Empat Belas

2 1 0
                                    

14 Juli 2017
Dear Diary...

Pagi ini gue terbangun dengan keadaan sedih. Yaps, tentu saja ini hari terakhir gue disini. Gue bakal kangen kota ini, kota dimana gue jatuh cinta lagi.

Setelah sholat subuh, gue merebahkan tubuh di kamar. Gue menatap langit-langit kamar. Gue tersenyum mengingat semua kenangan di sini. Di kota ini dan di rumah ini. Semoga gue bisa kembali.

Jam enam gue sudah rapih dengan pakaian yang dibeliin oleh tante Marissa. Hwa, seneng banget. Makasih calon mertua, hehehe bercanda kok.

Setelah itu gue langsung sarapan dan meminum air teh manis hangat untuk terakhir kalinya. Gue bakal merindukan minuman ini guys, huhuhu. Walaupun gue bisa bikin ini di Bandung, tapi suasananya beda aja. Entahlah, intinya bakalan kangen deh.

Setelah sarapan, gue ke kamar dan mengemas baju-baju gue ke dalam travel bag. Setelah semuanya masuk, gue mengangkat jemuran yang belum diangkat untuk dimasukkan ke dalam travel bag gue.

Jam setengah delapan, papa dan mama ngajak kita buat silaturahmi ke rumah temennya. Kita semua naik mobil kesana, jarak dari rumah cuma sepuluh menit doang. Deket banget hehehe.

Sesampainya disana, kita disuguhi lontong Padang, karena teman papa dan mama ternyata jualan itu. Akhirnya gue makan lagi, hehehe.

Setelah dari sana kita langsung menuju ke tempat penjual peralatan rumah tangga. Kita mau membeli satu box besar. Untuk memasukkan durian ke dalamnya.

Setelah mencari ke beberapa toko, akhirnya box besar itu ditemukan. Dari sini kita beranjak ke toko isi ulang galon. Karena nenek gue nyuruh kita buat isi ulang beberapa galon di rumah.

Setelah dari sana, kita ke rumah nenek Jamilah untuk yang terakhir kalinya. Kita berpamitan kepada nenek Jamilah dan neneknya papa. Nenek Jamilah seperti biasa ngasih gue duit jajan untuk di Bandung. Dengan terharu, gue terima pemberian nenek Jamilah.

Selesai berpamitan, kita semua mampir di ATM BRI. Satu-satunya ATM yang ada di daerah Sungai Sariak. Alhamdulillah keluarga gue emang jadi nasabah di sana, hehehe jadi promosi kan.

Setelah itu, kita pulang ke rumah kakek dan nenek. Keluarga gue dengan semangat merapihkan susunan pakaian ke dalam masing-masing tas.

Saat kita lagi packing, gue melihat nenek yang memandang dengan raut wajah sedih. Selalu aja begitu, alasan gue sedih ninggalin Padang adalah karena nenek. Sebelum berangkat nenek selalu nangisin kepergian keluarga gue. Tetapi sekarang, jujur gue berat ninggalin Padang karena kak Bintang juga. Walaupun mungkin dia udah melanjutkan hidupnya di Palembang, tetap aja.. bagi gue Padang yang mengabadikan momen antara gue dan dia. Semoga dia masih tetap inget gue walaupun kita mungkin enggak akan ketemu lagi.

Semua baju kita masukin ke dalam tas, eh enggak semua baju sih. Karena ada beberapa yang ditinggalin aja di Padang. Karena kita pasti kembali kesini, cuma gue enggak ninggalin sih. Alasannya lebar aja, hehehe. Setelah merapihkan baju, kita merapihkan oleh-oleh.

Waktu menunjukkan pukul setengah satu, gue dan keluarga segera sholat. Setelah sholat, kita makan siang kemudian kembali mengemas barang-barang untuk dibawa ke Bandung.

Saat waktu ashar tiba, kembali kita sholat. Setelah ashar kita langsung cek barang-barang, takutnya ada yang tertinggal. Karena sehabis maghrib keluarga gue bakal ninggalin rumah ini. Rumah penuh kenangan.

Kita membantu papa memasukkan durian ke dalam box besar. Setelah semua siap, papa menyuruh gue membeli bubuk kopi di lapau sebrang rumah. Alasannya biar bau durian tidak tercium saat di bandara. Karena ada peraturan gitu, gak boleh bawa makanan atau minuman yang berbau menyengat atau pekat.

Cerita Bulan Juli [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang