End

165 25 50
                                    

Happy reading ^^

.

.

.

Para pangeran bingung dengan apa yang terjadi pada Arees. Mereka pun tak bisa memaksa Alice untuk bicara. Alice masih terus menangis sadari Arees jatuh pingsan.

Orion dan Aiden memberikan pertolongan cepat pada Arees hingga membuat Arees sempat sadar sesaat.

Arees sudah dibaringkan di kamarnya saat ini. Alice pun tak mau beranjak dari sisi Arees. Alice menunggu dengan dada sesak karena terus menangis.

"Alice sudah ya, jangan menangis lagi" ucap Acel sambil mengusap punggung Alice.

"Dadamu pasti sesak saat ini" ucap Acel lagi.

Alice tak menghiraukan ucapan Acel. Dia hanya terfokus pada wajah Arees yang sayu dan matanya yang tertutup.

"Pasti terjadi sesuatu di gua itu" ucap Orion yang tengah berdiri di sudut kamar bersama dengan yang lainnya.

"Maksudmu?" Tanya Aiden.

"Semua hal yang kita butuhkan untuk membuat ramuan itu harus melewati halang rintang bukan? Tapi kita masih belum tau apa yang terjadi di gua itu hingga Arees bisa mendapatkan bunga Ofre"

"Benar juga, aku teringat saat aku menemani Arees mencari bunga Medicus. Aku nyaris mati saat itu" ucap Ezio.

"Jadi maksudmu Arees akan mati?" Tanya Aubin sedih.

"Kita bisa tau apa yang terjadi jika Alice mau bicara" ucap Aiden.

"Tapi lihatlah keadaannya, dia hanya terus menangis dan tak mau bicara saat ini. Dia bahkan tak mau beranjak dari sisi Arees" ucap Dalmar.

"Kita sudah bisa mengembalikan Wonderland tapi kenapa malah keadaan Arees seperti ini" ucap Aubin sedih.


.
.
.


Alice tertidur di samping Arees karena lelah menangis.

Perlahan Alice merasakan ada pergerakan di kepalanya.

Alice membuka matanya dan melihat Arees yang tersenyum sambil mengelus kepalanya.

"Arees... Hiks..."


Alice langsung memeluk Arees dan kembali menangis.


"Hiks... Arees..."



"Maaf membuatmu khawatir" lirih Alice.


Alice tak menjawab dia masih terus menangis sambil mengeratkan pelukannya.


"Argh"


Tiba-tiba Arees kembali merasakan sakit di dadanya.


Alice pun melepaskan pelukannya.


"Ada apa? Mana yang sakit Rees?" Tanya Alice panik.


Arees meremat dadanya dia merasakan sakit yang kembali lebih kuat dari sebelumnya.

"Arrghhhh"


Arees tak dapat menyembunyikan rasa sakit ini lagi.

"Arees"


Alice berusaha mengeluarkan energinya untuk menenangkan Arees.  Tapi Alice tak bisa fokus karena erangan kesakitan Arees yang membuat Alice tersiksa mendengarnya.

MayDay || Victon [ End ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang