"Panggil guru cepat!"perintah Rizky tegas ketika siswi tersebut semakin berteriak histeris.
"AAAAHHHHHH!!GUE BENCIII!DASAR PSIKOPKAT GILA!!"siswi berambut hitam panjang bernama Sherra itu semakin menjerit kencang.
Mereka semua semakin mundur,tak ada yang berani mendekat,hanya menyaksikannya dari sudut sudut ruang kelas sambil menatap ngeri.
"HEI!dimana kalian taro kuping kalian!gue bilang panggil guru sekarang!"seru Rizky lagi.
"Jangan Riz,bukannya sekarang para guru juga lagi sibuk nanganin kasus itu?!"cegah Via panik.
"Masa bodo ama kasus!sekarang Sherra lagi kesurupan!"bentak Rizky.
"Yaudah kenapa gak lo aja sih yang manggil,ribut terus dari tadi"pekik Dina.
"Yakan gue disini buat jagain kelas,Sinta!cepat panggil guru ke sini,siapapun,satu orang juga gapapa!"perintah Rizky kepada Sinta,wakil ketua kelas.
"Enak aja,masa gue sendiri,ogah ih"Sinta tak terima.
"Ck,kalo gada yang mau manggil nanti.."perkataan Rizky terpotong ketika Sherra mulai berdiri dari kursinya setelah sebelumnya hanya mengamuk sendiri di bangkunya,kini ia mulai bangkit.
Mereka semakin ketakutan,bisa saja satu kelas itu segera berlari keluar kelas,namun masih mengingat perkataan Pak Dodi yang diperkirakan pembunuhnya masih berkeliaran di sekitar sekolah.Mereka diharuskan waspada.
Mata Sherra memerah,alisnya berkerut hingga hampir menyatu,ia menggertak gigi giginya sangat kuat,kedua tangannya mengepal.orang orang di sekitarnya tidak mengerti.
Namun dari matanya terlihat seperti menyiratkan suatu dendam yang sangat lama dipendam,seperti ada luka yang hingga saat ini tak bisa ia terima,seperti...pandangannya sekarang yang lurus menatap seorang gadis berambut hitam berkuncir kuda,dengan jam tangan digital berwarna biru transparan yang melingkar di tangannya.
Ya..itu Allysa,mengapa dia melihat ke arahnya sampai seperti itu?!
"D-dia kenapa?"
"Gatau ih,sumpah kesurupannya gila,ampe matanya merah gitu"
"Lys,itu kayaknya dia liatin lo gak si?"
"Duh..gimana niiih,gue takuutt"
"Ya masa kita mau di dalem kelas kaya gini terus siih,ntar kalo keluar gue juga takut ada pembunuh"
"Betul!jadi serba salah!gue juga mikir gitu"
Berbagai lontaran serta ekspresi para murid X-D saat ini yang sedang berada di ambang ketakutan yang dahsyat.Sementara Sherra masih berdiri di tempatnya dengan tatapan yang sama.
"Guys,kita lari dalam hitungan tiga ya"ucap Clara memberi aba aba entah pada siapa.Namun pasti satu kelas menyetujuinya.
"1..2.."sambungnya lagi.Semua murid sudah bersiap untuk lari.
"3!"BRAAKK!
Clara mendobrak pintu kelas dengan keras setelah angka 3 diucapkannya dengan begitu lantang.
Mereka semua langsung berhamburan keluar kelas meninggalkan Sherra begitu saja,entah menuju kemana,mereka tidak tahu,semuanya berpencar pencar,ada yang menuju toilet,naik ke lantai atas,lab kimia,lab komputer,atau berlari sejauh mungkin di sekitar sekolah.
Dan yang menjadi masalah,tidak ada yang berani memanggil guru ataupun satpam,semuanya tengah panik,yang penting lepas dari Sherra yang mereka pikir dia akan segera menyerang,padahal sebenarnya tidak,benar benar negatif thinking.
"Hah..kita mau kemana lys?"tanya Dina dengan nafas terengah engah,ya,Lysa kabur bersama Dina,sedangkan Rana dan Sandra entah kemana,Dina kehilangan punggung mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
ANDYSA
FantasyLelaki pembenci senja yang hanya ingin membalaskan dendamnya kepada sang gadis pembenci hujan. Berkali-kali Andhika meyakini dirinya bahwa tak ada secercah rasa yang tumbuh. Berkali-kali itu pula semesta semakin mendesaknya untuk menghentikan denda...