14 Dimana Ayah

93 6 0
                                    

Lysa duduk termenung dalam keramaian sambil menopang dagu di atas paha,memerhatikan setiap orang berjas putih berlalu lalang di depan pintu bertuliskan kata 'ICU'.Sedang ia duduk di sebuah bangku panjang beberapa centi dari pintu tersebut.

Entah mengapa Lysa selalu suka aroma rumah sakit,tapi tidak dengan kondisi di dalamnya,yang dipenuhi oleh orang orang yang membutuhkan kesembuhan.

Lysa melepaskan tangannya yang bertopang lalu menghela nafas gusar.Sejak 25 menit yang lalu dokter dan beberapa suster yang sedang memeriksa keadaan bunda belum juga keluar dari ruang itu.Membuatnya menunggu harap-harap cemas.Pandangannya tak lepas dari pintu ini.

"Masih lama?"tegur tante Nessa yang tiba tiba duduk disampingnya.

"Gatau tante,belum keluar juga,tante darimana?"balas Lysa lesu.

"Dari ruangannya si Sandra,dia kan masuk UGD"ucapnya.

"Gimana keadaannya?uda sadar?"tambah Lysa lagi seraya menoleh ke arahnya.

"Kata dokter kondisinya kritis banget,semoga aja gak sampe koma"ujar tante Nessa sedih.Lysa mengangguk setuju.

BRUGH

Tiba tiba seorang manusia yang tak pernah ia akui keberadaannya dimuka bumi ini menghempaskan tubuhnya secara kasar dan duduk disamping tante Nessa.

"Tumben pulang sekolah cepet"sindir tante Nessa.

"Ga ada mapel tambahan,gurunya cuti"timpal Andhika,tak memindahkan pandangan dari ponsel yang tengah ia mainkan.

"Rana,Sandra,Dina,Lysa?udah kamu izinin?"tambah tante Nessa lagi.

"Dah,kecuali yang terakhir"tukasnya.

Tante Nessa melotot ke arahnya"Ko bisa?Lysa gak kamu izinin?lupa apa gimana?"

"Males"dengan wajah tanpa dosa ia menjawab seperti itu??kurang ajar!

Lysa yang mendengar itu langsung menatap super tajam ke arahnya.Ia menggidikkan bahu meremehkan tanpa membalas tatapan gadis itu.

"Keterlaluan lo ya!!ngapa ga izinin gue sekalian hah!?"protes Lysa berapi api.

"Siapa lo nyuruh gue?"balas Andhika sekenanya.

Lysa sudah menahan kepalan tangan sedari tadi,ingin menonjok wajah leceknya yang perlu disetrika menggunakan beribu tonjokan.

"Sudah sudah..nanti Lysa kak Rosa aja yang izinin ya,kamu gausah khawatir"tante Nessa tersenyum lembut sambil mengusap puncak kepalanya.

Lysa hanya kembali menatap depan dan menaikkan kedua alis pasrah.

"Terus ngapain kamu kesini?"tante Nessa menatap balik keponakannya itu.

"Rumah dikunci"ucapnya datar.

Mendengar itu,tante Nessa membulatkan matanya lalu menepuk jidat.

"Aduh!saya lupa,kunci rumahnya ketinggalan di kantor saya!"pekik tante Nessa panik.

"Mau gue ambilin?"tanya Andhika tanpa mengindahkan pandangannya dari ponsel.

"Gak,kamu mana punya akses masuk ke sana,aduh duh..bisa bisanya lupa"gerutu tante Nessa kesal kepada dirinya sendiri.

"Andhika,kamu jagain Lysa dulu yah disini,kasian ga ada yang nemenin,kakak kamu belum pulang,Rana sama Dina lagi dirumah,ga terima penolakan"tambahnya tegas.

Lalu tante Nessa buru buru beranjak dari tempatnya dan segera berjalan cepat menuju parkiran.

"Ck,napa harus gue"umpat Andhika.Bola mata Lysa berputar lelah.

ANDYSATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang