Sembilan

5 1 0
                                    

9 Juli 2017
Dear Diary...

Pagi ini gue terbangun dengan keadaan lesu. Hwa, capek banget deh dari kemarin malem. Gue melihat ke arah jam, what?! Jam delapan?! Omaygat, kesiangan banget nih gue.

Untungnya tadi subuh ketika gue bangun, gue langsung sholat subuh di kamar.

Saat gue keluar kamar, papa tiba-tiba ngajak gue ke rumah saudara papa. Dia perempuan dan udah tua renta, kita sebut saja uwo. Uwo adalah panggilan dalam bahasa Padang untuk kakek atau nenek. Oh iya, saudara-saudara gue yang kemarin ikut acara hati ke hati, udah langsung pulang ke rumah masing-masing selepas acara selesai.

Gue segera mandi dan bersiap-siap di depan cermin. Setelah merasa cantik dan feminim, gue langsung ngacir ke rumah kakek dan nenek untuk makan pagi alias sarapan. Menu hari ini adalah katupek lamak khas Padang. Setelah menuangkan teh manis ke gelas, gue langsung menyeruput teh tersebut. Hwa, seperti biasa sensasi hangat langsung masuk ke dalam tubuh.

Saat gue beres sarapan, mama nyuruh gue jemur pakaian lagi. Okelah, kita jemur-jemur cantik bareng Kenanga.

Gue menjemur pakaian dengan agak lesu. Efek semalaman capek kayaknya sih. Sebenernya gue gak begitu capek sih, karena gue cuma tiduran aja dan gak ikut acara hati ke hati. Tapi entah kenapa, gue kecapekan banget rasanya.

Setelah beres menjemur pakaian, gue dan Kenanga langsung naik ke mobil papa untuk berangkat ke rumah uwo. Oh iya, kali ini mama gak ikut karena harus beres-beres rumah bareng bibi Reni. Sedangkan kak Pelangi dan Bimasakti ikut ke rumah uwo.

Dari rumah gue ke rumah uwo hanya memakan waktu empat puluh lima menit aja.

Sesampainya disana, kita semua langsung menyalami uwo dan mengobrol dengan sopan.

"Bilo ba minantu?" Tanya uwo ke papa gue secara gamblang dan tiba-tiba. Hahaha, kita semua langsung ketawa-ketawa dengar omongan uwo. (Kapan punya menantu?).

"Anak wak sadang sikula. Alun ka manikah gai doh," kata papa menjawab pertanyaan uwo. (Anak saya sedang bersekolah. Belum mau menikah juga).

Tak terasa, waktu terus berjalan seiring dengan perbincangan yang melebar kemana-mana dan tiba-tiba papa pamit untuk pergi ke lapau sama temen-temennya. Dan kita semua ditinggalin di rumah uwo. Haduh, gabut lagi deh. Mana disini gak ada sinyal. Sedih deh gue.

Gue, Kenanga dan kak Pelangi saling bergantian main dengan Bimasakti. Sedari tadi Bimasakti sedikit rewel, jadi perlu diajak main agar dia diam dan senang.

Jam sebelas siang, papa masih belum balik dari lapau. Gue pun mengadu ke uwo bahwa papa gak pulang-pulang. Akhirnya uwo mengajak gue dan Kenanga untuk nyamperin papa ke lapau. Sedangkan kak Pelangi menjaga Bimasakti dirumah uwo.

Waktu lagi jalan ke lapau, gue liat uwo agak kesusahan jalannya. Yaudah gue dan Kenanga langsung membantu memapah jalan uwo agar dia tidak terjatuh.

Sesampainya di lapau, gue liat papa lagi bincang-bincang dengan teman-temannya. Akhirnya gue dan Kenanga pun bilang gini, "pa hayu pulang. Bete pisan," (banget).

Papa malah tetap asyik aja ngobrol sama temen-temennya, akhirnya uwo balik lagi ke rumahnya sendirian. Sedangkan gue dan Kenanga masih membujuk papa biar segera pulang. Alhamdulillah, papa pun langsung cepet-cepet pamit ke teman-temannya.

Dari rumah uwo, kami segera pulang ke rumah kakek dan nenek setelah berpamitan ke uwo.

Di rumah, kita segera menunaikan ibadah sholat dzuhur.

Setelah itu, kita gak kemana-mana lagi dan bakalan dirumah aja sampai nanti sore.

