Author's POV
Alora mengedarkan pandangannya ke penjuru ruang makan. Ia memutar bola matanya. "That fuckin jerk." Gumam Alora pelan ketika matanya menangkap sosok Xavier yang baru saja mendaratkan bokongnya di kursi meja makan.
"Alora, kau sudah bangun ternyata." Ucap Marianne yang melihat kedatangan putrinya.
Alora mendekat dengan langkah lesu.
"Ayo kita sarapan dulu, Mom sudah menyiapkan roti dengan selai cokelat kacang kesukaanmu." Ucap Marianne sembari menunjuk dua potong roti yang sudah ia siapkan khusus untuk putrinya.
Alora tersenyum. Ia mengecup pipi Marianne kemudian duduk di sebelah Marianne.
"Bagaimana keadaanmu sekarang? " Tanya Marianne yang membuat Alora mengerutkan keningnya.
"Mom tahu semalam kau mabuk." Lanjutnya yang membuat Alora meringis pelan.
"Maafkan aku Mom, aku berjanji aku tidak akan mabuk lagi." Ucap Alora disertai dengan cengirannya.
"Tapi Mom, kenapa kau tak menyuruh Nicki menginap disini? Aku kasihan padanya, dia sudah mengantarku pulang dan rumahnya cukup jauh dari sini." Lanjut Alora yang kemudian mengigit roti selai cokelat kacang kesukaannya.
Marianne mengerutkan keningnya. "Nicki?"
Alora mengangguk sembari terus mengunyah roti nya.
"Bukan Nicki yang mengantarmu pulang, Alora." Ucap Marianne.
"Lalu siapa?" Alora terlihat kebingungan. Seingatnya, Ia datang kesana bersama Nicki, dan tidak ada lagi orang yang tahu tempat tinggal baru nya selain Nicki.
"Kau berat sekali, sepertinya kau harus diet. Dan kau juga sangat berisik ketika mabuk. Mabukmu tidak lucu seperti di drama korea." Ucap Xavier yang baru bersuara setelah cukup lama diam mendengarkan percakapan antara Ibu dan Anak itu.
Alora terdiam sejenak untuk mencerna ucapan Xavier yang tiba – tiba.
Alora tiba – tiba tersedak. Melihat hal itu, Marianne buru – buru memberikan segelas air putih kepada Alora.
Alora meneguknya sampai habis tak bersisa. Ia menepuk – nepuk dadanya.
"Kau?" ucap Alora sembari menunjuk Xavier.
Sedangkan Xavier hanya tersenyum kemenangan melihat ekspresi Alora yang menjadi hiburannya.
Sepertinya membuat Alora kesal akan menjadi hobi baru ku sekarang. Batin Xavier tertawa keras.
"Ba-bagaimana bisa?" ucap Alora yang perasaannya tak karuan sekarang.
Apakah aku bersikap aneh didepannya? Apakah aku bersikap memalukan? God damn! Kenapa aku harus memperlihatkan kekacauanku padanya? Shit. Harga diriku hancur! Alora tenggelam dalam pikirannya yang semrawut. Ia benar – benar malu.
"Mom, aku masih pusing, kurasa aku harus kembali ke kamar." Ucap Alora yang buru – buru bangkit dan melangkahkan kakinya menuju kamarnya tanpa mendengar jawaban dari Marianne maupun Xavier.
Alora menghentak – hentakkan kakinya dengan kesal.
Saat Alora baru saja memegang gagang pintu kamarnya, tiba – tiba ada sebuah tangan yang menghalanginya. Hal itu sontak membuat Alora terlonjak kaget. Alora menatap orang tersebut.
"Kau?! Mau apa kau kesini? Minggir!" Ucap Alora yang kesal ketika melihat Xavier dihadapannya.
"Apa kau tidak mempunyai sopan santun?" Ucap Xavier sarkastik. Ia mendekat kepada Alora yang membuat Alora langsung melangkah mundur hingga punggungnya menabrak pintu kamarnya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Serendipity
RomanceSerendipity adalah suatu kejadian dimana seseorang menemukan sesuatu yang indah tanpa harus susah susah mencarinya. Begitu juga dengan Xavier dan Alora. Pada awalnya mereka terjebak di dalam kondisi yang kacau. Namun lama kelamaan mereka menyadari b...