Chapter 4

918 92 1
                                    

"Disini sepi, yang lo telphone tadi enggak bakalan mungkin datang tepat waktu" ucap yuta dengan senyum miring

Yuta turun lalu beralih ke sebelah, membuka pintu untuk sana dan menarik paksa dan di saat itu juga hujan deras tiba tiba mengguyur jalanan sepi itu

"Lo mau bawah gue kemana? Lepasin ah"! Racau sana

Dari arah jauh mobil dahyun terpakir, dia membiarkan dulu yuta dan sana yang ada di luar

"Ya tuhan dahyun lo dimana si"? Batin sana

"Ini waktu yang tepat sana, kita bisa buat kenangan yang mana hal itu susah banget buat di lup-"

Plak

"Kotor banget si mulut lo! Lo pikir gue mau ngelakuin hal intim sama lo iya"! Balas sana

"Eh santai dong sayang, gue tau lo pasti mau cuma malu" yuta

"Ih apaan si sekarang lepasin gue"! Sana

"Enggak" ujar yuta sambil mengeratkan pegangan tangan nya pada tangan sana membuat gadis ini meringis

"Lepasin"! Balas sana

"Enggak"

"Lepas"! Sana mengeras

"GUE BILANG ENGGAK YA ENGGAK!, IKUT AJA MAU GUE SEKARANG!. KENAPA SI KAYAK BUDEK TAU ENGGAK LO, IKUTI AJA APA YANG GUE BILANG"!! bantah yuta

"Kelewatan ini" dahyun turun dari mobil, badan nya langsung basah karena hujan yang deras

Sana seketika jadi diam dan menjatuhkan air mata nya mendengar bantahan yuta

"Buka baju kamu sekar-"

"Woi"! Dahyun menghampiri kedua nya

"Oh ada brengsek yang mau jadi pahlawan"? Tanya yuta mengejek

"Sana masuk mobil sekarang" dahyun

"Lepasin tangan lo dari tangan adik gue" dahyun menatap yuta

"Enggak bisa git- aww" dahyun langsung mengancing leher yuta

Setelah merasa cengkraman longgar di tangan, sana langsung lari dan masuk ke dalam mobil dahyun yang agak jauh

"Mau lo apa si"? Tanya dahyun

Yuta langsung berbalik arah dan memukul wajah dahyun

Bugh

Pukulan itu yuta rasakan di bagian perut nya, dua orang yang sedang berantem tanpa ampun di bawah hujan ini benar benar nafsu nya di ujung tanduk

Yuta membalas dahyun dengan menendang wajah pria itu, hal barusan membuat dahyun terhuyung namun dia kembali bangkit

Berlari kecil lalu langsung memukul wajah yuta

Bughhh...bughhh...buughh..

"A..ampun" yuta

"Lo enggak malu apa, men orang tau lo susah payah keluarin lo lalu dari penjara karena hal kayak gini" balas dahyun gesah dan melepas pukulan nya

"Arghhh" yuta bangkit dan masuk ke dalam mobil nya lalu berlalu dari hadapan dahyun

Dahyun memegang ujung bibir nya sambil meringis, dia merasa kepala nya sakit. Dahyun lari dan langsung masuk ke dalam mobil nya

"Dahyun lo enggak apa apa"? Tanya sana

"Gak, enggak apa apa" balas nya sambil menyalakan mesin mobil dan berlalu dari situ

Sambil menyetir dahyun memegang kepala nya terus menerus membuat sana terlihat khawatir

"Dahyun, maafin gue gara gara gue lo jadi kayak gini" sana memegang tangan dahyun membuat dahyun menatap ke arah tangan nya

"Jujur di saat dia megang tangan gue, ini benar benar hangat" batin dahyun

"Hey" sana melembut membuat dahyun menatap nya

"Gue enggak apa apa sekarang, jangan mikirin" balas nya

"Sampe di rumah mau aku obati enggak ada penolakan" ujar sana kemudian dahyun mengaguk

Tumben..

.
.

Dahyun duduk di sofa bersamaan dengan sana, bersin terdengar dari dahyun

"Tunggu bentar aku bikinin kamu teh hangat dulu" ujar sana

"Hmm" jawab dahyun

"HACYOOO~ mmm" dahyun kembali bersin. Dia melepas jaket nya dari pada nanti lebih masuk angin

Sana kembali sambil membawa gelas yang berisikan teh panas di tangan nya

"Nih minum dulu, kamu masuk angin ini" sana menyodorkan teh itu pada dahyun

"Makasih" balas dahyun

Dahyun meneguk teh panas itu, rupa nya dia benar benar masuk angin sekarang.

"Gue dari kecil memang gini, kalo kena hujan semenit gak ganti pakaian pasti sakit, gak tau keturunan siapa" ucap dahyun tiba tiba

"Yaudah, gue ke kamar dulu. Lo jangan lupa sebelum tidur ganti baju" dahyun berjalan pelan ke lantai dua sana pun ikut menyusul

"Dahyun lo yakin enggak apa apa? Kalo lo rasa sakit gue bisa masakin bubur sama ambilin lo obat" ucap sana membuat langkah dahyun yang akan masuk ke kamar terhenti

"Hah~, gue gek kenapa napa sekarang" ujar dahyun lalu masuk ke kamar nya namun sana masi mengikut

"Lah lo ngapain ngikutin gue"? Tanya dahyun namun sana berjalan terus dan duduk di pinggir ranjang nya

"Sini duduk" sana

"Eh tunggu, mending ambil kotak obat dulu" sambung sana lalu dahyun berjalan ke arah nakas membuca laci dan mengambil kotak obat nya

"Wajah lo memar parah si ini" ujar sana sambil mengambil kapas dan juga Betadine

"Pelan pelan sakit ni" dahyun

"Iya" jawab sana

Sana pun mulai memebersihkan wajah dahyun dengan kapas dan Betadine tadi, wajah mereka begitu dekat membuat dahyun ingin menjauh namun dagu nya di tahan sana

"Aww" ringis dahyun

"Pelan pelan dong" decih dahyun

"Maaf maaf" balas sana

"Udah belum si" tanya dahyun

"Nih hampir selesai" balas sana

Di dalam benak sana merasakan hal lain, kenapa mereka ini saudara tiri namun rasa nya sangat berbeda

"Apa arti nya ini"? Batin sana

"Nah sudah" ucap sana

"Oke lo bisa keluar dari kamar gue sekarang" dahyun

"Enggak, gue tidur disini dong gue takut yuta bakalan nekat" sana

"Ah enggak, keluar sana gue gak mau. Ogah banget tidur sama lo udah sana keluar" balas dahyun

"ihh amit amit juga gue, lagian siapa si yang mau tidur seranjang sama cacing kremik ha" sana meledek kemudian lari keluar dan masuk ke dalam kamar nya

Dahyun mengejar nya namun pintu sudah sana kunci dari  dalam

"Awas lo besok" teriak dahyun dari luar

Dahyun balik ke kamar nya, helaan nafas keluar. Dia membanting dirinya di kasur lalu menutup mata. Oh tertidur dengan baju yang sudah mengering di badan?

Sana yang di kamar sebelah malah menjadi murung

"Gimana nasib gue kalo dahyun gak nolongin gue"? Batin sana

"pasti tu laki laki buaya udah nelan mangsa ini malam" gumam sana kesal lalu langsung berbaring mengatur tempat lalu tidur

"Gue kira dahyun orang nya es batu banget" batin sana

.
.
Continued

The Step Brother Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang