0.6

363 96 25
                                    

VoMent ya guys, gratis kok🌈💜
Terimakasih🌈🙂

"Sudah sampai, nona" Sang supir menyatakan bahwa aku sudah tiba didepan rumah, pelayan yang lain mulai membuka pintuku sopan untuk mempersilahkan aku keluar, "Terimakasih" Aku keluar dan segera membuka dua daun pintu rapat itu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Sudah sampai, nona" Sang supir menyatakan bahwa aku sudah tiba didepan rumah, pelayan yang lain mulai membuka pintuku sopan untuk mempersilahkan aku keluar, "Terimakasih" Aku keluar dan segera membuka dua daun pintu rapat itu.

Menampikkan seseorang yang tinggi dan dingin sudah berdiri tegas menggunakan kacamatanya menatapku kusut.

"Jim-.." Aku masih mematung heran saat kata itu dipotong, "Senang?" Jimin menatapku tajam seolah ingin mencabik-cabik habis badanku.

Entah sejak menit keberapa, tangaku sudah ditarik oleh Jimin. Membuat kakiku berjalan dengan sedikit tergopoh.

Sesuai dugaanku, ia membawaku kekamar dilantai atas. Dan tebakanku sih, agar para pelayannya tak dapat mendengar apa yang akan ia perbuat.

Jimin mendorongku keras ke arah ranjang, tas yang tadi kutenteng cantik sudah hilang entah kemana, "SENANG?" Nada Jimin meninggi, eh-tapi memang selalu meninggi sih.

"AKU TANYA! SENANG?" Baiklah, rambutku sudah kembali ditarik oleh tangan mungilnya itu, "se-senang" Jawabku jujur, "Ya, berselingkuh memang hal yang menyenangkan. APALAGI UNTUK JALANG SEPERTIMU" Jimin mendekatkan wajahnya pada wajahku, menatapku seolah aku benar-benar sampah yang menjijikkan.

Siapa yang tidak marah bila dituduh sebagai jalang, "jalang seperti apa yang kau maksud Jim? Bukankah Haneul lebih jalang dibanding aku?" Setelah mengucapkan itu, satu tamparan kuterima dari Jimin.

Memang benar tarikan pada rambutku hilang, namun tamparan justru makin menyakitkan walau sebentar. Aku menyentuh perih pipi yang tadi ditampar oleh Jimin, "HANEUL DAN DIRIMU JELAS BERBEDA!" Aku mendecih kesal.

"Kau bebas dengan perempuan itu, dan aku tidak boleh dengan lelaki lain?" Aku bertanya, sengaja untuk memancing emosinya. Aku juga heran dengan sifatnya.

Aku lelah!

Namun diluar dugaan, ia malah terdiam membelakangiku, "Jawab Jim! Kau ingin menikah dengan perempuan itu, tapi kau marah karena aku pergi dengan temanku?" Nadaku semakin meninggi.

Jimin berbalik, merunduk mensejajarkan tubuhnya pada tubuhku yang terduduk dilantai, "Kalau kau memang tak berhak marah atas apapun yang kulakukan Yonhee" Ucapnya pelan mengejek, diimbuhi senyuman ejekan juga.

Tenang, aku juga bisa mengejek.

Aku tersenyum payah untuk Jimin, "Kau cemburu melihatku bersama Taehyung?" Jimin mengambil daguku kasar, "Untuk apa aku cemburu pada wanita lemah sepertimu?" Waw, Jimin suka melucu sepertinya.

Promettere [Park Jimin]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang