16 Cerita Malam Itu

24 4 0
                                    

"Gue gak mau nganggep serius masalah ini"

Timpal Hisyam tiba tiba sembari menggeleng gelengkan kepala,matanya tak berpindah dari banyaknya jejak kaki berdarah yang tepat ada di depan pelupuk mata mereka.

Lysa yang melihat reaksi itu menjadi bingung.Ya,raut wajah Hisyam yang terlihat tegang berubah lebih santai seketika.

"M-maksud kakak apa?"Lysa mendongakkan kepalanya ke arah samping untuk melihat respon lelaki itu.Tangannya bergetar hebat karena saking takutnya.

"Yaa...gitu deh,palingan ini cuma cat merah yang ga sengaja tumpah dari lantai atas"ucap Hisyam dengan entengnya sambil memasukkan kedua tangan ke saku celana.

"Ih,apaan sih kak,jangan ngaco ah!sempet sempetnya bahas gituan!"pekik Lysa meninju pelan lengan lelaki itu,dengan suara khas yang membuat Hisyam gemas mendengarnya.

SEERRRR

Darah itu kian mengalir halus dan teratur dengan suara yang menurut Lysa cukup membuat phobia nya kembali kambuh,rasanya sekarang juga ia ingin membeli baling baling bambu untuk terbang keluar dari tempat sinting ini!

"Kak"

"Hm?"

"Kita pergi aja yuk"

"Buat?"

"Kabur kaak"

"Lo takut?"

"Nggak!"

"Ya terus napa mau kabur?kaga ada apa apa juga"

"Tapi gue gamau lama lama disinii,kalo ada orang jahat gimana?"pinta Lysa mengerucutkan bibirnya.

"Iya si,tapi lorong ini udah kayak gak ada kehidupan njir,masa di RS ada kayak beginian,kecoa mungkin udah pingsan kalo tinggal disini,apa jangan jangan ini..."

DRAP DRAP DRAP DRAP!!

Empat derap kaki yang tak asing di pendengaran Hisyam pun semakin menjauh,mengundang pita suaranya untuk berteriak kencang karena pemilik langkah itu spontan berlari tanpa mengajak dirinya yang sedang asyik berbicara dan berpikir.

"LYSA!!LO MAU KEMANAA WOY?!TUNGGU GUE!!"

"LAGIAN KAKAK DARI TADI UDAH GUE AJAK KABUR MALAH NGOCEH!"

"LO NYA GAK NGITUNG SATU DUA TIGA!"

"GUE KAN BUKAN WASIT LOMBA LARI!!"

"BACOT!"

"NGACA!"

Alhasil,mereka terpaksa harus terus berlari menyusuri lorong tanpa tujuan yang semakin ditelusuri semakin gelap saja,kedua orang itu berlari sambil terus berceloteh sepanjang perjalanan dalam jarak sekitar 3 hasta.

Dasar adik kelas nakal!kabur ya kabur,tapi lo kaga ngasih aba aba!

Begitulah batin Hisyam meronta.

***

Sepasang mata terbelalak itu kini menatap lekat wajah sayu yang sedang tertunduk lesu,seolah sebagian dari semangat hidupnya telah pergi.

Rana sungguh tak percaya jika senior yang selalu berhasil mencuri perhatian kaum hawa harus mengalami masa lalu yang benar benar terjadi diluar nalarnya.

Usai bercerita panjang lebar tentang masa lalu adiknya yang terbilang perih,Rosa berusaha mati matian untuk tak menjatuhkan air matanya begitu saja.

"Jadi lo ngerti kan?kenapa gue saat ini harus bener bener jagain Allysa"lirih Rosa sambil terus menatap ubin putih dibawahnya.

Rana mengangguk lesu,walau setengah hatinya tak rela bila nanti sampai terjadi sesuatu terhadap Lysa karena ulah Andhika.

"Tapi,temen lo yang itu emang rada aneh"Rosa mengangkat kepalanya dan memandang lurus ke depan.

ANDYSATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang