"Halo?.." Ucap Ibu Devano menyapa seseorang di seberang sana."Halo?.." Seseorang menjawab.
"Maaf, ini siapa ya? Tahu nomor saya dari mana?"
"Ini benar dengan ibu Aletha Wanda Agatha?"
Ibu Devano terkejut mendengar namanya disebut.
"Iya benar, saya sendiri. Maaf, ini siapa?"
"Aletha, ini aku Marvin"
"Marvin? Maaf?" Tanya Ibu Leta masih kebingungan
"Iyaa aku Marvin....."
Tuutttt...
Tiba-tiba sambungan terputus, ibu Devano tertegun sejenak. Devano heran dan coba bertanya.
"Siapa ma?"
"Entahlah, mungkin salah sambung."
Mendengar ibunya mengatakan itu, Devano tak menggubris dan langsung pergi ke kamarnya untuk beristirahat.
****
Sinar mentari memaksa masuk ke sela-sela jendela. Cahayanya membuat mata seorang gadis yang tengah tertidur lelap mulai perlahan terbuka. Mata nya tak kuasa menahan kantuk, tapi ia memaksa untuk tetap membuka matanya karena hari sudah kembali bersinar.
Gadis itu pun duduk dan merapikan rambutnya yang acak-acakan. Bola matanya berputar mecari keberadaan ponselnya. Seperti biasa ia menyimpan ponsel di meja tepat dipinggir kasurnya.
Dengan nyawa yang masih setengah terkumpul ia membuka layar ponselnya dan melihat jam yang sudah menunjukan pukul 07.00. Begitulah kebiasaan seorang remaja wanita zaman sekarang diwaktu libur, bangun siang. Apalagi ketika ada halangan untuk tidak melaksanakan solat subuh. //Itu mah Authornya aja kalee awkwkk:v
"Hufttt... Nay masih ngantukkk, Hoaammmm~" Kata Nay sambil menutup mulutnya.
Tiba-tiba..
Tokk..tokkk..tokkk..
"Nonn?"
Terdengar suara Bi Inah memanggil Nay.
"Iya bi?" Jawab Nay sambil berteriak.
"Udah bangun non, ayok sarapan. Bibi udah bikinin nasi goreng favorit non."
"Iya bii, bentar lagi Nay turun."
Nay mengambil langkah untuk turun dari atas kasurnya. Nay melihat selembar kertas terletak diatas meja belajarnya. Nay ingat itu kertas formulir pindahan sekolahnya. Nay pun mengambil selembaran kertas itu dan berniat memberikannya pada sang ayah.
Cklekkk..
Pintu kamar terbuka, Nay berjalan gontai dengan pakaian tidur pink bergambar beruang yang masih menempel dibadannya. Nay berjalan menuju lantai bawah tepatnya ke ruang makan dimana ayah nya berada.
"Pagii papa." Sapa Nay.
"Pagi sayang, baru bangun? Ayo sarapan." Papa Nay menjawab dengan lembut.
"Ehm, iya pah, hehe.."
Nay duduk di salah satu kursi di meja makan. Tepat berhadapan dengan ayahnya sambil menyodorkan selembaran tadi.
"Pah, ini formulir yang papa suruh isi kemarin." Sambung Nay.
"Oh, sudah di isi? Yaudah sini."
Mereka pun melanjutkan kegiatannya. Setelah selesai sarapan ayah Nay langsung berangkat menuju kantor tempatnya bekerja.
KAMU SEDANG MEMBACA
Can'T Have~
Genç Kurgu[HIATUS + REVISI ULANG] Definisi "cinta" bagi seorang Renayra berbeda. Seperti mentari yang menyinari bulan agar sang bulan tetap bersinar. Walaupun tak mungkin memeluk namun tetap menghangatkan. Langit dan bumi membeku memberi kenyataan semu kepad...