Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
L
ia melangkahkan kakinya begitu senang tatkala ia telah sampai di CGK airport.
Gadis dengan kemeja satin berwarna cream dan ripped jeans itu begitu senang sambil menggeret kopernya, entah senang karena ia kembali ke Jakarta atau senang karena hari ini orangtuanya tidak dapat menjemput Lia di bandara. Jadi, ia bisa pulang kerumahnya sendiri dengan bebas.
Tapi Lia begitu tersentak kala dua orang lelaki berpostur tubuh besar dan menggunakan jas rapi menghampirinya dan mengambil alih kopernya.
“Eh apa-apaan?!” sentak Lia dengan kaget.
Lalu, kedua orang lelaki itu membungkuk singkat pada Lia. “Selamat datang kembali di Jakarta, Non. Kami diperintahkan Tuan Lazuardi untuk menjemput Non Lia di bandara. Baik Tuan dan Nyonya menyampaikan mas karena tidak bisa menjemput Non.”
Mata Lia menyipit, memperhatikan warna dasi yang dipakai kedua orang itu.
Biru.
Sekarang Lia tahu, kedua orang ini merupakan staff bodyguard yang ditugaskan mengantar dan menjaga keluarganya kemana-mana.
Lia mendengus kesal. Orangtuanya begitu menyebalkan. Rencananya pulang menaiki taksi sendiri dan berkeliling Jakarta terlebih dahulu hangus begitu saja.
“Kalau boleh tahu, Papa sama Mama kemana memangnya Pak?”
“Tuan Lazuardi sedang mengadakan pertemuan dengan menteri BUMN. Sedangkan Nyonya besar sedang menghadiri acara pertemuan dengan temannya.”
Lia mengangguk singkat. Kemudian ia kembali berjalan dan diikuti kedua bodyguard-nya.
— — —
Lia memasuki mansion mewah yang menjadi tempat tinggalnya selama tiga belas tahun. Begitu ia memasuki rumahnya, beberapa pelayan berseragam sama langsung membungkuk singkat padanya.
“Selamat datang kembali ke rumah, Non.”
“Selamat datang, Non. Ada yang bisa saya bantu?”
Lalu salah satu perempuan berseragam sama dan bedanya menggunakan blazer yang merupakan kepala pelayan datang menghampiri Lia.
“Selamat datang, Non Lia.”
“Terimakasih Mbak. Satu orang ada yang bisa ikut saya buat beresin pakaian saya?” tanya Lia.
“Saya ikut, Non.” Ujar salah satu pelayan.
“Oke ikut saya ya. Oh iya tolong buatin saya jus aprikot, antar ke kamar ya. Untuk Pak Hendi tolong bawain koper saya ke kamar.”
“Baik Non, segera saya buatkan.”
“Oh iya, sekalian makanannya juga ya. Kalau bisa jangan snack, tapi dessert. Semacam brownies, chesee cake or macaron. Oke?”