13. Halte sekolah

164 35 10
                                    

“Apa ini?” tanya Dharis dengan heran saat ajudannya memberikan satu map sedang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

“Apa ini?” tanya Dharis dengan heran saat ajudannya memberikan satu map sedang.

Ajudannya itu hanya tersenyum. “Baru-baru ini, saya sengaja mengikuti Non Lia karena merasa ada yang aneh. Dan ternyata, Non Lia berbohong. Dia selalu bilang menginap di rumah Bryan, tapi nyatanya dia sering jalan bareng cowok lain.”

“Kamu tahu identitas anak ini?” tanya Dharis sambil memperhatikan sebuah foto dimana Lia dan Arkasa tengah berada di kota Tua beberapa waktu lalu.

“Tentu. Arkasa Bimantara, diketahui, mereka memang sudah dekat sejak hari pertama Lia masuk sekolah. Sejak itu, mereka sering ke kantin bersama, kadang menemani Lia menunggu jemputan di halte.”

Dharis mengangguk, ia melepas kacamata setebal 2 centi yang ia pakai. “Terus cari tahu tentang hubungan mereka, kalau mereka benar-benar sampai tahap berpacaran. Biar saya yang turun tangan.”

“Baik, Tuan.”

━━

Lia terus tersenyum sambil membawa sebuah paper bag berisi hadiah untuk ulang tahun Arkasa. Hari ini, tepat hari kelahiran lelaki itu, dan Arkasa mengajak Lia untuk berjalan-jalan bersama sekaligus akan kembali ke taman yang mereka janjikan waktu itu.

Sekarang pukul 13.55, artinya, 5 menit lagi Arkasa menjemputnya di halte tepat depan sekolah.

Tak lama, ia mendapatkan pesan dari  Arkasa.

Arkasa Bimantara :
Gue agak telat ya, ini macet banget di Panglima Polim.

Odeliantara Lazuardi :
Issokei, gapapa :)

Tanpa Lia sadari, sebuah mobil hitam dari kejauhan 5 meter tengah mengintainya sejak tadi.

━━

“Ck, kenapa sih, tumben banget macet—Mas, tahu nggak di depan kenapa macet?” tanya Arkasa pada pengendara di sebelahnya.

“Ada kecelakaan beruntun Mas, 4 mobil. Kalau mau muter balik aja, parah banget di depan. Saya juga mau muter balik.”

Arkasa berdecak kesal. Baru saja ia ingin memutar arah. Namun, telepon di saku jaketnya berdering, menandakan ada panggilan masuk.

Ia pikir, sosok yang menelponnya adalah Lia. Ternyata,

Tiara Prameswari is calling...

“Halo?”

“H—halo...Sa,”

“Ra, kamu kenapa?” tanya Arkasa dengan panik begitu mendengar lirihan takut dari Tiara.

“Tolong...ada yang coba masuk ke rumah. Kayaknya, dia lagi ngebobol kunci.”

“Ibu sama Ariq kemana?”

𝐌𝐚𝐚𝐟𝐤𝐚𝐧 𝐀𝐤𝐮 #𝐓𝐞𝐫𝐥𝐚𝐧𝐣𝐮𝐫𝐌𝐞𝐧𝐜𝐢𝐧𝐭𝐚 Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang