PROLOG

221 11 0
                                    

"Aaah...sakit"rintih seorang wanita di dalam sebuah pesawat luar angkasa yang kini sedang bergerak menuju bumi.

"Sebentar lagi kita akan sampai sayang,tahan sedikit lagi"jawab sang pemandu teknologi canggih tersebut.Terlihat di raut wajahnya bahwa ia sangat mengkhawatirkan orang yang amat ia cintai.

"Aaah..aku sudah tidak tahan"jerit sang wanita lagi disertai keringat dingin yang mengalir di sekujur tubuhnya.

Sang pemandu tidak tega,ia harus mendaratkan pesawatnya sekarang juga,tak peduli walau harus di planet saturnus sekalipun,yang ia pikirkan hanyalah keselamatan wanitanya.

Suara dari bagian belakang pesawat luar angkasa itu terdengar jelas di telinga kedua manusia yang penuh dengan kegelisahan,suara itu seolah berkata bahwa ada mesin yang rusak di bagian belakang pesawat.

Kendaraan tersebut semakin melaju dengan cepat,tak dapat dikendalikan oleh sang pemandu,meski ia sudah berusaha untuk mengaktifkan tombol darurat,namun tetap tak berhasil.

Pesawat semakin oleng ke kiri dan ke kanan,suara dari belakang bertambah keras,sang pemandu berusaha yang kesekian kalinya untuk menyeimbangkan antara pesawat dengan mesin mesinnya,berbagai tombol telah ditekan,berbagai usaha telah dikerahkan,berharap agar pesawat tak jatuh mengenaskan,karena ini bukanlah di planet tempat mereka dilahirkan.

Keringat sudah benar benar menjelajahi seluruh tubuh sang pemandu,juga wanita yang tak henti henti nya meneteskan air mata,sebentar lagi pesawatnya akan mati lalu hilang kendali.

Sang pemandu pasrah,tidak melakukan apapun lagi karena ia tahu semua mesin akan segera tak berfungsi,yang ia lakukan hanyalah memeluk istrinya lembut dan berupaya menenangkannya.

Ketakutan semakin merasuki kedua insan tersebut,hanya bisa berdo'a dan berharap semoga pesawat kembali semula seperti sediakala,namun sepertinya harapan itu terlanjur musnah.

Teriakan dari kedua penumpang itu semakin keras dan menjadi jadi ketika pesawat hampir mendarat ke suatu tempat dengan cara yang tak seharusnya.

Ya,pesawat luar angkasa alias roket tersebut jatuh tepat dengan suara yang sangat keras di atas suatu permukaan berdebu,sunyi,sekaligus berabu.

Mesin mesin pesawat berserakan di atas permukaan,kepingan kepingan rusak berceceran,terdapat sekepul asap yang mengelilingi seluruh bagian pesawat beserta orang didalamnya.Hancur,bagai bangunan yang roboh terseret ombak besar.Tak bisa diperbaiki lagi dalam lingkungan tanpa oksigen ini.

Hening.Tiada lagi menyisakan suara selain dua hembusan nafas yang telah berakhir,serta tangisan seorang bayi yang baru lahir.

Tak lama kemudian,pertolongan dari organisasi rekannya datang,karena signal dari tempat rekannya di bumi menunjukkan adanya kecelakaan di luar angkasa,membawa pulang ketiga orang tersebut,dua sudah tiada dan satu masih hidup,seorang laki laki yang mengemudikan roket,seorang wanita yang sedang mengandung di tengah angkasa, mereka berdua sengaja pergi diam diam untuk melanggar sebuah aturan,dan seorang bayi yang baru saja membuka mata untuk melihat alam raya.

Pada hari itu,kisah itu,peristiwa itu,sekaligus misteri itu.Memang seharusnya terjadi.

Bulan,21 Agustus 2004

TO BE CONTINUED..








ANDYSATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang