Tak terasa, seminggu terlewatkan, tanpa keluar rumah. Nay hanya diam di rumah karena masih kaget dengan kejadian seminggu lalu. Nay keluar dari kamar dan mendapati ayahnya sedang duduk di sofa sembari menikmati secangkir kopi hitam.
Nay mendatangi ayahnya dan duduk disampingnya.
"Pah.." Sapa Nay.
"Iya sayang?" Jawab Ayah Nay sambil menyeruput kopi nya.
"Besok kan masuk sekolah, berarti Minggu lusa kita berangkat?"
Ayah Nay terdiam sejenak.
"Iya begitu, kan papa udah kasih tau kita berangkat dua Minggu setelah masuk sekolah. Kenapa sayang? Kamu nggak mau pergi ya?"
"Iya pa," Nay mengangguk.
"Papa usahain ya sayang." Ucap ayah Nay.
Nay hanya menundukkan kepalanya.
"Kamu gak beres-beres buat besok? Besok kan sekolah." Tanya Ayah kepada Nay.
"Iya, Pah. Mau kok nanti malam." Jawab Nay.
"Kalau gitu, Nay ke kamar lagi ya pa." Lanjut Nay sembari berdiri dan melangkah ke arah kamar.
Tiba-tiba tedengar bunyi ponsel berdering.
Drttt..drtt...
+62**********
"Siapa ini nomor tak dikenal?" Tanya pria itu dalam benaknya
"Halo?" Ucap seseorang dalam telpon tersebut
"Iya?"
"Ini aku.... jadi bagaimana keputusannya, kami sekeluarga sudah siap"
"Ohh iya, nanti aku kasih kabar."
"Kalau sudah waktu nya langsung aja hubungi aku, aku tunggu kehadirannya"
Tuttt..
Telpon pun terputus. Pria itu kembali ke aktivitas nya semula menikmati secangkir kopi sambil membaca koran.
****
Pagi ini adalah hari pertama siswa-siswi SMA Cendrawana menempuh pelajaran di semester baru. Ada yang terlihat bahagia karena bisa bertemu teman-temannya kembali disekolah, ada juga yang terlihat sedih karena masa liburannya telah usai.
Di bandingkan dengan siswa-siswa lain, Nay justru terlihat murung. Mengingat minggu lusa Nay sudah tidak akan berada di sekolah ini lagi. Nay berusaha melangkahkan kaki nya walaupun lemas karena pikirannya sedang kacau saat ini. Bahkan karena hal itu, hari ini Nay datang lebih siang dari biasanya meskipun belum masuk ke kategori terlambat.
Nay menyusuri koridor SMA Cendrawana dengan wajah menunduk, padahal suasana disekolah lebih ricuhh dari biasanya. Nay melewati banyak siswa-siswa perempuan yang tengah asyik mengobrol hal terbaru yang ada disekolah.
"Eh, lo tau gak? Murid baru itu?"
"Ya tau lahh pasti, gans parahhh."
"Oiya, lo tau gak? katanya nih ya dia juga pinter gitu sering banget masuk Jumum."
"Bisa jadi saingannya si Nay nih. Eh, itu Nay. Nayyy woyy!"
Mendengar namanya disebut kepala Nay menoleh ke sumber suara, setelah itu ia mengangkat sedikit kepalanya pertanda bertanya apa.
"Lo bakal punya saingan prestasi deh Nay."
"Iya Nay, hati-hati lo kalah hahahaaa.."
Nay sudah tidak peduli, toh dia disini hanya tinggal benerapa minggu lagi. Mau ada saingan kek atau apalah dia sudah tak peduli.

KAMU SEDANG MEMBACA
Can'T Have~
Teen Fiction[HIATUS + REVISI ULANG] Definisi "cinta" bagi seorang Renayra berbeda. Seperti mentari yang menyinari bulan agar sang bulan tetap bersinar. Walaupun tak mungkin memeluk namun tetap menghangatkan. Langit dan bumi membeku memberi kenyataan semu kepad...