Nay kembali ke kelas saat jam istirahat untuk membawa tas nya. Petugas UKS menyuruh Nay agar pulang lebih awal. Devano ikut Nay ke kelas.
Nay menggendong tas nya yang sudah rapi.
"Makasih Devan udah mau nungguin Nay. Maafin Nay juga gara-gara Nay Devan jadi ketinggalan pelajaran."
"Gak papa, santai aja."
"Yaudah kalau gitu Nay pulang duluan. Bye Devan."
Langkah Nay terhenti ketika tangan nya tiba-tiba ditahan oleh Devano. Nay berbalik menatap Devano heran.
"Gw anterin." Ucap Devano tiba-tiba.
Muka Nay langsung memerah, tubuhnya membeku seketika mendengar ucapan Devano barusan.
"Eh? Apa? Devan anterin Nay? Devan mau anterin Nay emang?" Tanya Nay karena masih tak percaya.
"Iya, gw anterin."
Mata Nay terbuka lebar, Nay benar-benar senang melihat Devano yang perhatian padanya meskipun itu terjadi karena dia sedang sakit.
"Kalau begini, mending Nay sakit tiap hari deh. Gapapa yang penting Devan perhatian terus." Batin Nay.
Nay tersadarkan setelah Devan memanggil berulang kali.
"Mau pulang kagak?"
"Eh.. iya iya mau."
"Ya udah ayok."
****
Devano menuntun Nay hingga ke tempat parkiran, Nay mengikuti langkah Devano. Saat ini tangan Nay dipengang erat oleh Devano. Nay masih tidak percaya dengan yang terjadi saat ini.
"Devano itu susah ditebak kadang cuek banget tapi kalau udah perhatian sweet banget" gumam Nay dalam hati sambil tersenyum menatap Devano.
Devano terus menuntun Nay hingga sampai di parkiran,dia memerintah Nay untuk menunggunya mengambil motor.
"Tungguin gw ambil motor dulu"
Nay mengangguk. Setelah motornya berada dihadapan Nay, Devano menyuruh Nay menaiki motornya.
"Naik? Bisa gak? Apa harus gw bantu juga?" Tanya Devano
"Hehe.. Nay bisa kok sendiri, Nay kan bukan anak kecil"
"Tapi lo lucu kayak bocil" jawab Devano sambil tersenyum membuat Nay salah tingkah, seperti biasa pipi nya memerah, jantungnya berdegub sangat cepat.
"Udah ayok naik"
Nay mengangguk dan langsung menaiki motor.
Disempanjang jalan, mereka tak berbincang sedikit pun, membuat Nay geram. Nay langsung memikirkan sebuah topik untuk memulai pembicaraan dengan Devano. Tapi nihil, Nay malah semakin bingung, ia menunjukan wajah cemberutnya.
Devano yang sedari tadi fokus melihat jalan, teralihkan pandangannya. Melalui spion motornya ia melihat Nay yang ntah kenapa menjadi cemberut seperti itu. Devano gemas melihat ekspresi Nay yang seperti itu.
Nay yang mulai sadar tengah diperhatikan oleh Devano.
"Devan ngapain senyum-senyum gituuu?"
"Gw? Lo yang kenapa tiba-tiba manyun gitu hahaha"
Nay menundukkan kepalanya merasa malu, tapi ia juga merasa senang karena baru kali ini Nay bisa melihat Devano tertawa saat bersamanya.
"Lagian dari tadi heninggg aja, sampe kedengaran tu suara semut lagi ngobrol juga" jawab Nay bercanda
KAMU SEDANG MEMBACA
Can'T Have~
Teen Fiction[HIATUS + REVISI ULANG] Definisi "cinta" bagi seorang Renayra berbeda. Seperti mentari yang menyinari bulan agar sang bulan tetap bersinar. Walaupun tak mungkin memeluk namun tetap menghangatkan. Langit dan bumi membeku memberi kenyataan semu kepad...