Gue pun akhirnya ngajak Kenanga dan kak Pelangi untuk jajan minuman di rumah sebelah. Kami memesan chocolatos dark masing-masing satu porsi. Setelah selesai dibuat, kami membawa minuman itu pulang ke rumah.

Di rumah, kita langsung ngacir ke kamar barang-barang. Lalu minum chocolatos dark nya di atas kasur sambil tiduran dan ngobrol-ngobrol. Tak lupa, kipas angin udah dinyalain dan disimpen tepat disebelah gue. Oh iya, Kenanga juga muterin lagu di handphone nya, lagu yang diputar yaitu lagu Kangen yang dinyanyikan oleh Dewa 19, terus setelah itu lagu Monokrom yang dinyanyikan oleh Tulus. Kamipun bernyanyi sembari membayangkan pujaan hati masing-masing. Tak sadar, akhirnya kami sama-sama tertidur pulas dan masuk ke alam mimpi.

***

Adzan ashar berkumandang, gue segera ngebangunin Kenanga dan kak Pelangi buat sholat ashar. Kita bertiga sholat berjamaah dengan kak Pelangi sebagai imam.

Selepas sholat, mama nyuruh kita buat siap-siap karena kita bakal pergi ke bandara. Yaps, Bandara Internasional Minangkabau. Mau ngapain? Tenang aja, bukan kita yang mau pulang kok. Tapi kita bakal nganterin keluarga paman Tedi dan bibi Ressy buat kembali ke perantauannya, yaitu ke Depok.

Setelah semua siap, seperti biasa gue langsung menggeser pintu kanan mobil Grand Max putih gue. Dan langsung duduk manis di sebelah jendela.

Di perjalanan, gue kembali memainkan handphone karena ada notifikasi dari beberapa akun sosial media gue. Hwa, seneng banget ada sinyal.

Waktu gue beres balesin chat temen-temen gue, tepat banget kita sampai di bandara. Akhirnya, sampai juga. Setelah membantu keluarga paman Tedi dan bibi Ressy membawa barang bawaannya, kita sekeluarga segera berpamitan untuk kembali pulang ke rumah.

Gue, Kenanga, kak Pelangi dan Bimasakti dadah-dadah ke Zara, Henny, Rega dan Deno. Semoga perjalanan mereka lancar dan selamat sampai tujuan, aamiin ya Allah.

Gue dan keluarga melanjutkan perjalanan pulang. Jam setengah tujuh malem, adzan maghrib berkumandang. Gue dan keluarga mencari masjid terdekat untuk sholat berjamaah disana.

Sesampainya disana, gue kebelet pipis dan auto ngacir ke toilet. Hwa, ternyata toiletnya lagi dalam masa renovasi. Jadi kurang bagus gitu fasilitasnya. Pas gue pipis juga, gak ada pintu. Terpaksa gue harus di tonton oleh beberapa perempuan lainnya yang lagi antri pipis.

Setelah pipis, gue langsung sholat berjamaah di masjid. Gue melaksanakan sholat dengan khusyu. Selepas itu, kita kembali melanjutkan perjalanan pulang.

Baru setengah perjalanan, papa berhentiin mobil di salah satu warung sate Padang. Namanya sate lokan. Lokan adalah kerang dalam bahasa Padang. Hwa, penasaran banget gimana rasanya.

Disana gue duduk di sebelah papa dan Kenanga. Kita bertiga berhadapan dengan mama, kak Pelangi dan Bimasakti.

Waktu pesanan datang, kita segera menyerbu sate lokan nya. Wah, enak banget ternyata. Beda dari sate yang lain. Gue bakal kesini lagi kalau ke Padang. Eit, tapi ada kurangnya sih warung ini tuh. Karena dekat banget dari jangkauan binatang. Masa iya kucing berlalu lalang di kaki gue? Gue dan Kenanga auto naikin kaki ke atas kursi. Kita itu phobia banget sama kucing. Dari kecil tuh gak bisa berani kalau ada kucing, takut aja gitu. Takut di cakar, gigit dan lain-lain.

Selepas makan, kita pulang ke rumah. Seperti biasa gue kembali memainkan handphone kalau ada notifikasi dari akun sosial media, hehehe.

Jam sembilan malam, kita sampai dirumah dan gue langsung mengganti pakaian dengan baju tidur. Dan segera terlelap di atas kasur lipat, tepat di hadapan dua kipas angin. Selamat datang, dunia mimpi.

Mungkin, segitu aja cerita gue hari ini. Sampai berjumpa besok diary.

~

Vote dan comment💗🌈

Cerita Bulan Juli [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang