12' Penasaran

83 13 38
                                    

"Surprise!!"

Rafly tersentak kaget ketika lingkaran tangan dilehernya. Ia melempar tatapan kesal, lalu mencubit pipi Aurora dengan geram.

"Makin tembam aja." Rafly kembali fokus pada kegiatannya.

"Hah? Gue gendutan iya? Masa sih? Gue udah kurangin makan nasi loh!" Aurora melirik wajahnya lewat layar ponsel.

"Ga. Pipinya aja mau meledak."

"Ih! Serius dong!"

"Ntar dulu, tunggu restunya. Baru, kita ke KUA."

"Mulai melenceng." Aurora duduk dibangku panjang memandangi punggung Rafly.

"Hehehe. Hmm, gimana perjodohannya? Siapa nama tu cowok?"

"Ya b aja. Lo tenang aja, gue ga bakal lirik orang lain. Karena, cinta gue udah sepenuhnya buat Lo."

"Aduduh! Meleleh aku." ujar Rafly dramatis.

"Es mencair kali, meleleh!"

"Ara."

"Ya?"

"Makan yuk, rumah aku. Mama pasti udah masak."

"Ru-rumah Lo?"

"Iyalah. Masa rumah tetangga, ada-ada aja."

"Hmm, gue segan Raf. Apalagi masalah–"

"Mama pasti senang banget, calon mantu main kerumah."

🍒🍒🍒

Acara terus bergantian, Ferdi terlihat mondar-mandir ga jelas sejak Rahel pergi bersama pria yang mengaku sebagai Bara, pikirnya.

"Rahel lama amat."

Menurutnya ini ada hal yang aneh, mengapa ia khawatir? Seakan Rahel akan pergi lama bersama pria itu. Apakah dia lelaki yang selalu dalam hati Rahel?

Tunggu, kenapa Ferdi merasa kalah saing?
Bukannya dirinya tak kalah tampan dari Bara?
Ferdi bingung sendiri, akan sikapnya yang terbilang berlebihan.
Emangnya dia siapanya Rahel?

Ferdi menepis pikirannya, dia meminta izin pada panitia dan pergi mencari Rahel. Dia celingak-celinguk sembari mengitari taman, namun dia belum menemukan Rahel.

Ada apa ini? Apa Rahel telah ditelan bumi, hingga dia tak bisa menemukannya?

🍒🍒🍒

"Kk? Kok malah melamun."

"Ga. Gue heran aja, Lo beneran belum bertemu Reyhan?"

Please! Jangan katakan tentang keberadaan gue Bar. Gue belum siap bertemu Rahel.

"Iya Kk. Terakhir, waktu Kk Rey sama Kk Bara kesini. Hmm, waktu Kk Rey nyanyi buat aku." ujar Rahel menunduk malu.

Hah? Serius? Reyhankan udah baikan dan udah di bandung juga. Ada apa ini sebenarnya?
Apa mungkin, Reyhan memang belum bertemu?
Atau dia ... Menghindar?

"Hmm, Hel."

"Ya Kk?"

Ya Allah, jika ini sudah waktunya. Gue ikhlas, tapi jika tidak. Tolonglah gue ya Allah, gue belum siap bertemu Rahel.

"Lo ga tau kalau–"

Ddrrtt!

Rahel mengangguk paham, Bara lantas mengangkat telfonnya. Tanpa mereka sadari, seorang cowok bernafas lega sembari mengelus dadanya.

"Maaf banget Hel. Bunda minta gue pulang sekarang." ujar Bara.

"Ga papa kok Kk. Hmm, titip salam juga ya Kk."

PELIK 2 [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang