"Kita adalah ketidak sengajaan yang diatur dan dipertemukan dengan baik oleh tuhan. Meski tak tau bagaimana akhirnya, yang terpenting aku beruntung bertemu denganmu."
- Renayra Agatha Aprilia -
.
.
.****
Nay yang baru saja selesai membersihkan diri langsung merebahkan dirinya di atas kasur yang empuk. Dengan perasaan yang sangat bahagia, Nay kemudian mengambil ponsel nya yang tergeletak. Ia berniat untuk memberitahukan kabar gembira ini pada sahabat-sahabatnya.
Tertera nama Icha di layar ponsel Nay. Nay lalu membuat panggilan dengan Icha.
Tutt.. Tutt..
Terdengar suara Icha di seberang sana.
"Halo? Nay?"
"Ichaaaaa! Ichaa! Ichaaaaaaaaaaa!!!"
"Oy biasa aja kali, gw budeg nih!"
"Ehehe maaf. Abisnya Nay seneng banget inii."
"Seneng kenapa? Cerita dong Nay!"
"Yaudah, kita vidcall aja, ajak Anya juga."
Panggilan berubah menjadi videocall. Sekarang terlihat wajah Icha dan juga Anya yang baru saja bergabung di layar ponsel Nay.
"Ada apa ini? Gw baru beres makan." Ucap Anya.
"Gak tau tuh si Nay." Timpal Icha.
"Gini guys gini, Nay mau ngasih kabar gembira."
"Apaan? Cepetan!"
"Iya sabar kek, Nay mau ngasih tau kalau.. Nay gak jadi pindah dan bakalan tetap tinggal disini."
"Hah!? Beneran!?" Seru Icha dan Anya berbarengan. Mereka tidak percaya dengan apa yang Nay ucapkan.
"Iya beneran. Kata papa, Nay gak usah ikut pindah."
"Tunggu, tunggu, kalo lu gak ikut pindah, terus lu tinggal sama siapa?" Ucap Anya mengingatkan Nay. Pasalnya, Nay tadi langsung pergi ke kamar saat papa nya belum selesai menjelaskan.
"Eh, iya. Tadi sih kata papa Nay bakalan di titipin."
"Dititipin? Di panti asuhan gitu?" Gurau Icha.
"Ya kali Cha, apa-apaan nitipin di panti, kasihan bener tuh si Nay. Hahaha." Anya menyambung gurauan Icha.
"Guyss Nay lupa gak nanya ke papa Nay bakal dititipin ke siapa." jawab Nay
"Pasti lo kelewat seneng jadi gitu haha.." timpal icha
"Hehee.."
****
Setelah bercakap-cakap dengan sahabatnya, Nay memutuskan untuk bertanya kepada papa nya. Nay keluar dari kamar dan menghampiri papa nya yang sedang asyik duduk di sofa sembari menonton tayangan favorit nya.
"Papaa."
"Iya sayang."
"Maafin Nay pa,"
"Lah? Maaf buat apa?"
"Maaf, tadi Nay buru-buru ke kamar tanpa dengerin papa selesai ngomong. Nay kelewat seneng hehe."
Tawa papa Nay pecah saat itu juga. Beliau sudah menduga yang sebenarnya terjadi pada Nay.
"Iya gapapa. Mau dengerin penjelasan papa kan sekarang?"
"Iya pa, lanjut jelasin."
Papa Nay membenahi posisinya menghadap Nay. Mata Nay menatap wajah sang papa dengan lekat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Can'T Have~
Teen Fiction[HIATUS + REVISI ULANG] Definisi "cinta" bagi seorang Renayra berbeda. Seperti mentari yang menyinari bulan agar sang bulan tetap bersinar. Walaupun tak mungkin memeluk namun tetap menghangatkan. Langit dan bumi membeku memberi kenyataan semu kepad...