26. Rusak!

127 46 65
                                    

Happy reading!

"Lo kenapa? Datang-datang tuh muka udah kusut aja," ujar Clarissa sambil menatap  Adel yang baru datang dan langsung duduk di sampingnya dengan wajah cemberut.

Adel mengembuskan napasnya. "Gue dipermalukan sama Bian didepan semua orang," ujar Adel membuat sahabatnya itu langsung menggebrak meja.

"Lo dipermalukan? Kurang ajar benar tuh cowok! Gak bisa dibiarin nih," ujar Clarissa sambil berdiri dan beranjak dari tempat duduknya.

Adel juga ikutan berdiri dan langsung memegang tangan Clarissa. "E mau kemana?" tanya Adel.

"Mau jumpain tuh cowok lah! Enak aja dia berbuat sesuka hati sama lo," ujarnya yang tidak terima.

"Enggak usah. Lagian gue gak pa-pa kok," ujar Adel menyakinkan Aurora. Adel sama sekali tidak ingin sahabatnya berurutan dengan cowok temperamental seperti Bian.

Aurora langsung mengembuskan napas nya dan kembali duduk. "Del, mau sampai kapan lo terus-terusan dipermalukan seperti ini? Mendingan lo gak usah lagi membela murid yang dibully Bian. Gue gak mau lo kenapa-kenapa,"

Adel langsung menggelengkan kepalanya. "Gue gak bisa, Sa. Lo sendiri tau kan tujuan gue datang ke sini karena apa? Gue gak mau perjuangan gue datang ke sekolah ini sia-sia."

"Terserah lo, Del. Gue capek ingatin lo terus. Intinya kalau lo dipermalukan lagi, lo bilang sama gue," ujar Aurora  membuat Adel menganggukan kepalanya dan tersenyum. Meskipun sahabatnya itu kesal dengan tindakannya, tapi ia tetap juga ingin melindungi.

***

"SIALAN!!" pekik Bian. Cowok itu sedang berdiri di belakang halaman sekolah dengan tangan yang mengepal.

"Lo ngapain berdiri di situ?" tanya Alex yang tiba-tiba datang membuat cowok itu menoleh kebelakangnya.

"Mau ngapain lo ke sini? Mau meng-ejek gue karena di permalukan di depan semua orang, iya?!" hardiknya membuat Alex diam dengan tangan yang berada di saku celana.

"Kalau itu tujuan lo, mending lo pergi dari sini!," usir Bian membuat cowok itu tidak menggubris perkataannya.

"Salah besar lo, Ian. Kalau lo mengira gue mau meng-ejek lo," ujar Alex sambil mendekat ke arah Bian. Sekarang cowok itu sudah berdiri di samping Bian.

"Gue tau lo kesal karena cewek itu mempermalukan lo didepan semua orang, kan? Tapi itu bukan salah tuh cewek. Yang salah itu elo karena lo yang mulai duluan mempermalukan dia," tegur Alex.

"Lo membela tuh cewek?" tanya Bian sambil mengerutkan dahinya. Cowok itu sama sekali tidak habis pikir melihat Alex. Bisa-bisanya temannya membela cewek yang membuat harga dirinya turun di depan semua orang.

"Gue enggak belain dia. Tapi itu emang kenyataan. Coba sekali-sekali lo introspeksi diri. Jangan hanya ingin dimengerti, tapi ngertiin orang juga,"

"Diam lo! Lo gak tau apa-apa!' sanggahnya membuat Alex menyeringai.

"Lo salah, Ian. Terkadang lo terlalu gampang menilai orang dari luar tanpa melihat dalamnya."

"Gue gak peduli apa yang lo bilang. Dan sekarang tujuan gue, akan membuat cewek itu tersiksa di sekolah ini," ujar Bian membuat Alex langsung memandangnya dengan sorot tajam.

ADELBIAN (REVISI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang