6. Prison

3.1K 479 0
                                    

"Our fate lives within' us. You only have to brave enough to see it."

(Brave)

__________

Malachy menatap Sean di kejauhan. Tangannya terkepal erat menyaksikan bagaimana pria itu selalu menyombongkan keahlian berperangnya pada orang lain.

"Menjijikan."

Apa ini orang yang selalu menjadi kebanggaan Emilius, ayahnya? Orang angkuh yang hanya bisa pamer. Mal akui Sean hebat dalam berperang. Tapi Mal merasa jauh lebih baik dari pria itu dan ia rasa semua orang mengetahuinya.

Emilius artinya dermawan. Tetapi sejauh yang Malachy ketahui, tak ada pria lain yang lebih menjijikan dibanding pria yang sialnya adalah ayah kandungnya itu. Bahkan tidak dengan Sean.

Emilius tak lebih baik dari seonggok kotoran. Yang pria itu lakukan hanya membawa derita bagi ibu dan adiknya.

Mal selalu membenci kenyataan di mana Emilius selalu ingin membunuh adiknya, Laviona. Pria itu bahkan tak segan membunuh Daphne, ibu Mal, lantaran mengetahui fakta bahwa wanita itu telah menyembunyikan anak bungsunya. Emilius tetap memelihara Mal hanya karena kehebatannya yang luar biasa. Ia hingga berusaha menyembunyikan fakta bahwa dirinyalah yang membunuh Daphne sejak Mal masih berusia tujuh tahun dan Laviona baru beranjak tiga tahun.

Dan yang paling menjijikan, Emilius sampai mengatakan padanya bahwa Daphne mati disebabkan oleh adiknya. Ia melakukan semua itu hanya karena melihat potensi besar dalam diri Mal untuk menjadi pengikutnya kelak.

Emilius pikir Mal tidak tahu. Namun pada kenyataannya Malachy tahu semua. Lebih dari yang seharusnya dia tahu. Hingga ia tahu bagaimana brengseknya Emilius yang mengencani perempuan lain hingga memiliki anak yang hanya satu tahun lebih muda darinya, Sean.

Mal berharap ia tidak pernah mengetahui kebenaran menyakitkan itu. Yang ia lakukan sekarang hanyalah selalu berpura-pura tutup mata akan semua kebenaran itu sampai sekarang.

Soal ia yang membawa Laviona kehadapan Sean, Mal tidak punya pilihan lain. Jika ia melepas Laviona, sudah pasti orang suruhan Emilius yang lain akan menuduhnya pengkhianat karena itu akan sangat mudah tertangkap oleh mereka jika Mal melepasnya.

Mal tidak akan melakukannya. Tidak sampai waktu yang tepat tiba.

"Yang Mulia."

Mal melirik ke samping. Tepatnya ke arah bawahannya yang baru datang dan berdiri di sebelah kanan belakangnya.

Mengerti bahwa diamnya Mal adalah respon, pria bawahan Mal itu melanjutkan, "Dia sudah sadar."

***

"Makan." Mal mendorong sepiring roti pada Laviona yang meringkuk di ujung ruangan.

Laviona mendongak. "Di mana aku?" tanyanya serak. Matanya yang basah ia usap menggunakan lengan bajunya.

Malachy tidak menjawab. Ia hanya menatap dingin Laviona yang tampak enggan menyentuh makanannya. Padahal makanan itu adalah sup hangat yang seharusnya milik Mal. Makanan yang seharusnya untuk Laviona adalah makanan yang sama dengan para tahanan lainnya. Roti dingin yang keras. Mal tidak akan memberikan adiknya makanan yang tidak terjamin kebersihannya seperti itu.

Nightmare [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang