"Ada apa ya pak?mengapa bapak teriak teriak seperti orang stress?"tanya Andhika dengan santainya sambil memasukkan kedua tangannya ke saku celana.
Lysa hanya bisa menunduk malu menatap Pak Wawan yang kini sedang menginterogasi mereka di depan toilet,karena ketahuan memasuki area terlarang,bekas air matanya belum hilang sepenuhnya.
Dasar es batu menyebalkan itu,ia lebih memilih terang terangan daripada harus bersembunyi.
"Kurang ajar kamu Andhika,kalian yang kenapa masuk sini?yang gak berwenang ga boleh sembarangan masuk,gak liat ini udah dikasih garis polisi?mata kalian taruh dimana hah?!"bentak Pak Wawan marah.
"Emang ga boleh kalo saya mau buang air kecil?kan fungsinya toilet emang buat itu"Andhika malah ngelantur.
"Kan bisa pake toilet lantai 1,3,4,kenapa harus kesini?"protes Pak Wawan.
"Jauh pak,udah gak ketahanan,males naik tangganya"celetuk Andhika.
"Ngeles mulu kamu!"bantah Pak Wawan.
"Udah,sekarang kalian cepet keluar!saya gak mau tanggung jawab lebih dalem lagi kalo disini kalian berbuat macem macem,untung saya bukan orang yang ikut campur kasus ini,kalo nggak saya udah lapor Pak kepsek"
Ujar Pak Wawan setelah menghela nafas kasar lalu segera melangkahkan kakinya untuk melanjutkan perjalanan.
"Nah,gitu dong Pak,jadi guru gausah ngaduan,kayak anak TK aja"Andhika masih belum puas menjahili guru Bahasa Indonesia itu rupanya.Lysa hanya terkekeh geli.
Pak Anwar yang mendengar itu segera berbalik badan menatap anak muridnya yang membuanya naik pitam.
"Apa kamu bilang?!awas aja nanti kamu saya hukum kerjain satu buku!"teriak Pak Anwar yang jaraknya sudah lumayan jauh dari mereka.
"Apa pak?!suaranya kurang kecil,ga kedengeran!"jawab Andhika lagi.
Sementara Pak Wawan hanya geleng geleng kepala."Lo tuh ya,gitu amat dah sama guru,ga sopan tau"ucap Lysa setelah memastikan Pak Wawan benar benar pergi.
"Sok banget dah lo,tu guru juga kaga baperan kaya lo kali"bantahnya.Lysa melotot geram.Ngaca lo!
"Dah sana lo ke kelas,males gue sama lo,belum apa apa udah nangis,cengeng,gimana nanti mau nyelidikin"tambahnya lagi yang membuat jantung Lysa kembali sesak.
"Gak ada yang nyuruh lo ngajak gue manusia kurang ajar!"balasnya kesal.
"Gini nih kelakuan orgil stadium milyar"ledek Andhika santai sambil berjalan ke depan berlawanan arah dengan Lysa.
"Awas aja lo cowok ga becus!gue hajar nanti sampe jadi kecoa rebus!"seru junior itu penuh semangat.Andhika hanya menggidikkan bahu meremehkan sebagai jawabannya.
Waktu istirahat hampir habis,Lysa berjalan ke kelas sembari mengehentakkan kaki dengan sangat kesal dan terus mengomel tidak jelas,ia tidak ingin menyusul ketiga temannya di perpus,karena yang jelas sekarang mood nya sedang buruk.
"Cih!istirahat gue terbuang gara gara si monyet itu!!"gumam Lysa setelah menjatuhkan tubuhnya di bangku kelas.
"Nenek gayung ngomel ngomel lagi"celetuk Afif datar.
"Apasih lo!!jangan bikin mood gue tambah jelek bisa ga sih?!ngomong sekali lagi gue tampar lo pake panci!"bentak Lysa menoleh ke arahnya.
"Dasar tukang bakso,beraninya maen alat masak"balasnya dengan santai.
"Wajah lo kayaknya halal buat dibentuk bakso"Lysa memasang tampang sebal.
"Mending bakso,daripada lo,tai ayam,digunain kaga,dibuang iya"pekik Afif senang tanpa dosa.
KAMU SEDANG MEMBACA
ANDYSA
FantasyLelaki pembenci senja yang hanya ingin membalaskan dendamnya kepada sang gadis pembenci hujan. Berkali-kali Andhika meyakini dirinya bahwa tak ada secercah rasa yang tumbuh. Berkali-kali itu pula semesta semakin mendesaknya untuk menghentikan denda...