25. Trick

1.6K 296 3
                                    

“A little consideration, a little thought for others, makes all the difference.”

(Eeyore - Winnie the Pooh)

__________

Matahari baru saja terbit. Sepanjang malam, Malachy benar-benar terjaga menjaga Laviona. Sedikitpun tidak Mal biarkan rasa kantuk menghampirinya. Bahkan hingga pagi ini, Mal masih tidak merasakan kantuk.

Pintu tenda tersibak. Tiga orang pelayan perempuan yang sejak awal sudah Mal tugaskan untuk menjaga Laviona muncul. Mal tidak perlu menyentuh mereka untuk tahu jika ketiganya benar-benar tiga wanita yang Mal percayai dan bukan orang-orang yang menyamar. Karena sejak ketiganya bersumpah, Mal bisa melacak ketiganya dengan mudah.

Malachy bangkit berdiri. Dihampirinya Laviona yang masih tertidur nyaman di ranjang. Satu telapak tangannya terangkat menyentuh bahu perempuan itu.

"Viona."

Setelah beberapa kali mengguncang tubuhnya, Mal berhasil membuat Laviona terjaga. Perempuan itu berkedip beberapa kali dengan matanya yang masih terlihat berat.

"Mereka sudah datang. Aku akan pergi menemui Moneto sebentar. Kau jangan sampai sendirian." Mal menepuk puncak kepala Laviona sekali dengan pelan kemudian berbalik meninggalkan adiknya itu yang masih mencerna situasi.

Ia baru bangun dan nampaknya masih memproses ulang data di kepalanya. Atau mungkin kekurangan darah membuatnya sedikit lamban.

Mal melangkah keluar dari tenda. Dilihatnya Moneto tak jauh dari keberadaannya tengah berbincang dengan dua orang pria sambil menggenggam sebuah kertas berwarna putih tulang.

Ketiganya tampak berbincang selama benerapa saat. Baru ketika Mal mencapai jarak hanya beberapa langkah lagi dari mereka, kedua pria itu mengangguk kemudian pergi.

"Yang mulia." Moneto yang baru melihat keberadaan Malachy sontak membungkuk sedikit. Ia kembali menegak dan tersenyum tipis menutupi raut cemasnya. Tapi Mal cukup peka untuk mengetahui itu.

"Ada masalah?" tanya Mal kemudian.

Raut wajah Moneto kembali seperti semula, tanpa senyum keterpaksaan di bibirnya. "Barusan, baru saja, para peramal kita merasakan sesuatu buruk yang mendekat."

Tepat ketika Moneto mengucapkan kalimat itu, Mal tertegun. Ia teringat pada percakapannya dengan Laviona di tengah malam tadi. Dan firasatnya memang tidak salah.

"Musuh?"

"Kemungkinan besar, begitu menurut mereka para peramal."

Mal mengernyit samar. "Dari arah mana?"

"Barat. Dari arah laut."

"Itu ..." Mal menghentikan kalimatnya. Benaknya mencari-cari jawaban dari segala ketidakpastian yang ada. Kemungkinan musuh yang berasal dari laut, lalu Laviona yang hampir diculik di pantai, dan Keyzaro yang membunuh semua penculik itu. Dan mereka adalah kaum Aquaxythm. "Aquaxythm?"

Moneto sontak mengangguk. "Itu jugalah yang saya pikirkan. Tapi ini hanya asumsi yang dikaitkan dengan kejadian mereka yang berniat menculik putri."

"Tidak ada di antara kalian yang mengetahui alasannya?" tanya Mal.

Moneto menggeleng.

"Peramal dan penyihir lainnya?"

"Tidak juga." Moneto kembali menggeleng. "Tapi jika mereka berniat ingin menculik dan membunuh putri, mungkinkah itu artinya mereka sekutu ayah Yang Mulia?"

Nightmare [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang