11 Tante Vanessa

106 6 0
                                    

"Rosa,tolong kamu temenin Kyna masak dulu ya,tante mau cek mereka sebentar!"perintah seorang wanita dengan tegas,Lysa tak mendengar begitu jelas suaranya karena jaraknya memang tak terlalu dekat.Siapa dia?

Gadis yang terbaring itu beberapa kali mengerjap,matanya seolah berat untuk terbuka,ia tidak tahu mengapa,disini terasa adem,hening,juga sejuk.Tidak,ini bukan rumah sakit,ataupun rumah tempat dirinya tinggal,karena aroma keduanya berbeda.

Setelah kesekian kali berusaha,akhirnya Lysa berhasil melihat dunia.Lalu melihat langit langit sebuah ranjang.

Tunggu,dimana ini?!

"Sudah bangun?"suara lembut wanita itu lagi.

Lysa mencoba menggerakkan tengkuknya untuk menoleh ke kanan,meski rasanya sakit,ia rasa sudah terlalu lama tidur.Ingin menjawab pertanyaannya pun mulut serasa kaku.

"Hm..kondisimu belum terlalu pulih,jangan paksakan diri untuk bangun,istirahatlah dulu"jelasnya tersenyum ramah sambil memegang kening Lysa.Mata gadis itu sangat lemas untuk terbuka lebih lebar.

"S-siapa?"tanya Lysa dengan suara parau.

Wanita itu memandang wajahnya lekat,hangat dan masih menyungging senyum.Lalu menjawab.

"Kenalin nama saya Vanessa Pratama,panggil aja Tante Vanessa atau Tante Nessa"

"Tante ini siapa?apa kenalan salah satu diantara kami?"suara Lysa masih lesu.

"Kami?oh,kau dan kedua temanmu itu?bukan kok,tadi kebetulan saya lagi lewat jalan itu,terus liat kalian dalam kondisi tak sadar diri,saya pikir kalian mati,tapi syukurlah masih terselamatkan.Oiya,kenapa kalian lewat situ?itu jalan sepi,rawan kecelakaan dan perampokan kan?"jelasnya.

"Uh..saya nggak tau itu soalnya baru pertama kali lewat,kami sedang dalam perjalanan ke rumah salah satu teman kami"balas Lysa seraya berusaha menghilangkan rasa sakit.

"Oh..saya mengerti"ia manggut manggut dan lagi lagi tersenyum manis.

"Apa tante juga menyelamatkan ketiga teman saya?"tanya Lysa khawatir.

"Tiga?"alisnya mengernyit heran."Saya cuma menemukan 2 orang saja,satunya ada dikamar Rosa dan satunya lagi di kamar Dyna,mereka keponakan saya"tambahnya jujur.

Mata Lysa kembali mengerjap.Dua?siapa aja?lalu kemana salah satu diantara mereka?yang dimaksud tante ini '2 saja'.Dina,Sandra,atau Rana.

Lysa semakin terkejut.Dia ingin melihat mereka sekarang.

"Tante,apa boleh saya ke kamar mereka?saya mau lihat kondisi teman saya"pinta Lysa dengan suara sedikit keras.

"Tapi kamu belum terlalu pulih,apa tidak mengapa?kamu pusing nggak?"tanyanya prihatin.

"Saya baik kok tante,gini aja udah cukup,makasih banget udah nolongin kita,saya harus berhutang budi lain waktu"ucap Lysa menampilkan senyum terbaiknya dihadapan tante Nessa sambil mengacungkan jempol.

"Gausah berlebihan ah,saya seneng bisa nolong,yaudah kalo kamu beneran udah baik,yuk tante anterin"balasnya gembira seraya mengulurkan tangannya.

Lysa pun segera berusaha bangun dari kasur putih polos yang tiap sudutnya memiliki empat tiang emas dengan hordeng putih transparan di kedua panjangnya ini.Ia tersenyum simpul,seperti di istana saja,tante Nessa memang kaya.

Lysa berjalan dibantu tante Nessa dan merangkul lengan Lysa menuju kamar ponakannya.Lysa memandang tiap sudut rumah ini.Memang benar benar megah,lihat,kamar ini pun luasnya setara dengan lapangan NBS,itu sudah terhitung besar!

Kamar bernuansa pink-putih ini sungguh seperti kamar seorang princess dalam cerita dongeng,barang barang yang ada di dalamnya pun sangat indah,ia bertaruh harganya lebih dari ribuan juta.

ANDYSATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang