13. Bahagia

193 84 52
                                    

    Happy reading
          
   ***
"Lu itu sahabat gue yang persis seperti kupu-kupu yang sulit untuk digapai. Namun ketika sudah tergapai, lu membuat hidup gua berwarna." _Adel Fidellia

SEORANG cewek yang sedang duduk di meja pojok sambil melamun menatap jalanan luar. Bian. Nama itu sukses membuat cewek itu menjadi melamun memikirkannya. Perkataan Bian masih terus berkelana di otaknya. Bagaimana caranya ia bisa menghadapi hari-harinya yang menyebalkan akibat seorang cowok yang terusik mengusiknya.

    Adel tidak mau kabur dari masalah, apa lagi ia orang yang pertama berani melawan Bian. Adel akan terus berusaha untuk menghapus bully dari SMA Prima. Bagaimana pun caranya.

"Aku pasti bisa" ucapnya penuh keyakinan.

"Woy! Lu ngapain disini?" tanya Clarissa tiba-tiba yang sudah berdiri di depan Adel dengan wajah binggung. Perkataan Clarissa sontak membuat Adel kaget.

"Astaga! Lu kapan di situ?" tanya Adel kaget sambil mengelus dadanya.

"Ebuset nih anak. Gua nanya, dia nanya balik" ucap Clarissa sambil geleng-geleng kepala.

"Barusan," ucap Clarissa sambil menggeser kursi yang ada di samping Adel. Ia pun mendudukkan bokongnya di kursi tersebut.

"Kenapa menyendiri?" tanya Clarissa sambil menatap Adel.

"Gak pa-pa. Cuman ingin menghilangkan suntuk doang" kata Adel berbohong.

"Oh. Gua ada saran bagus nih," ucap Clarissa sambil tersenyum. Clarissa yakin, saran ini akan membuat Adel menjadi semangat. Karena ia sangat tau kesukaan Adel  ketika bosan atau suntuk.

"Bagaimana kalau kita shopping?" tanya Clarissa sambil menaikkan kedua alisnya, "Kan sudah lama tuh kita tidak pernah shopping di karenakan kesibukan kita." ucap Clarissa memberi pendapat.

"Saran yang top!" kata Adel sambil mengangkat jempolnya.

"Jadi setuju nih kan" tanya Clarissa memastikan dan diangguki oleh Adel.

"Lu memang yang terbaik Sa. Lu tau semuanya tentang gua," ucap Adel terharu sambil memeluk Clarissa.

Sementara Clarissa hanya tersenyum sambil membalas pelukan Adel.

***

Sepulang dari kafe, dua cewek berambut panjang yang di gerai itu langsung mengemudikan mobilnya menuju mall. Selama di perjalanan, wajah Adel sudah berseri-seri. Ia sudah membayangkan belanjaan yang ingin di belikannya. Adel sangat suka dengan shopping ketika dia lagi bosan. Dengan shopping kebosanannya pun akan hilang.

Lima belas menit kemudian mereka sudah sampai di mall. Mereka tidak membutuhkan waktu yang lama untuk sampai di mall karena letaknya yang tidak cukup jauh dari kafe.

"Akhirnya" ucap Adel sambil keluar dari mobil dan disusuli eh Clarissa.

Clarissa yang melihat raut wajah senang dari Adel langsung tersenyum. "Ayo masuk!" ajak Clarissa sambil memegang tangan Adel.

"Wow!" ucap Adel ketika mereka sudah berada di dalam mall. Mall hari ini cukup ramai sehingga membuat Adel ingin berbelanja puas. " Let,s go berbelanja" ucap Adel sambil berjalan meninggalkan Clarissa yang masih menatap sekeliling mereka. Ia sama sekali tidak tau kalau Adel telah berjalan duluan.

"Del. Rame ya," ucap Clarissa yang masih melihat sekelilingnya. "Del. Gimana kalau.." ucapnya terputus ketika melihat samping tidak ada Adel. "Ebuset nih anak udah ninggalin gue aja!" gerutu Clarissa kesal. Ia pun melihat kedepannya yang ternyata Adel sudah sangat jauh jaraknya dengannya.

"Woi! Tungguin gua" teriak Clarissa kencang membuat semua orang langsung menoleh cepat kearahnya. "Kenapa lihat-lihat? Cantik ya gua? Kalau itu mah udah pasti!" jawab Clarissa sambil menatap orang-orang di sekitarnya. Setelah itu pun ia pergi meninggalkan semua orang yang menatapnya.

Semua orang yang melihat tingkat Clarissa langsung geleng-geleng kepala. Mereka mengira Clarissa adalah orang gilak yang kabur dari rumah sakit jiwa. Bagaimana tidak, Clarissa berteriak-teriak di mall. Setelah itu ia pun bertanya dirinya cantik. Belum di lagi dijawab sama mereka tapi Clarissa sudah mengatakan dirinya cantik. Jadi perkiraan mereka pun enggak salah lagi kalau misalnya Clarissa memang orang yang gila.

"Del," panggil Clarissa dengan napas terengah-engah.

"Kenapa?" tanya Adel yang tidak merasa bersalah sambil asik melihat baju-baju yang berada di depannya.

"Lu itu tega amat sih ninggalin gue. Kalau gue di culik gimana?" tanya Clarissa kesal.

"Gak ada yang berani culik lu! Soalnya..." ucap Adel terhenti sambil melihat Clarissa. " Lu itu jelek," ucap  Adel lagi sambil tertawa dan berlari dan langsung berlari secepat kilat dari toko baju.

"ADEL!!" teriak Clarissa kencang membuat semua orang yang ada di toko baju menghentikan kegiatan mereka dan langsung menoleh cepat kearah Clarissa. Teriakan Clarissa seperti gunung yang akan meletus membuat semua orang menutup kupingnya. "Awas lu ya!" ucap Clarissa sambil berlari menyusul Adel yang jaraknya sudah jauh dengan Clarissa.

***
Jangan lupa vote and comennt guys!
Thank you!❤🌼

ADELBIAN (REVISI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang