"Ribet banget timbang mau makan doang" Ujar seorang gadis bernama Nayna yang mulai jengah dengan tema pembicaraan saat ini. Karena sedari tadi dia dan sahabatnya sedang membicarakan tentang perayaan ulang tahun salah satu dari mereka. Dan belum menemukan titik terangnya.Saat ini mereka sedang berada di kelas karena Para Guru sedang mengadakan rapat dadakan. Alhasil beginilah sekarang. Kelas sudah seperti Pasar. Sangat berisik.
"Lo ya daritadi diem aja, sekalinya ngomong tajem banget" balas Bora, salah satu sahabat Nayna.
"Iya elah. Tajem aned sampai menghunus jantungku kaka" kini giliran Kana yang menyahuti dengan kelebayan nya yang langsung mendapat tatapan tajam dari Nayna.
"Kagak Nay kagak, canda doang gue mah"
"Ya lagian lo pada ribet banget. Yang punya acara birthday aja diem daritadi" Nayna melirik kepada Alin yang sedari tadi diam. Padahal ini Birthday nya. Sahabatnya yang ribet dia terima beres saja begitu pikir Alin.
"Gue mah terserah kalian mau dimana, biar kalian aja yang mumet gue mah terima putusan sidangnya aja" Ucap Alin sambil cengar cengir dan sedikit melirik ke arah Nayna yang menatapnya dengan muka datar yang membuat dia sedikit takut.
Sekedar informasi Nayna memiliki 4 orang sahabat ada Bora, Alin, Kana, dan Nada. Tapi saat ini mereka hanya berempat karena Nada sedang izin tidak masuk sekolah.
"Mereka berdua aja gue kagak" setelah mengucapkan itu keadan diantara mereka berempat menjadi hening.
"Gini aja lah Birthdaynya lo kali ini makan - makan di Caffe biasa aja gimana Lin ? yang sederhana aja gitu" Usul Nayna memecahkan keheningan diantara mereka.
"Oke oke aja sih gue mah. Lo berdua gimana ?" tanya Alin kepada Bora dan Kana
"Yaudah lah gapapa"
"Ayo aja gue mah"
"Oke kalo gitu udah fix ya ini di Caffe biasa kita ya?" tanya Nayna kepada sahabatnya. Yang langsung diangguki oleh ketiganya
"Nanti si Nada jangan lupa dikabarin" lanjut Nayna
"Iya. By the way Cuma kita berlima gitu Nay ?"
"Serah lo lah, yang punya acara aja lo masa nanya gue"
"Hehe iya juga sih. Maaf ndoro jangan marah ya" Ujar Alin dengan kedua telapak tangannya yang menyatu didepan dada dan menatap Nayna dengan senyum nya yang dibuat semanis mungkin. Membuat Nayna memutarkan bola matanya
"Lo pada kan punya pacar. Ajak dah tuh" Sahut Nayna acuh tak acuh
"Oke deh. Tapi Nay kita bertiga kan ngajak pacar masing masing nih, kalo lo ngajak siapa ?" Memang diantara mereka berempat hanya Nayna lah yang masih sendiri a.k.a Jomblo sahabat.
"Nah iya tuh Nay lo mau ngajak siapa ?" Imbuh Bora dengan tawa yang ia tahan.
"Kalo Nada mah pasti gampang, cowonya banyak euy" Ujar Alin menyebutkan sahabatnya yang memiliki banyak cowok.
"Mau ngajak Mang Sholeh lo Nay ?" Kana tidak mau kalah. Dia juga ikut menggoda Nayna.
"Kampret lo pada, gue pergi sendiri juga bisa elah. Segala bawa - bawa Mang Sholeh lagi lo" Mang Sholeh merupakan tukang kebun yang telah lama bekerja di rumah Nayna. Mungkin kurang lebih sudah 10 tahun.
"Hahaha jadi obat nyamuk terus lo" Ucap Alin dengan tawa yang telah meledak diikuti oleh Kana dan Bora hal itu membuat Nayna mendengus kesal. Tapi tak urung jua di juga ikut tertawa bersama ketiga sahabatnya.
---
"Bundaaa" teriak Nayna ketika sampai di rumahnya setelah menempuh perjalanan kurang lebih 15 menit dari sekolahnya.
"Heh kamu tuh masuk rumah langsung teriak aja" Omel Irma. Bunda Nayna.
Nayna hanya cengar cengir mendengarkan sedikit omelan dari bundanya, "Hehe iya bun, maapin yak"
Bunda hanya mendengus kesal mendengarkan apa yang Nayna katakan, "kamu tuh kebiasaan. Udah sana ke Kamar bersih - bersih badan habis itu makan"
"Iya Bundaku sayang. Ndoro ke kamar dulu ya" Ujar Nayna dengan cekikikan. Dan membuat Bundanya semakin kesal
Di rumah yang bisa dikatakan cukup besar ini Nayna hidup bersama Kedua orang tuanya dan Abangnya yang bernama Bara. Ah ya asisten rumah tangga, tukang kebun, dan sopir pun tinggal disini. Bundanya - Irma - memiliki toko bunga yang letaknya tidak jauh dari rumah. Sedangkan ayahnya merupakan Direktur Utama di salah satu Perusahaan ternama di Bandung. Dan abangnya yang bernama Bara masih kuliah disalah satu Universitas di Bandung.
Setelah hampir satu jam membersihkan diri Nayna pun berjalan menuruni tangga menuju ke Meja makan. Sesampainya di meja makan Nayna langsung mengisi piringnya dengan Nasi dan Sayur juga lauk Pauk yang sudah disediakan oleh Bunda.
"Bunda mau ke Toko ?" tanya Nayna saat melihat bundanya yang sudah berdandan cantik
"Iya Bunda mau ke toko. Kenapa ? mau ikut ?"
"Engga lah Bun, kan Nay Cuma nanya" jawab Nayna setelah menelan makanan yang ada dimulutnya
"Huhh kamu tuh. Yaudah Bunda berangkat ya. Itu jangan lupa diberesin semua" ujar Bunda sembari menunjuk Meja makan
"Iya Bun. Titidj Bundaku"
"Dasar anak alay" Nayna tertawa mendengar apa yang diucapkan oleh Bundanya
"Ya kan ini nurun dari Bunda"
"Mana ada Bunda mah gapernah alay kayak kamu gitu"
"Iya gitu ? kayaknya Bunda malah lebih alay deh dari aku" bantah Nayna yang langsung mendapatkan pelototan dari Bunda.
"Sabodo teuing ah. Debat sama kamu mah ga bakal kelar. Jadi pusing Bunda"
"Yeu tapi-----" ucapan Nayna terpotong karena Bundanya langsung berjalan keluar rumah tanpa mau mendengarkan apa yang akan dikatakan oleh Nayna
"Untung Bunda Gue" Ujar Nayna yang setelahnya langsung melanjutkan makan dan segera membereskan meja makan.
Assallamualaikum
Haiii
Gimana ceritanya ? btw ini cerita pertama aku jd maaf ya kalo masih berantakan dan Ga jelas hehe
Kalo mau ngasih saran buat cerita aku juga boleh ko hehe...Jangan lupa Vote dan Komen nya ya🙃
Mau next kapan nih ?
08 Agustus 2020
KAMU SEDANG MEMBACA
NAME
Teen FictionF R I E N D Z O N E Itulah kata yang tepat untuk mendeskripsikan hubungan antara Nayna Amita. Gadis cantik yang pintar, baik meskipun terkadang dia juga slengean dengan Cowok ganteng sifatnya sebelas dua belas dengan Nayna. Mahesa Ekadanta namanya. ...