Happy reading!
***
SEKARANG Adel berada di apartemennya. Apartemen yang sangat sederhana, tapi nyaman bagi Adel.
"Woi! Dari mana aja lo tadi?" tanya Clarissa.
"Ke rumah mami," jawab Adel.
"Ada masalah?"
"Ya gitulah"
"Gitu gimana?"
Adel menghela napas. "Gue tadi nolongin orang yang di bully kak Alex di sekolah SMA Prima. E tau-tau ya wajah gue sudah di sebar di media sosial. Hampir saja semua terbongkar," ujar Adel sambil memijit pelipis.
"Astaga! Pantesan pas tadi gue buka media sosial, ada wajah seseorang yang kek gak asing di penglihatan gue. Ternyata gue benar. Itu lo," ujar Clarissa sambil geleng-geleng kepala.
"Iya. Tadi gue juga sempat melawan ketua Compacto SMA Prima. Compacto adalah geng yang selalu melakukan bully di sekolah SMA Prima. Mungkin dia dendam sama gue makanya dia nyebarin berita tentang gue," ujar Adel sambil mengingat kejadian yang terjadi di sekolah SMA Prima.
"Waw. Berani kali lo bambang melawan ketua Compacto," kata Clarissa sambil geleng-geleng kepala. "Jadi apa rencana lo sekarang?" tanya Clarissa sambil menatap Adel.
"Binggung gue. Kata kak Aurora, kalau gue ingin buat kak Alex tidak membully anak murid SMA Prima, gue di suruh sekolah di situ. Katanya supaya kak Alex berhenti membully,"
"Jadi lo ninggalin gue?" tanya Clarissa yang mulai panik.
"Gue masih bimbang, Sa. Kalau gue sekolah di tempat kak Alex, pasti gue bakalan ninggalin elo. Tapi kalau gue gak sekolah di situ, pasti makin banyak orang yang di bully mereka," kata Adel yang sudah frustasi memikirkan nasib anak murid SMA Prima.
"Iya juga. Btw, lo kok mau sih nolongin anak SMA Prima?"
"Entah. Gue kalau lihat orang yang dibully rasanya kasihan aja gitu. Meskipun dulu pas SMP, gue suka membully orang sih," ujar Adel cengigiran.
"Kalau itu mah gue tau. Malah dulu SMP gue yang lo bully bambang," ujar Clarissa kesal.
Adel tertawa. " Lucu ya kau mengingat masa SMP kita dulu. Tapi karena bully itu, gue bisa jadi dekat sama lo. Dan karena gue dekat lo, gue jadi banyak berubah." ujar Adel tersenyum.
"Bisa aja lo beb" kata Clarissa malu-malu.
Adel hanya tersenyum. "Makasih ya" ujar Adel.
Clarissa tersenyum. "Sama-sama," ujar Clarissa.
"Yaudah. Mending kita pikirkan besok lagi ya keputusannya. Sekarang kita harus tidur! Karena besok kita sekolah," ujar Clarissa.
"Gue malas besok sekolah. Mending ke kafe aja," ujar Adel sambil menaikkan alisnya.
"Yaudah gue ikut aja," kata Clarissa tersenyum.
"Yey," ujar Adel riang sambil bertepuk tangan.
Clarissa yang melihat Adel senang, membuat ia tersenyum.
Gue senang lihat lo bahagia, Del. Gue gak ingin yang dulu terulang lagi ke lo. Bagi lo itu seperti mutiara, yang harus gue jaga. Batin Clarissa. Namun seketika senyumannya pudar, ketika Clarissa melihat tangan Adel. "Del, tangan lo kenapa?" tanya Clarissa panik sambil menyentuh tangan Adel.Adel pun melihat tangan nya."Oh ini. Enggak pa-pa kok" kata Adel menyakinkan Clarissa.
"Ini pasti karena kejadian tadi ya? Aturannya lo lebih hati-hati Del. Lo kan gak bisa.."
"Udah gak pa-pa" kata Adel menyakinkan Clarissa sambil memegang tangan Clarissa. Clarissa pun hanya bisa menghela napas.
***
Hello!
Apa kabar guys?
Gimana untuk part ini?
Maaf ya kalau misalnya ada typo yang membuat kalian kurang nyaman.
Oh ya, kalau kalian mau ngasih saran boleh kok. Comennt aja dibawah!:)
Btw, maaf ya kalau misalnya part nya terlalu pendek. Nanti part selanjutnya akan di usahakan panjang.Jangan lupa untuk di comennt dan vote ya guys!
Thank you!❤
KAMU SEDANG MEMBACA
ADELBIAN (REVISI)
Teen Fiction[On Going ] Bercerita tentang seorang murid laki-laki bernama Bian Karel yang suka membully di sekolah SMA Prima. Dan seorang murid perempuan cupu bernama Adel Fidellia S. yang selalu berjuang untuk membela siapapun yang dibully. Awalnya Bian sang...