Neuf

214 40 37
                                    

Happy reading ^^

.

.

.

Arees dan Ezio sudah bersiap untuk masuk ke dalam sungai. Mereka juga sudah mendapat arahan dari Ren saat mereka ada di bawah sana.

Alice memandang khawatir pada Arees dan Ezio dia takut terjadi sesuatu pada mereka karena mereka hanya berdua dibawah sana.

"Kami akan kembali jadi jangan khawatir" ucap Arees seraya menatap Alice seakan tau apa yang sedang dipikirkan perempuan cantik itu.

Alice berjalan mendekat dan meminta Arees sedikit menunduk.

Arees bingung tapi mengikuti kemauan Alice.

Alice kemudian memasang kalung miliknya di leher Arees.

Alice kemudian memasang kalung miliknya di leher Arees

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Kalung ini akan memberimu energi lebih dibawah sana" ucap Alice.

Alice yang masih memasangkan kalung di leher Arees membuat wajah mereka menjadi sangat dekat.

Arees terus memandangi wajah Alice hingga Alice selesai memasangkan kalung. Karena terlalu dekat Arees sampai bisa merasakan hembusan napas Alice yang beraroma sangat manis.

Alice yang menyadari wajah mereka sangat dekat secara refleks mundur seraya menormalkan degub jantungnya.

"Terimakasih Alice" ucap Arees.

Alice hanya tersenyum seraya tersipu malu ada rona merah di pipinya.

Setelah itu Arees dan Ezio bergegas masuk ke dalam sungai mengingat batas waktu dari ganggang yang dimakan Ezio mereka harus bertindak cepat.







.
.
.






Arees dan Ezio sudah berenang cukup lama tapi mereka belum menemukan gerbang karang yang dibicarakan Ren agar mereka bisa menuju air terjun itu.

"Rees apa kita salah arah? Kenapa belum menemukan apapun? Bahkan arusnya masih normal" ucap Ezio.

"Ini arah yang ditunjukkan Ren jadi pasti benar" ucap Arees.

"Tapi tak ada tanda-tanda yang dibicarakan Ren" keluh Ezio.

Arees hanya menggeleng mendengar keluhan Ezio. Hingga dia merasakan arus yang mulai deras dan membuatnya kesulitan berenang.

"Rees arusnya!"

"Iya aku merasakannya"

Mereka sekuat tenaga melawan derasnya arus. Hingga Arees melihat ada gerbang karang tak jauh dari mereka.

"Zio itu gerbang karangnya!" Ucap Arees seraya menunjuk ke arah tumpukan karang yang membentuk gerbang bulat seperti ucapan Ren.

"Tapi arusnya semakin deras Rees"

MayDay || Victon [ End ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang