"Ketika kamu mencintai, janganlah terlalu berambisi. Karena cinta tak selalu memiliki."
~ DEVANO FAUZAN PRASETYA~
****
"Sumpah ya Nya, lo tuh bucin tingkat akut heran." Terdengar lengkingan suara Icha.
"Iri bilang bosss!" Jawab Anya tak mau kalah.
"Puntennn, saha yang iri?? Gw tuh aneh aja bucin iya, punya pasangan aja engga eh jangan kan pasangan, gebetan aja kagak awkwkwk." Olok Icha.
Jam baru menunjukan pukul 06.30, tapi Anya dan Icha sudah berada di kelas, tanpa ada kehadiran Nay. Mereka tengah asyik membicarakan hal-hal random.
"Dah deh Nya, jan cemberut gitu. Mending selfi bareng yukk, buat di jadiin highligt IG." Bujuk Icha.
Anya pun menurut, mereka berdua terlihat asik berpose didepan kamera. Tiba-tiba..
Tok..tok..tokk...
Mendengar suara pintu diketuk, mata Anya dan Icha pun terfokus ke ambang pintu, dimana terlihat dua orang lelaki berdiri disana.
"Eh, ada Anya." Sapa salah satu dari lelaki itu.
"Eh, hai Ndra."
"Nya, ada Devano gak?" Tanya Ndra to the point.
Bukannya menjawab, Anya malah terlihat gugup. Pipi nya memerah entah kenapa. Anya lalu bertanya kepada Icha.
"Ehh, emm.. cha lu liat devan gak?"
"Kok lu nanya ke gw sih? Liat sendiri lah tasnya ada apa kagak." Jawab Icha sinis.
"Oiya, emm keknya Devan belum dateng Dra." Jawab Anya sambil cengengesan.
"Oh, gitu ya. Yaudah thx yaa. Bye Anya." Kata Ndra.
Di sela-sela pembicaraan mereka tadi, ada Gerald yang terus menerus mencuri-curi pandang kepada Icha. Icha sebenarnya menyadarinya, tapi ia tidak peduli. Anya pun sama-sama menyadari tingkah Gerald tadi.
"Woy Cha, Lo nyadar gak sih si Gerald perhatiin lo diem-diem gitu." Tegur Anya.
"Hem, terus gw harus apa?! Sekarang giliran gw, Lo nyadar gak sih pas si Ndra dateng pipi lo kek pake blush on!?" kata Icha mengalihkan pembicaraan.
"Hehe.. masa iya sih? jadi malu gw."
"Oh gw paham lo bucin ke Ndra kan, ok i see."
Anya pun terdiam malu-malu.
****
Walau terdengar suara ricuh para siswa di lapang parkir, tidak membuat seorang gadis merasa terganggu.Gadis itu duduk di kursi panjang yang berada ditaman dekat lapang parkir. Ia terlihat sibuk mengotak-atik layar ponsel nya.
"Huhh, Devan belum dateng ya." Ucapnya dengan wajah murung.
Brummm..bruummm..
Suara motor yang mungkin tidak terlalu sering didengar oleh Nay itu justru membuatnya menoleh dan langsung berlari ke arah suara itu.
Devano, iya suara motor tadi adalah suara motor milik Devano. Lelaki itu Turun dari atas motornya, lalu membuka helmn nya.
"Huftt.."
"Haii, Devan pagii.." sapa Nay
Devano tidak menjawab, Ia hanya melirik Nay dan kemudian langsung meninggalkan Nay begitu saja.
"Lohh kok ditinggal sihh, Devannn tungguuuuu!" Teriak Nay sambil berlari
Devano dan Nay berjalan, melewati banyak siswa dan siswi yang terlihat heboh melihat mereka berdua berjalan bersama meski tak berbarengan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Can'T Have~
Teen Fiction[HIATUS + REVISI ULANG] Definisi "cinta" bagi seorang Renayra berbeda. Seperti mentari yang menyinari bulan agar sang bulan tetap bersinar. Walaupun tak mungkin memeluk namun tetap menghangatkan. Langit dan bumi membeku memberi kenyataan semu kepad...