Absen yuk nak, pake VoMent🌼
Makasih🧡Author
Yonhee bersenandung ria sembari memotong beberapa sayuran dan bahan masakan lain, ia merasa diberi kesempatan oleh Tuhan untuk memperbaiki hubungannya dengan Jimin.
Ia juga bertekad percaya diri bisa membuat Jimin mengikhlaskan Taera. Yonhee berpikir mengikhlaskan jauh lebih baik dibanding melepaskan.
Derap kaki yang terdengar seperti sedang menuruni tangga mulai masuk dalam saluran pendengaran Yonhee. Hatinya berbunga-bunga karena tahu bahwa itu adalah Jimin.
"Hai Jim" Yonhee menyapanya dengan ceria sambil membawa pisau yang digoyangkan, berbeda dengan Jimin yang malah terlihat lesu juga mengabaikan sapaan itu. Ia hanya melenturkan lehernya yang ia rasa sakit karena posisi tidurnya yang miring kemarin.
Kemudian berjalan mengarah ruang tamu dan meletakkan pantat entengnya pada sofa empuk didepan televisi. Tak lupa juga, ia menyetel kanal televisi kesukaannya.
Yonhee membawa makanan yang sudah ia siapkan kepada Jimin, "Jim in-" Jimin menyela langsung, "Taruh disana" Menunjuk sebuah meja yang berada didepan sofanya itu. Menerima itu, Yonhee hanya menurut dan heran.
Ia memilih untuk ikut duduk di sebelah Jimin, sebenarnya Yonhee sempat takut Jimin takkan menerima makanannya lagi, tapi ternyata ia memilih untuk menaruh di meja. Tidak menolaknya mentah-mentah atau menganggap sampah lagi.
Mengetahui Yonhee duduk disampingnya, Jimin menggeser badannya menjauh. Yonhee hanya tersenyum melihatnya, "Mau menonton apa Jim?" Jimin menatap tajam Yonhee, "Sejak kapan kau semakin kurang ajar?" Yonhee meringis lucu, "Hehe, sejak hari ini" Lalu kembali menatap lurus ke televisi.
Jimin memindahkan kanal televisi secara acak cepat yang membuat Yonhee pusing. Tak bisa sabar lagi, Yonhee memilih merebut remote dari tangan Jimin kesal, "Sini, aku yang pilihkan" Lagi-lagi Jimin tersentak akibat perlakuan Yonhee, ia hanya berdeham menormalkan tubuhnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Promettere [Park Jimin]
Fanfiction"Jimin, Choi Jimin" Ucapku sembari menepuk cepat meja mengisyaratkan segera. "Sudah dikamar VIP, lantai 5 nomor 1564" Aku mengangguk dan berlari menuju kamar itu. Setibanya kita didalam, dapat kita lihat sebuah gorden penutup kantor dan ruang istira...