Quinze

180 31 66
                                    

Happy reading ^^

.

.

.

Alice terbangun dan merasakan sakit di mata dan tenggorokan nya. Alice terdiam sesaat dan mengamati sekelilingnya hingga dia tersadar dia masih di dalam gua.

Tapi Alice mulai ketakutan saat dia tak menemukan Arees di dekatnya.


"Arees"


Alice berdiri dan terus meremat kedua tangannya.

Dia sangat takut.


"Arees"


Alice terus memanggil Arees tapi tak ada balasan yang dia dengar.


"Arees..... Kamu dimana?"
Suara Alice mulai bergetar.



Alice tak berani pergi dari tempatnya saat ini. Dia terus mengamati sekelilingnya.

Dia mencoba menenangkan hatinya yang gusar.

"Pasti terjadi sesuatu hingga aku dan Arees terpisah. Tapi aku tak mengingat apapun" ucap Alice.


"Aku harus menemukan Arees. Ayo Alice kamu pasti bisa!"
Alice mencoba menyemangati dirinya sendiri.


Alice kembali melihat sekelilingnya dan menemukan ada sekat es yang berada tak jauh darinya.


Alice mencoba mendekat. Lalu dia mulai menyentuk sekat itu.


"Apa Arees ada di balik sini ya?" Gumam Alice.


"AREES!"


Alice berteriak sambil mengetuk-ngetuk sekat es itu.


"Alice......"


Alice terdiam saat dia mendengar suara Arees dari balik sekat itu. Suara itu sayup-sayup tapi terdengar jelas namanya yang disebut.


"A-AREES KAMU DI SANA?"


"Alice....."


Lagi. Alice mendengar lagi suara Arees tapi kenapa suaranya terdengar seperti rintihan.


Alice semakin khawatir hingga dia berusaha keras untuk menghancurkan sekat es yang ada dihadapannya itu.

"Argh!"


Alice melakukan segala cara yang dia bisa mulai dari mengambil pecahan batu dan menghantamkan ke sekat itu sampai dia mencoba mengeluarkan energinya untuk menghancurkan sekat itu.

Tapi sekat itu tak kunjung hancur. Bahkan retak atau tergores pun tidak.


"Arees...... Hiks...." Alice mulai putus asa dan menangis.


Dia sangat takut tak dapat bertemu dengan Arees lagi.


Dia takut tugas mereka tidak berhasil. Lalu bagaimana nasib para pangeran dan juga Wonderland.


Alice terus menangis tapi tangannya masih tetep mengambil batu-batu disekitarnya lalu melemparkan batu itu ke arah sekat es.



Dia terus meyakinkan diri dia tak boleh menyerah karena dia yakin Arees pun tak akan menyerah.


Saat Alice mau melemparkan batu yang kesekian kalinya tiba-tiba dia mendengar suara seseorang.


"Kamu tak akan bisa menghancurkan sekat itu"


MayDay || Victon [ End ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang