Dear Diary...
28 Juli 2017Hari ini gue ada acara diklat OSIS. Gue menjadi peserta yang harus terima dimarah-marahin senior. Okelah, gak apa-apa. Gue mengikuti kegiatan diklat OSIS dengan sedikit bete. Soalnya dikit-dikit senior tuh marah gitu, padahal amarahnya gak jelas banget. Jadinya males deh.
Kita diklat tuh semalaman di sekolah, ya gue sih ikut-ikutan aja. Gak ngeribetin soal apapun.
Di acaranya, ada beberapa materi yang dibahas sama tanya jawab gitu, terus setelah materi kita boleh tidur dan terakhir, ada acara paling menakutkan. Jurit malam. Hwa, gimana ya? Takut banget gue.
Jam sebelas malam, gue tertidur lelap. Oh iya, barang-barang gue yang digital gitu kayak jam, handphone tuh di sita sama senior OSIS. Biar apa coba? Entahlah gak paham lagi gue. Sabar aja junior mah.
Jam dua belas malam, tiba-tiba ada sirine yang nyuruh kita kumpul di lapangan. Gue gak yakin sih itu jam dua belas malam. Tapi gue tebak aja, kemungkinan jam segituan. Hwa, gue segera lari terbirit-birit untuk acara jurit malam. Ribet banget deh. Acara jurit malamnya ngelilingin daerah belakang sekolah. Ih, serem sumpah.
Kita diperjalanan cuma lima orang perkelompok. Gue cemas banget, gue hanya bisa mengikuti acara dengan dag-dig-dug ser, hehehe. Pas lagi di perjalanan, ada beberapa pos gitu. Senior kita yang isi materi di posnya dan ada beberapa tantangan. Lumayan seru sih.
Setelah jalan lagi, ada boneka dilemparin ke arah kelompok gue. Anjay, kaget suer. Kenanya ke wajah gue lagi. Suram banget sumpah.
Setelah itu kita balik lagi ke sekolah dan ada kegiatan sholat tahajud. Setelah tahajud ada materi dan kemudian sholat subuh.
Jam demi jam berlalu, akhirnya peserta diklat boleh pulang. Ya pastinya ada acara maaf-maafan dulu dong sama senior. Gue sih seneng-seneng aja. Gue dipeluk senior-senior gue, hehehe.
Setalah itu, gue langsung pulang dijemput papa, dan sesampainya di rumah gue auto mandi cantik. Biar wangi dong pastinya.
Gue sudah mulai menerima kehidupan gue di Bandung. Di tempat yang semestinya jadi cerita hidup gue. Gue mengikhlaskan kak Bintang seandainya dia menemukan gadis ayu di Palembang sana. Gak apa-apa, hidup tetap lanjut kan walaupun tanpa dia? Iya, benar jawabannya.
Jadi.. setelah perjalanan panjang gue di Padang. Inilah titik akhirnya. Kita sama-sama kembali. Gue menerima kepergian dia, entahlah dia. Mungkin dia udah melupakan gue.
Sampai jumpa di epilog untuk pemanis diary ini. Gue sayang kak Bintang. Tapi gue lebih sayang diri gue sendiri. Jadi, jangan mengecewakan diri sendiri ya?
Mungkin, segitu aja cerita gue hari ini. Sampai berjumpa besok diary.
~
Vote dan comment💗🌈
KAMU SEDANG MEMBACA
Cerita Bulan Juli [END]
Teen FictionSHORT STORY COMPLETED SPIN OFF THE BUCINERS Mentari memiliki hobi menulis diary, dia selalu mengabadikan momen yang menurutnya berharga di buku diary. Selain itu, Mentari juga sangat suka bepergian dengan keluarganya. Tepat di awal Bulan Juli, merek...