Prolog.

21 5 0
                                    

Alivia prov.

"Kamu akan bertemu dengan 7 manusia aneh yang pernah nenek ceritakan, jangan terkejut karena mereka adalah teman-teman mu" ujar nenek

"Maksud nenek apa? Aku tak mengerti"

"Kamu akan tahu sendiri, nenek pamit. Jaga dirimu baik baik, selamat tinggal"

Aku terbangun dengan nafas yang tidak teratur, nafas ku terengah-engah dan detak jantungku berdekup dengan kencang. Aku memimpikan nenek lagi, padahal sudah 2tahun silam nenek meninggalkan ku sendirian sebatang kara ini. Aku menjadi heran, mimpi itu selalu muncul nenek seperti sedang memberi petunjuk kepadaku, tapi apa benar begitu? Jika benar apakah ini bahaya? Atau tidak?

Namaku Alivia Kejora, aku berumur 20thn aku tinggal di sebuah desa terpencil dan jauh dari kota. Orang tua ku entah pergi kemana meninggalkanku, aku juga selalu bertanya kepada nenek kemana perginya kedua orang tua ku namun nenek selalu menjawab, orang tua mu sedang bekerja di perkotaan dan itu cukup jauh, aku masih tidak percaya akan hal itu tapi mau bagaimana lagi jika memang benar ya aku hanya bisa berdoa saja untuk kebaikan keduanya.

Aku memejamkan kedua mataku kembali, saat aku akan terlelap dari tidurku aku mendengar suara dari belakang rumah ku seperti seorang gadis yang sedang meminta tolong, lantas aku terbangun kembali di tengah malam yang gelap gulita itu, aku melihat seorang gadis berpakaian aneh yang sedang meringis kesakitan dan meminta tolong. Kakinya sudah tertancap dua anak panah. Aku berlari menghampirinya.

Aku membantu nya memasuki rumahku, aku merasa aneh kenapa bisa ada orang di jaman seperti ini berpakaian aneh dan seperti seorang ratu, dan yang membuatku aneh kenapa bisa ia tertacap anak panah dan tengah malam begini. Aku akan bertanya kepadanya besok, lalu aku segera mengobati lukanya, pertanyaan yang membuatku penasaranpun aku simpan ketika ia pulih.

~~

Pagi hari, aku terbangun aku melihat jam dinding menunjukan pukul 7 pagi, aku mencoba memastikan gadis itu lagi barang kali dia sudah siuman. Betapa kagetnya aku ketika dia sudah sadar, wajahnya cantik dan matanya coklat kekuningan seperti mata serigalaa pada umum nya. Begitu aku datang ia merasa terganggu dan kaget, aku menghampiri nya perlahan dan berusaha menenangkan diriku juga.

"Apakah, dirimu membaik nona?" tanyaku padanya.

Ia tidak langsung menjawab ia malah memerhatikan kalung yang melilit di leherku. Ia memandang lama kalung ini aku pun merasa aneh dan lumayan risih, aku pun memberanikan diri menanyakan kembali.

"Permisi, nona? Apakah masih ada yang sakit?" tanyaku lembut.

Ia tak merespon ku sama sama sekali, kali ini ia memandang ke arahku, tepatnya mataku. Aku takut saat itu, hawa panas dingin menyelimutiku saat itu. Banyak pertanyaan dalam benakku, tapi aku menahannya.

Holla guyss?! Gimana prolog nya rame ga? Seru? Maakasi banget yang udh mampir ke cerita ima hehe.

Into One And Compoud {Alivia} [OnGoing]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang