Prolog#

134 17 1
                                    

Lagu mengalun dan cahaya sore menerangi langit. Terlihat cakrawala memanggil mentari dan gelap pun mulai menggantinya. Kini tinggal menunggu kehadiran bulan dan para bintang yang setia menerangi gelapnya malam.

Di penghujung sore itu, Renayra masih asyik berkutat dengan laptopnya disebuah cafe yg jarak nya tak cukup jauh dari rumahnya. Sambil meneguk secangkir coffe late favoritnya.

"Apaan sih ini jawabannya, susah banget perasaan. Huh!"

Triingg..

Lonceng di pintu cafe berbunyi. Tanda seorang pelanggan masuk kedalam cafe. Hal itu langsung menarik perhatian Renayra. Bukan karena suara lonceng nya. Namun, seseorang yang berdiri diambang pintu. Matanya terpaku pada sosok pria tinggi yang memakai sweater Hoodie berwarna abu-abu polos.

"Siapa tuh cowok, kok cakep banget. Lumayan hehe." Batin Nay.

Renayra tersadar dari lamunannya saat cowok itu melewatinya.

"Kenapa mbak? Gitu amat lihatin saya. Naksir ya?" Ujar cowok itu.

"Maaf, siapa ya? Saya nggak kenal situ!"

Renayra kembali sibuk dengan tugasnya. Namun matanya terus-terusan melirik ke arah cowok tadi.

"Sadar Nay, sadar!! Kamu itu lagi belajar, jangan ngelantur kemana-mana deh." Batin Nay menyadarkan pikirannya.

Renayra kesal sendiri lalu berkutat dengan laptopnya. Suara lonceng kembali terdengar. Bukan seseorang masuk. Namun, pria yang Nay perhatikan tadi keluar dari cafe. Membawa coffe pesanannya pulang.

"Siapa sih itu cowok? Kok Nay jadi penasaran. Sudahlah, lanjut nugas dulu." Ucap Nay sambil memangku dagu nya.

***












HOPE YOU LIKE THIS-!!❤️

Ig: @neshya_oct22
Ig: @intanaazzhrptrii

Can'T Have~Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang