04. The Unicorn Plesters

231 54 16
                                    

Keadaan hening seketika, Lia yang begitu speechless ketika ia terjatuh ke depan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Keadaan hening seketika, Lia yang begitu speechless ketika ia terjatuh ke depan. Sedangkan yang lain, hanya terdiam, ada yang menahan tawa seperti Bryan, ada yang meringis seperti Theo yang ikut merasa kesakitan karena dahi Lia sukses mendarat kencang di lantai.

Kemudian, Lia langsung tersadar, ia langsung mengubah posisi tubuhnya dari tengkurap menjadi duduk dengan melipat kedua kakinya di belakang.

Aw,” Lia meringis sambil memegangi dahinya.

Lalu, sebuah tangan terulur di hadapannya. Ternyata itu adalah tangan Arkasa, ia mengulurkan tangannya sambil tersenyum. Bermaksud membantu Lia untuk berdiri.

Meskipun malu, Lia menerima uluran tangan Arkasa dengan tangan yang sedikit bergetar.

Keadaan cukup hening meskipun ada Theo yang ikut merasa canggung, dan Bryan yang berusaha menahan tawanya mati-matian.

“HAHAHAHAHA!” akhirnya tawa Bryan pun langsung pecah, Lia yang kini sudah berdiri menatap tajam sepupunya itu.

“Nggak usah ketawa, barang titipan lo jatuh, nih!” sungut Lia dengan kesal sambil memungut barang-barang yang jatuh.

“Eh iya anjir dreamcatcher gue!” Bryan yang semula tertawa kencang langsung panik sambil memungut paperbag berisi dreamcatcher titipannya.

Lia mengecek satu paperbag yang berisi satu botol cidre de glace titipan Mama Bryan, memastikan minuman anggur itu tidak pecah.

Ia menghela nafasnya dengan lega minuman di botol itu tidak rusak atau pecah.

Lalu ia melihat dua paperbag lain disodorkan oleh Arkasa, ia membantu mengambil barang Lia yang berceceran.

“Ma—makasih,” ucap Lia yang dibalas senyuman oleh Arkasa.

“HUHUHUHU, dreamcatcher untung kamu nggak apa-apa!” Bryan mengundang perhatian ketika ia berseru dengan heboh sambil memeluk dreamcatcher berwarna khaki itu.

“Orang gila,” ujar Theo dengan memelan.

Lia berdecak kesal melihat tingkah laku Sepupunya itu, "Nih, titipan Mama lo!"

“Hehehe, makasih banyak Odeliantara. Dreamcatcher-nya bagus banget!” ujar Bryan sambil menerima 3 paperbag dari Lia.

“Makannya sebelum tidur tuh baca doa! Biar nggak mimpiin dikejar buto ijo lagi.”

Teman-temannya langsung tertawa lepas ketika mendengar ucapan Lia, termasuk Arkasa.

“HAHAHAHA ANJIR, DIKEJAR BUTO IJO HAHAHAH! ADUH PERUT GUE SAKIT!” seru Theo sambil memegangi perutnya yang kram karena tertawa.

Sedangkan yang diejek hanya memasang raut wajah kesal pada Lia.

“Udah ah, gue mau balik ke kantin.” Ujar Lia yang ingin beranjak kembali menyusul Nara dan Ryuzna ke kantin, namun sebelum itu ia melirik ke arah Arkasa yang ternyata lelaki itu juga tengah menatapnya juga sambil tersenyum lalu melambaikan tangannya.

𝐌𝐚𝐚𝐟𝐤𝐚𝐧 𝐀𝐤𝐮 #𝐓𝐞𝐫𝐥𝐚𝐧𝐣𝐮𝐫𝐌𝐞𝐧𝐜𝐢𝐧𝐭𝐚 Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang