16. Keberanian (1)

171 76 52
                                    

Happy reading!

***

Bel berbunyi menandakan waktunya jam istirahat. Semua murid berhamburan keluar dari kelas, termasuk Adel dan Clarissa juga berhamburan keluar dari kelas menuju ke kantin.

Sesampainya di depan pintu kantin

"Lu mau makan apa Del? Biar gua peseni" ujar Clarissa.

"Nasi goreng aja," ujar Adel sambil memberikan uang.

Clarissa pun langsung menerima uang Adel. " Oke. Lu cari meja yang kosong ya" ujar Clarissa sambil pergi meninggalkan Adel yang masih berdiri di depan pintu.

Adel pun masuk ke dalam kantin. Dilihatnya ada meja kosong dan kursi kosong yang letaknya dekat dengan meja kakak kelasnya. Ia pun langsung duduk di kursi kosong itu. Setelah sepuluh menit Adel menunggu, akhirnya Clarissa datang.

"Ini pesanan lu" ujar Clarissa sambil meletakkan dua nasi goreng di meja.

"Makasih Sa," ujar Adel tersenyum. Adel pun mulai memakan sesuap nasi goreng.

"Eh, Del. Coba lu lihat kebelakang. Itu ada apaan ya?" tanya Clarissa sambil menunjuk belakang Adel.

Adel pun langsung menoleh ke belakang," Apasih Sa! Gak ada apa-apa" gerutu Adel kesal. Ia pun membalikkan tubuhnya lagi kedepan. "Lu ngerjain gua ya?" tanya Adel sambil menatap Clarissa.

"Enggak kok" ujar Clarissa santai sambil memakan nasi gorengnya.

Adel yang tidak mau ambil pusing memikirkan kejadian itu, langsung melanjutkan kembali memakan nasi gorengnya. Namun ia heran dengan nasi gorengnya.

"Lu ngambil kerupuk gua ya?!" tukas Adel.

Clarissa cengar-cengir, "Habisnya kerupuk lu banyak Del."ujar Clarissa.

"Jadi karena kerupuk gua banyak, lu ngambil kerupuk gua diam-diam?" tanya Adel kesal.

"Lu marah? Cukup tau lah gua batas pertemanan lu hanya sebatas harga kerupuk doang," Clarissa berdecak kesal.

"Lah? Kok jadinya lu yang marah?"

"Lu sih, masa kerupuk doang pelit amat. Ingat. Orang pelit kuburannya sempit!"

"E lontong! Kalau lu mau minta kerupuk aturannya bilang-bilang, pasti gua kasih. Meskipun yang gue kasih cuman satu"

"Yaudah maaf-maaf. Btw kok lu tau gua ambil kerupuk lu? Jangan-jangan lu dukun ya?" tanya Clarissa sambil memicingkan matanya.

Adel yang mendengar kata dukun langsung menoyor kepala Clarissa. "Sembarangan lu!"

Clarissa hanya tertawa melihat Adel yang kesal. Namun, tertawanya hanya sebentar dikarenakan suasana kantin yang tiba-tiba menjadi hening.
Sekarang di pintu kantin, anak geng Compacto semua sedang berdiri. Semua murid yang berada dikantin langsung hening dan menundukkan kepalanya. Seperti biasa, geng Compacto pun langsung menuju ke meja kosong yang biasa mereka tempati yang letaknya paling pojok.

"Yang pesani siapa?" tanya Nathan yang sudah mendudukkan bokongnya dikursi.

"Lu aja deh" suruh Adriel.

"Gue malas. Lu lihat tuh, semua murid banyak antre" ujar Nathan sambil menunjuk anak murid yang sedang mengantre.

"Jadi siapa ini?" tanya Alex sambil memegang ponsel.

"Woi! Tolong pesani makanan kami" perintah Nathan sambil menepuk pundak seorang cowok yang barusan lewat dari meja mereka.

"Tapi kak..." ujarnya terhenti saat Adriel menatapnya tajam.

"Kenapa? Lu gak mau pesani kami makanan?"tanya Adriel sambil menatap tajam.

"E... Enggak kok kak. Orang kakak mau makan apa?" tanya cowok itu yang sudah gemetar ketakutan melihat semua anak geng bully yang menatapnya.

"Gua nasi goreng" ujar Adriel. " Lo semua mau pesan apa?" tanya Adriel.

"Samakan aja!" ujar mereka serentak.

"Semua nasi goreng" ujar Adriel samb menatap cowok itu.

"Baik kak. Saya pesani dulu" ujar cowok itu sambil berjalan meninggalkan geng bully.

Adel yang mendengar perintah dari salah satu anggota geng bully membuat ia geleng-geleng kepala.

Tidak tau diri banget! Punya tangan dan kaki tapi suka-suka nya menyuruh anak orang. Batin Adel

Gali yang dari tadi sudah sangat lapar, membuat ia mengambil sendok dan garpu yang berada di meja. Ia memukul meja dengan sendok dan garpu. " Kasu! Kasu!" ujar Gali.

"Astaga! Nih anak macam Marsha and the Bear. Jangan-jangan ini abangnya Marsha and the Bear yang hilang" ujar Adriel sambil geleng-geleng kepala.

"Bisa jadi tuh" ujar Alex sambil menganggukan kepalanya.

Setelah lima belas menit mereka menunggu makanan, akhirnya makan mereka pun datang. Gali yang melihat makanan datang pun matanya langsung berbinar-binar.

"Ini makanan orang kakak" ujar cowok itu sambil meletakkan makanan mereka satu persatu di meja.

"Lu lama banget!" ujar Gali sambil merampas makanan yang masih dipegang cowok tersebut.

"Maaf kak" ujar cowok itu sambil melanjutkan meletakkan makanan mereka. Ketika ingin meletakkan satu makanan lagi,makanan itu terjatuh di depan Bian, membuat Bian langsung berdiri dari kursinya dan langsung menatap tajam cowok itu.

"APA-APAAN LU, HA?!" hardik Bian sambil menggebrak meja dengan satu tangannya.

"Maaf kak! Maaf! Saya gak sengaja" ujar cowok itu sambil menunduk ketakutan.

"Lu bilang gak sengaja?!" tanya Bian yang emosinya sudah membesar. Semua teman-teman Bian yang melihat itu langsung menghentikan makanan mereka. Termasuk Gali yang dari tadi makan dengan rakus terpaksa harus dihentikan.

"KALAU LU MEMANG GAK SUKA DENGAN GUA, BILANG!" pekik Bian sambil mengambil air putih yang berada di sampingnya dan langsung menyiramkannya diwajah cowok itu. Cowok itu pun hanya bisa menunduk ketakutan.

Semua murid yang berada di kantin langsung kaget. Termasuk Adel yang sudah membelalakan matanya.
Bian sudah tidak peduli lagi dengan semua murid yang ada dikantin yang menatapnya dengan heran ataupun kaget. Emosinya sekarang sudah membesar. Ia pun mengambil nasi goreng Gali dan ingin mencampakkan nasi goreng ke wajah cowok itu. Namun,langkahnya terhenti saat seseorang cewek datang kemeja mereka.

"STOP!"

***
Hello guys! Apa kabar?
Gimana untuk part ini? Penasaran? Koment yuk!!!

Jangan lupa vote and comenntnya.
Thankyou!❤🌼

ADELBIAN (REVISI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang