8 Juli 2017
Dear Diary...Pagi ini gue terbangun tepat pukul lima. Gue segera mengambil air wudhu dan kemudian melaksanakan sholat subuh di kamar barang-barang gue. Sehabis sholat, gue tiduran di kasur dan auto membayangkan kak Bintang. Ahahay, entahlah gue tiba-tiba kepikiran dia aja gitu.
Gue termenung sembari inget-inget kejadian kemarin yang sangat memorable. Intinya, gue berharap waktu bisa mengabadikan kenangan antara gue dan dia.
Waktu gue masih asyik dengan khayalan, tiba-tiba kak Pelangi dan Kenanga heboh banget dateng ke kamar dengan gak santai.
"Gak mau ah urang mah, masa weh ga kemana-mana," kata kak Pelangi dengan nada kesal. (Aku)
"Iya ih, kak. Urang ge embung ah. Hoream atuh gabut," kata Kenanga tak kalah sebal. (Aku juga gak mau ah. Males ih gabut).
"Ih kenapa ini teh?" Kata gue yang kebingungan karena gak tau mereka bicarain apa.
"Masa ya Tar, hari ini kita gak kemana-mana. Dirumah aja pedah ada acara hati ke hati," kata Kenanga seperti dengan sangat sebal. Oh iya, hati ke hati itu adalah nama acara yang dibuat oleh keluarga besar gue. (Gara-gara).
Seketika mata gue melotot besar, "hah?! Lo serius?"
"Yaiyalah, kita serius. Nih ya, gabut banget pasti kalau dirumah aja. Mana gak ada sinyal, gimana cara gue ngabarin Rakha?" Kata kak Pelangi menjawab, padahal gue nanya si Kenanga. Gue pun mendelikkan mata mendengar jawaban dia. Kak Pelangi ini bucin juga ternyata.
"Gue juga! Pasti si Reygan ngechat gue. Omaygat. Masa sih gak ada sinyal?!" Kata si Kenanga malah nyalahin sinyal.
"Udahlah, kalian ini jangan bucin deh. Liat dong gue, jomblo sejati," kata gue bangga sembari menampilkan jari tangan yang di bentuk gaya metal. Seketika gue malah senang-senang aja walau pun hari ini kita gak kemana-kemana.
Gue segera mengganti pakaian dengan handuk kimono, dan langsung menuju ke kamar mandi. Setelah sampai, gue menyikat gigi dengan semangat.
Setelah itu, gue membasahi rambut dan memberi satu sachet sampo ke sela-sela rambut pirang gue. Oh iya, perihal rambut gue yang di bleaching menjadi warna kuning, menjadi kontroversi diantara gue dan mama. Kata mama, nenek bakalan ngira gue anak punk kalau rambut gue kuning. Haduh, pemikiran dari mana itu? Asalnya gue bakal ngeganti warna rambut gue jadi blue black, tapi gak jadi. Karena rambut itu hak gue. Nenek pun gak berhak ngatur rambut gue dong. Tetapi, untungnya kakek dan nenek gue gak ngatur perihal rambut gue. Yang penting gue rajin ibadah katanya. Setelah berurusan dengan sampo, barulah gue menggunakan sabun ke seluruh tubuh dan setelah selesai segera di bilas.
Byur.. byur.. byur.. hwaaa, seger banget ternyata. Setelah mengguyur badan, gue pun memakai handuk kimono dan kembali ke kamar untuk memakai pakaian.
Setelah berpakaian rapi, gue segera mengeringkan rambut dengan cara berjemur di samping rumah. Jadi, walaupun gak pakai kerudung, rambut gue gak ada yang liat, hehehe.
Setelah kering, gue sarapan lontong Padang lagi dan meminum teh manis hangat. Hwa, enak banget. Sehabis makan, gue pun bergabung di ruang tamu dengan keluarga paman Tedi dan bibi Ressy. Sembari berkumpul, kami mengobrol-ngobrol ria.
Saat mama nyuruh gue jemur pakaian, gue segera melaksanakan nya. Dan membereskan itu semua berdua dengan Kenanga.
Jam sembilan pagi, gue kembali ke kamar dan merenung di kamar sembari mengingat dia. Ahahay, jadi kangen kan. Yah, bentar lagi kak Bintang pulang ke Palembang. Sedih dong gue. Dengan mellow, gue mendengarkan lagu Kangen yang dinyanyikan oleh Dewa 19. Lagu ini sangat menggambarkan perasaan gue sekarang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cerita Bulan Juli [END]
JugendliteraturSHORT STORY COMPLETED SPIN OFF THE BUCINERS Mentari memiliki hobi menulis diary, dia selalu mengabadikan momen yang menurutnya berharga di buku diary. Selain itu, Mentari juga sangat suka bepergian dengan keluarganya. Tepat di awal Bulan Juli, merek...