“It's time to canteen! Yay! Ayo dong Ra, Lia. Nanti keburu ramai.” Ujar gadis berambut pendek—Ryuzna Cathrinazel.
“Sabar dong, Na,” sahut gadis berkulit putih bak porselen, Inara Nadira Amila. Atau yang disapa Nara.Lia termasuk anak yang mudah bergaul, padahal statusnya menjadi siswi SMA Gemintang Bangsa baru beberapa jam yang lalu, ia berhasil mendapatkan teman.
Akhirnya Lia memilih untuk mengikuti kedua teman barunya itu ke kantin, karena memang jarak kelas mereka ke kantin lumayan jauh. Harus turun ke lantai bawah, sedangkan Lia belum begitu hafal mengenai seluk-beluk sekolah ini.
Ah, ngomong-ngomong perkara ia telat tadi. Lia sempat bingung karena Arkasa langsung menghilang begitu saja. Ia berpikir apa lelaki itu ketahuan oleh guru? Ia berencana mencari lelaki itu, tapi ia langsung panik begitu bel berbunyi dan upacara telah dibubarkan.
Beruntung, meskipun bel sudah berbunyi dan pada siswa/i sudah masuk kelas, para guru belum masuk ke kelas sehingga pelajaran belum dimulai. Jadi Lia bisa beralasan kalau ia tersasar dan bingung untuk mencari ruang tata usaha.
“Eh bentar-bentar! Kok gue pengen pipis ya?” ucap Ryuzna kala mereka hendak menuju kantin.
“Ck, kebiasaan sih. Tadi udah gue bilangin jangan minum terus dikelas.” Ujar Nara.
“Hehehe antar gue ke toilet dong, Ra.”
“Yaudah ayo. Eh Lia lo mau ikut?”
Lia menggeleng pelan. “Gue tunggu disini aja.”
“Serius? Lama loh. Biasanya toilet kalau istirahat ngantri banget, apalagi toilet lantai bawah. Kalau mau lo langsung ke kantin aja,” ujar Ryuzna.
“Iya lo ke kantin duluan aja. Sekalian booking meja takut nggak kebagian, lo tahu? Lo jalan aja sampai ujung koridor, nanti ada taman nah persis disamping taman kok kantinnya. Yang dikasih pembatas kaca, dari luar juga keliatan.” Ucap Nara.
Lia mengangguk, “Kalau gitu gue duluan deh ya.”
Ryuzna dan Nara mengangguk bersamaan, kemudian mereka pergi menuju toilet lantai satu.
Sebelum ke kantin, Lia mengambil airpods dari case di sakunya. Menghubungkannya ke bluetooth di ponselnya lalu menyalakan lagu dari playlist favoritnya.
Kemudian ia kembali berjalan menuju kantin, tiba-tiba...
“Woy anak baru! Tangkep!”
Lia menoleh ke arah lapangan basket, sebuah bola basket melambung ke arahnya. Sontak Lia pun menangkap bola itu dengan sigap.
Kemudian, lelaki yang ternyata Arkasa berlari menghampirinya. Dengan memakai seragam basket dan headband berwarna senada dengan baju olahraga.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐌𝐚𝐚𝐟𝐤𝐚𝐧 𝐀𝐤𝐮 #𝐓𝐞𝐫𝐥𝐚𝐧𝐣𝐮𝐫𝐌𝐞𝐧𝐜𝐢𝐧𝐭𝐚
Fanfiction#𝗧𝗲𝗿𝗹𝗮𝗻𝗷𝘂𝗿𝗠𝗲𝗻𝗰𝗶𝗻𝘁𝗮𝗦𝗲𝗿𝗶𝗲𝘀 [ ━━ 𝘀𝗼𝗼𝗹𝗶𝗮 𝘃𝗲𝗿𝘀𝗶𝗼𝗻 ] ❛❛𝘔𝘢𝘢𝘧𝘬𝘢𝘯 𝘈𝘬𝘶. 𝘌𝘯𝘵𝘢𝘩 𝘴𝘢𝘮𝘱𝘢𝘪 𝘬𝘢𝘱𝘢𝘯 𝘱𝘦𝘳𝘢𝘴𝘢𝘢𝘯 𝘪𝘯𝘪 𝘢𝘬𝘢𝘯 𝘩𝘪𝘭𝘢𝘯𝘨, 𝘵𝘦𝘵𝘢𝘱𝘪 𝘪𝘻𝘪𝘯𝘬𝘢𝘯 𝘢𝘬𝘶 𝘮𝘦𝘮𝘰𝘩𝘰𝘯 𝘬𝘦𝘱𝘢�...