ga lama.” ujar Reyhan sedikit penekanan. Ia membuang muka, menatap rembulan yang bersinar dengan sempurna.

“Kanker Gue aktif lagi.”

Bara kaget mendengar hal tersebut, “ini bukan taktik yang Lo buat, agar mengelak dari Rahel?” sinis Bara, Reyhan menggeleng.

“Gue serius,” Reyhan berbalik menatap Bara, “hanya menunggu waktu. Jika Gue temui Rahel, mungkin hanya beberapa bulan atau bahkan hari, Gue bisa menemaninya. Dan setelah itu, dia bakal sedih lagi bukan? Lebih baik, jika Gue tidak menemuinya.”

“Pede amat Lo, dia bakal sedih!” Sengaja, Bara sedang menutupi raut sedih akan penyakit yang menimpa teman akrabnya itu.

Reyhan terkekeh, “iya juga ya.” Bara menopangkan jemari tangan pada pundak Reyhan, “Gue bakal atur dan Lo bakal bertemu Rahel besok sore di Taman Olive.”

“Bar, G—“ Bara langsung menyela, “Bye Rey! Obati luka Lo, pakai baju terbaik Lo, awas Lo malu-maluin Gue!” peringat Bara yang terus melangkah hingga telah hilang dari pandangan Reyhan.

Thanks Bar.”

🍒🍒🍒

“Astagfirullah! Lo ngapain disitu Hel?”

“Nungguin Kk,” Rahel menenteng tas kecil berdiri tepat dihadapan Bara, “masuk aja kan bisa Hel.”

“Hmm, ga enak aja Kk.”

“Dienakin apa susahnya sih!” Bara melepas jaketnya lalu menyampirkan pada Rahel, “masuk Hel.”

Aroma lavender langsung menyeruak, ketika Bara membuka pintu rumahnya. Keadaan terlihat sepi, lagi-lagi Rahel takjub akan rumah megah yang berdominankan putih. Bara mempersilahkan Rahel untuk duduk, lalu ia menuju pentri dapur.

“Orang rumah pada ga ada Kk?”

“Ga Hel, lagi liburan di Paris.” ujar Bara sembari membuat teh hangat, “kenapa Kk ga ikut?”

Masa Gue ikut, ntar sia-sia Gue ke Indo. kalau misalnya mesti ikut liburan dan ga bisa ketemu Lo Hel.

Ingin sekali Bara berkata jujur, “ditinggal Gue,” Bara nyengir ga jelas, membuat Rahel mau tak mau ikut terkekeh melihat ekspresi Bara.

“Diminum Hel,” Bara menyodorkan teh hangat, Rahel mengangguk dan menyeduhnya.

“Eh! Artinya, kita cuman berdua Kk?”

PELIK 2 [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang