VoMentnya, silahkan🐨
Bab ini menjelaskan mengenai beberapa saat sebelum Jimin pingsan. Dan disini juga ada pengulangan cerita waktu adegan rumah sakit, tapi juga ada poin-poin tambahan karena kita ngelihat di sisi author, bukan Yonhee lagi🌼🤘
Author
Jimin mengusap kasar rambutnya. Sesekali erangan akibat kepala yang seolah ingin pecah, ia lontarkan terang-terangan. Para karyawan yang mendengar itu dari luar kaca ruangan Jimin tak berani menggubris.
Itu semua permintaan Jimin, "Tak usah hiraukan aku! Urus pekerjaan kalian atau kupecat sekarang juga" Kata itu yang sebelumnya dilontarkan Jimin.
Mereka hanya berani melirik sesekali.
Bisikan-bisikan Taera masih belum hilang. Disela itu Jimin juga tak bisa diam saja, hatinya ingin menaruh hal lain.Tapi janji itu seakan terus berdiri di dalam tubuh Jimin.Janji yang tak boleh ia langgar. Janji yang ia buat sendiri. Janji yang sudah lama tercipta.
Yonhee...
Kau akan menepati janjimu kan Jim~
Jimin merogoh ke dalam saku jasnya, berusaha mencari obat tidur atau penghilang stress berlebihannya. Sudah setahun lebih ia berkonsultasi ke psikiater, tepatnya saat Taera pergi meninggalkannya. Segala terapi juga ia ikuti.
Terapi hipnotis salah satunya. Jimin mengambil banyak pil obat itu, sekitar limabelas obat tidur dan 10 lagi obat penghilang stress.
Setelah meminum itu semua, Jimin pergi meninggalkan kantornya. Berjalan entah kemana, hingga jalan raya yang ramai.
Sambil terhuyung-huyung, ia masih berusaha mempertahankan badannya tegak. Sambil sesekali menarik kasar rambut serta mengedip matanya cepat. Orang-orang yang berjalan disekitar mulai menatap Jimin dengan tanda tanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Promettere [Park Jimin]
Fanfiction"Jimin, Choi Jimin" Ucapku sembari menepuk cepat meja mengisyaratkan segera. "Sudah dikamar VIP, lantai 5 nomor 1564" Aku mengangguk dan berlari menuju kamar itu. Setibanya kita didalam, dapat kita lihat sebuah gorden penutup kantor dan ruang istira...