17. Keberanian (2)

174 70 58
                                    

Happy reading!

***

"Gak semua yang ada dipikiran kita itu sama dengan dipikiran orang lain." -Adel Fidellia

"Lu apa-apaan sih! Dia kan sudah minta maaf!" bentak Adel yang tidak habis pikir melihat kelakuan Bian. "Lu kelewat batas tau gak!" ucapnya lagi sambil geleng-geleng kepala.

Anak Compacto dan semua yang berada di kantin melihat Adel memarahi Bian, langsung membelalakan mata. Mereka kaget karena Adel berani ikut campur urusan Bian yang notabednya ketua Compacto.

"LU GAK USAH IKUT CAMPUR!" hardik Bian sambil menggebrak meja.

"Gua wajar ikut campur karena lu udah kelewat batas!" bentak Adel sambil menatap Bian dengan tatapan tajam. "Lu sekarang balik aja ke kelas" perintah Adel sambil menepuk pundak cowok yang sejak dari tadi menunduk ketakutan.

"Tap...." ucap cowok itu terhenti.

"Udah lu balik aja!" suruh Adel.

Cowok itu pun langsung pergi dari kantin meninggalkan Adel. Bian yang tidak habis pikir lihat jalan cewek yang berada didepannya ini membuat ia langsung berjalan ke arah Adel.

"Berani sekali lu nyuruh dia balik? Emang hak lo apa?" tanya Bian sambil mendekat ke arah Adel membuat Adel memundur.

Semua orang yang melihat itu pun langsung ketakutan. Mereka tidak berani ikut campur melerai Bian dan Adel. Karena kalau mereka ikut campur, sama saja mereka cari mati.

"Oh, atau lu mau jadi pahlawan ya di sekolah ini supaya lu dicap sebagai ratu penyelamat? tanya Bian yang semakin mendekat ke Adel. "Jangan jadi sok pahlawan di sekolah ini kalau lu masih penakut!"

"Gua bukan penakut kaya orang-orang yang seenaknya lo tindas! Gak semua orang itu sama di mata lu!" ucap Adel membuat Bian dan semua orang yang berada di kantin kaget. Mereka sangat kaget karena Adel berani melawan Bian.

Adel sebenarnya takut dengan Bian. Namun, ia menutupi semua itu dengan pura-pura tenang di depan Bian.

"Dari pada waktu gua termakan dengan perdebatan yang gak berarti ini, mending gua balik ke kelas" ucap Adel sambil berjalan meninggalkan Bian. Namun, langkahnya terhenti saat disaat seseorang memegang tangannya.

"Woy, jangan seenaknya lo pergi dari sini!" bentak Nathan.

"Terus gue mau buat apa lagi di sini? Meladeni lu semua? Atau gua perlu konser BTS disini biar lu semua hatinya adem?" tanya Adel sambil memutar bola matanya dengan malas.

"Kurang ajar lu ya!" ucap Nathan sambil ingin melayangkan tamparan kewajah Adel. Namun, langkahnya terhenti ketika seorang cowok memegang tangannya.

"Biarkan aja dia pergi!" ucap Bian membuat Nathan kaget termasuk semua teman-temannya.

"Li. Itu Bian kesambet apaan? Kok dia ngelepasin tuh cewek?" timpal Adriel sambil berbisik.

"Keknya bos lagi kesambet jin" jawab Gali.

"Wah gila. Ada juga jin yang mau masuk ke tubuh bos yang kekar ya"

Gali menganggukan kepalanya. "Iya" jawab Gali.

Gue suka gaya lo Del melawan Bian. Batin Alex sambil menyeringai.

ADELBIAN (REVISI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang