23' PHP

53 6 49
                                    

Hai zeyenk semuanya 🙌🤓

Seneng ga sih??? Bi kasih notif up lagi, hehehe 😆

Kalian udah siap baca belum???

Kuy, lanjut ✨💖

Eh btw, kalau up tiap hari siapa yang setuju????

Ramaikan komentar kalian ya zeyenk 😚

Komen 'SETUJU' or 'TIDAK' sebanyak-banyaknya ya✨🤓💖

✨Selamat membaca zeyenk ✨

'
'
'

Membuka helm lalu meletakkannya di atas motor, dia menggeser kaca spion sembari merapikan rambut. Memantapkan langkah, kemudian menekan bel hingga terdengar di penjuru rumah. Sambil menunggu dibuka, ia merapikan ujung kerah bajunya.

Pintu terbuka lebar, menampilkan wanita paruh baya mengenakan seragam pekerja. Dia adalah Bi Wening, pembantu yang telah lama mengabdi dirumah besar dan antik tersebut.

"Silahkan masuk Tuan." Rafly tersenyum mengangguk, melangkah masuk dan duduk di sofa empuk yang putih dan terlihat begitu elegan. Sepertinya baru beli, pikirnya.

Mata Rafly menyapu ruangan, begitu antik namun berkesan elegan. Untuk pertama kalinya, ia bisa masuk kedalam rumah tersebut. Seorang Pria dengan pakaian santainya, berjalan kearah Rafly. Refleks, Rafly berdiri menyambut dengan bersalaman.

"Udah lama Raf?"

"Barusan Om, " ujarnya ramah, Ardhan lalu meminta Rafly duduk kembali. "Kamu mau minum apa?"

"Hmm, Saya ..., "

Perbincangan itu terhenti sejenak, ketika suara dentingan cukup keras berasal dari dapur. Refleks, mata kedua pria tersebut mengarah ke sumber suara. Mereka mendapati, Aurora yang terlihat melotot kaget sembari memeluk erat beberapa bungkus makanan.

Astaga! Itu Rafly?!!!!

"Assalamualaikum, Aurora

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Assalamualaikum, Aurora." sapa Rafly, Aurora tersenyum kaku. Kemudian berlari menuju lantai atas, setelah melempar tatapan maut pada Ardhan.

"Lah?" Ardhan terkekeh girang, mereka kembali duduk dan berbincang sembari memakan cemilan yang baru saja dibawakan oleh Bi Wening.

Ia segera memilah-milah pakaian, merias wajah serta merapikan rambutnya. "Papa kenapa ga kasih tau sih!!!"

Sebuah ketukan pintu, tak mengehentikan gerak Aurora. Seorang wanita terlihat dari pantulan cermin tengah menutup pintu, "Bunda! Kenapa Bunda ga bilang?! Kalau misalnya! ..., " Aurora lantas mengurangi volume suaranya, ketika melihat raut kaget dari Aghna.

"Hmm, maaf Bun." jawabnya cengengesan, "abisnya Bunda sama Papa nyebelin! Masa ga bagi tau Ara! Kalau Rafly mau kesini. Bunda tau ga? Tadi Ara malu banget!! Rambut Ara, diikat asal. Terus Ara lagi bawa banyak makanan lagi!! Ih!!! Malu banget tau Bun!!"

PELIK 2 [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang