Tiga Belas

2 1 0
                                    

13 Juli 2017
Dear Diary...

Pagi ini gue terbangun dengan keadaan yang kedinginan. Hwa, kalau biasanya gue langsung beranjak ngambil air wudhu, tapi sekarang gue harus nunggu beberapa menit untuk nahan rasa dingin. Yaps, pagi ini gue terbangun di kota Bukittinggi. Gue tidur disini dan yaa.. cuacanya cukup mengingatkan gue akan Bandung.

Oh iya, setiap gue baru aja nyampai di Padang, gue bener-bener ngerasa gerah dan kepanasan. Alasannya karena gue biasa tinggal di daerah Bandung yang termasuk dataran tinggi. Nah, jadi gue udah biasa sama hawa dingin tiba-tiba ke panas tuh gimana ya rasanya. Ahahay. Terus nih ya setiap pulang dari Padang ke Bandung tuh bener-bener harus menyesuaikan kondisi dan cuaca lagi. Gue aja minum air di teko serasa minum air es, dingin banget haha. Selain itu gue juga menyesuaikan jarak waktu juga sih. Karena perbedaan waktu sholatnya juga sampai setengah jam. Jadi gitu deh. Harus banyak penyesuaian.

Setelah meregangkan tubuh, gue segera menggosok gigi, berwudhu, kemudian sholat subuh di rumah. Setelah sholat, papa ngajakin gue sekeluarga buat nyari sarapan di daerah sekitar sini. Yaudah, gue ngikut aja sih. Tetapi bibi Rayna dan anak-anaknya sih masih tidur, jadi enggak di ajak.

Setelah itu kita naik ke mobil dan segera berangkat. Papa memberhentikan mobilnya di salah satu tempat sarapan pinggir jalan. Gue lupa kita makan apa. Yang pasti itu makanan khas Padang. Tapi hari ini gue cuma minum teh tawar. Sedih deh, gak minum teh manis hangat buatan bibi Reni. Oh iya, papa juga memesankan sarapan untuk keluarga paman Reza dan bibi Syena, terus buat keluarga bibi Rayna.

Setelah pesanan dibungkus, papa membayar dan kita semua langsung kembali ke rumah paman Reza dan bibi Syena. Yang berada dirumah pun segera menyantap sarapannya. Gue yang udah sarapan sih mainin handphone aja, hehehe.

Setelah semuanya selesai sarapan, kita langsung menuju pulang. Jangan tanya gue mandi atau enggak. Karena jawabannya adalah enggak, hehehe. Males banget dingin. Mendingan nanti aja mandinya waktu udah dirumah.

Setelah berpamitan pada keluarga paman Reza dan bibi Syena, kita pulang lewat jalur daerah Malalak.

Selamat tinggal Bukittinggi, setelah ini aku hanya bisa mengunjungimu di dalam mimpi. Terimakasih pernah mengajarkan aku cara jatuh cinta sendiri. Pada akhirnya.. ketika dia pergi aku pun memilih pergi.

Saat gue melewati rumah orang yang ngejual durian, papa auto ngeborong yang banyak, sampai berpuluh-puluh jumlahnya. Setelah itu kita kembali melanjutkan perjalanan pulang.

Di daerah sebelum Bisati, ada suatu daerah. Tapi gue lupa namanya. Di daerah itu tempat tinggal mamanya bibi Rayna. Jadi kita singgah sebentar sembari silaturahmi ke neneknya Febby, Jessa, dan Alvin. Kita juga kesana karena nganterin keluarga bibi Rayna pulang. Jadi, sampai disini saja perjalanan gue sama mereka. Nanti bisa ketemu lagi di Bandung atau di Garut.

Setelah itu, kita sekeluarga melanjutkan perjalanan pulang. Dan dua puluh menit kemudian kita sampai di rumah.

Gue segera menuju kamar mandi untuk mandi. Hwa, seger banget. Alhamdulillah gak kedinginan lagi. Setelah mandi, gue memakai baju rumahan, lalu duduk-duduk santai di ruang tamu. Seperti biasa, gue selalu mencomot camilan-camilan disana.

Setelah itu, adzan dzuhur berkumandang dan gue melaksanakan sholat dirumah.

Habis sholat gue langsung makan dan setelah makan gue mau ngebuka-bukain durian dari kulit dan bijinya. Karena duriannya bakal papa bawa ke Bandung. Yippie.

Dari siang hingga sore gue, Kenanga dan kak Pelangi ngebantuin papa dan mama ngebukain durian. Saat waktu ashar tiba, gue langsung sholat. Dan setelah sholat, kita kembali membantu papa dan mama.

Setelah semuanya beres, gue beranjak untuk mandi sore. Hwa, berkeringat banget guys. Sore ini gue kembali memakai baju tidur. Alasannya karena kegiatan gue cuma bakal packing baju-baju gue untuk dibawa kembali ke Bandung.

Eh gak lama kemudian papa ngajak kita beli oleh-oleh di daerah Bisati. Okelah gue langsung cabut bersama keluarga. Walaupun pakai baju tidur, yang penting sopan dan tertutup.

Di Bisati, kita beli banyak oleh-oleh khas Padang. Hwa, gue juga membeli beberapa makanan untuk teman-teman gue. Waktu lagi milih oleh-oleh, kita disuguhi minuman soda. Ternyata yang punya toko oleh-oleh nya teman SMP mama gue. Wah, gue yang lagi haus langsung menyeruput sodanya.

Setelah dari Bisati, kita beranjak ke Pariaman. Di Pariaman kita menikmati sunset untuk terakhir kalinya. Karena besok malam gue akan segera terbang ke Jakarta. Setelah berputar-putar di daerah Pariaman, kita masuk ke salah satu masjid megah disana. Kita melaksanakan sholat maghrib.

Masih di Pariaman, ada rumah teman papa, teman papa itu yang pernah ngajakin papa ke undangan. Yaps, om Ken. Kita berkunjung ke rumahnya lalu bersilaturahmi. Ternyata om Ken dan keluarganya udah nyiapin oleh-oleh buat kita. Akhirnya papa menerima oleh-oleh itu dan berterimakasih. Kita mengobrol-ngobrol santai hingga waktu isya tiba. Keluarga gue pamit pulang.

Kita sampai dirumah tepat jam delapan malam, langsung sholat isya dan makan malam bersama. Malam ini.. adalah malam terakhir gue di Padang. Jadi sedih deh, tapi gak apa-apa. Gue pasti kembali lagi kok.

Setelah urusan makan selesai, gue merebahkan diri di kasur lipat dan dihadapan gue seperti biasa ada dua kipas angin, hehehe.

Selamat tidur semua, dan selamat datang alam mimpi.

Mungkin, segitu aja cerita gue hari ini. Sampai berjumpa besok diary.

~

Vote dan comment💗🌈

Cerita Bulan Juli [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang