Chapter 14 : Twinge

17 1 0
                                    

"Uri sagwineun saiyeosseo (kita pacaran)?"

Ren membelalakkan matanya. Oke, ini tidak lucu. Sungmi sudah mengingat bila mereka adalah sepasang kekasih. Tak akan lama lagi, Sungmi akan mengingat kejadian itu. Ren berdiri, juga menarik Sungmi berdiri. "Udah mulai gelap, kita pulang, yuk."

"Oi eobseo. Naega meonjeo geobaekhaesseo (tidak masuk akal. Aku mengungkapkan perasaanku terlebih dahulu)." gumam Sungmi membuat Ren terkikik. Jadi Sungmi mengingat malam itu, saat mereka jadian?

"Kau tertawa, hah?" Sungmi menghela nafas keras. Benar-benar, apakah ia sudah gila mengakui perasaannya duluan? Tapi, sadar tidak sadar, tadi ia juga mengutarakan isi hatinya terlebih dahulu. Sungmi memukul kepalanya yang memang sakit. "Micheosseo, byeonhaji anha (gila, kau tidak berubah), Kim Sungmi."

Ren menarik tangan Sungmi yang tadi memukul kepala Sungmi dan sedikit menarik tangan tersebut agar Sungmi menghadap kepadanya. Jantung Sungmi kembali berdetak kencang. Ia membeku. Ren menajamkan matanya. "Sudah ku bilang aku benci melihatmu tersakiti."

Sungmi mengedipkan matanya beberapa kali sebelum akhirnya menyerap perkataan Ren. Ia menaikkan sudut bibirnya. "Tetep gombalnya, ya?"

Ren melepaskan genggaman tangannya.

"Jadi bagaimana? Kita... jadian?" tanya Sungmi yang benar-benar penasaran dengan hubungan mereka.

"I-itu kan waktu gua di Korea." jawab Ren salah tingkah.

"Jadi kita udah putus?" goda Sungmi yang senang melihat tingkah lucu Ren saat salah tingkah. Lihat, Ren langsung menggunakan bahasa Indonesia saking groginya.

"Engga, lah! Orang gua masih sayang sama elu." jawab Ren tak terima. Sadar akan perkataannya, refleks, Ren mengalihkan pandangannya ke arah lain.

Sungmi kembali melebarkan senyumannya. Ren sangat menggemaskan! Sungmi berdeham. "Perasaan gue juga masih sama, kok."

Kaget, ia menoleh pada Sungmi. Tak menyangka dengan tanggapan Sungmi oleh pernyataannya. Sungmi kembali bertanya. "Jadi kita masih jadian?"

Ren tidak menjawab. Apakah Ren masih khawatir dengan kejadian buruk yang menimpa Sungmi di masa lalu? "Kenapa kamu mikirin hal buruk itu doang, sih? Aku ngerasa aku engga takut buat inget masa lalu. Ini aja, sekarang, aku inget pas jadian sama kamu."

Ren tersenyum, entah karena merasa lebih tenang atau bagaimana, ia memeluk Sungmi. Sungmi memeluk balik Ren. "Geunyang nae yeope isseojwo, butakhalge (tetaplah berada di sampingku, kumohon)."

Permintaan Sungmi membuat Ren memejamkan mata. Benar, ia harusnya berada di samping Sungmi, seberat apa pun situasinya. Ia memutuskan. "Okay, aku bakal di samping kamu terus, aku janji."

Mendapatkan kepastian dari Ren membuat Sungmi tenang. Senang, ia mengeratkan pelukannya pada Ren. Sesaat kemudian, ia teringat sesuatu. "Besok kita ke acara tunangan seonbae (kakak senior), kan?"

Pertanyaan Sungmi membuat Ren melepas pelukannya. Ia memicing. "Seriously, Sungmi. Kamu mau ketemu Minjung lagi? Tadi juga kenapa kamu pake sok-sokan ngehalangin aku, sih?"

"Seonbae kelihatan bahagia banget."

Jawaban Sungmi sangat tidak masuk akal bagi Ren. Kesal, ia menahan amarahnya dan mempertegas perkataannya pelan. "Kamu kelihatan sakit, banget."

Mengingat perbincangan Namhyuk membuat Sungmi mengerti sekarang, semarah apa pun kesimpulannya Ren hanya mengkhawatirkan dirinya. Namun, Ren melupakan sesuatu. Ia menatap tangan Ren, lalu meraihnya. "Kalau aku megang tangan ini, aku bisa lebih kuat, kok."

(Un)Lucky EnamorTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang