14' R.S

96 11 58
                                    

Pria dengan hoddy cream berlari menelusuri nuansa putih dengan bau obat-obatan menusuk Indra penciumannya. Hingga, ia terhenti diruangan 'Qerius 4'

Dia langsung memutar ganggang pintu, menutupnya dengan perlahan dan kini fokus melihat gadis berhijab berselang infus sedang terlelap dalam tidurnya.

"Apa yang terjadi Hel?"

Ditatapnya wajah cantik sembari menggeser kursi, hatinya seakan tersayat melihat banyak luka terutama di wajah dan lengannya.

Perlahan dia menyentuh tangan gadis itu sembari mengusap lembut, "Gue sayang sama Lo Hel."

Ceklek!

"Apa anda suaminya?"

Damn!

Dia bergeleng pelan, Suster itu mengangguk seraya memeriksa cairan infus serta perkembangan lainnya. Dirasa cukup, Suster itu kembali keluar setelah melempar senyum dengan menunduk pamit.

Lah? Gue dikata lakinya.

Dia bergeleng tak percaya, kemudian meraih ponsel sembari mengetik hingga nada sambungan telah terdengar. " ... di rumah sakit Permata."

Telfon telah terputus, ia menyimpan kembali ponselnya melirik wajah damai dari gadis tersebut.

Flashback on
"Ya?"

" ... "

"Darimana Lo dapat nomor gue?"

" ... "

"Ya jelas pentinglah, siapa coba yang beri nomor gue ke Lo. Lagian Lo kenapa–"

"Kalau terjadi sesuatu dengan Rahel, Lo harus hubungi gue."

"Apa maks—"
Flashback off

"Gue hubungi ga ya?"

Sebuah nomor tertera dalam log panggilan, dia sedikit menimbang dan berakhir menekan tombol 'panggil' tak butuh waktu lama telfon itu tersambung.

Ia bisa simak, jika orang diseberang tersentak kaget. Setelah mengutarakan semua yang serasa lengkap, dia menutup kembali telfon. Dia segera beranjak berganti posisi dengan Rere.

"Apa yang terjadi? Rahel, kamu kenapa Nak?"

🍒🍒🍒

"Ah! Kenapa gue pakai turun segala?!!"

Flashback on
"Itu dia."

Dia menggerakkan mobilnya seakan oleng, tatapan khawatir dari gadis itu membuat ujung bibirnya terangkat. Dia langsung menambah volume kecepatan dan menabrak motor itu hingga terlempar begitu saja.

"To ... To-long!"

Membanting pintu dengan kasar, tersenyum kemenangan melihat serta mendengar sayup-sayup rintihan dari gadis tersebut.

"Siapa suruh Lo cari masalah sama gue!"

Sebuah akal licik menguak ketika melihat keadaan sunyi, ia menaiki kembali mobilnya sembari mengatur gas mobilnya.

"Selamat menikmati!"

Kendaraan itu bergerak maju-mundur, mengatur kecepatan kemudian kembali bergerak mendekati Rahel membuat sang empu berteriak histeris.

"Woi! Awas!!"

Teriakan tersebut semakin menjadi-jadi, pria itu mengumpat dengan segera memutar balik arah menjauhi kerumuman.
Flashback off

"Coba gue ga turun dan bertele-tele! Pasti udah remuk badannya gue lindas!!"

Terus mengumpat, merutuki diri sendiri akibat kebodohannya. Sedikit lagi! Sedetik lagi! Ia berhasil melayangkan bahkan membuat cewek itu mati dengan mengenaskan namun lagi-lagi gagal!

PELIK 2 [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang