Gen 5

741 110 49
                                    

Double up karena hamba akan libur berhari hari

____________________________________

Am i bad ?
Am i worst?
Am i human or a robot?

Pertanyaan yang sama pasti keluar dari pikiran setiap anak yang di atur oleh orang tuanya.

Penurut maka akan di sebut good kids dan pembangkang akan di sebut worst kids

Sederhana, mereka hanya ingin yang terbaik untuk anaknya.

Terbaik? Menuntut mereka mendapatkan nilai tinggi, masuk fakultas yang mereka inginkan dan sukses menjadi 'manusia'

Such a sad ironic. Bagi mereka aku hanya program gagal.

Nilai matematika ku 6 dan bahasa inggrisku 8. Maka aku termasuk ke dalam golongan anak bodoh

"Patokan kecerdasan dilihat dari nilai matematika"

Such a suck statement

Aku iri pada Mina. Ia memiliki keluarga yang utuh, nilai ulangan selalu sempurna dan dia patuh pada orang tuanya (dulu)

Di awali dari pressure yang berlebihan membuat ia harus mengulang kelas 1 tahun sewaktu SMA

Juara kelas, juara umum, murid kesayangan guru, anak tak pernah bolos, lebih memilih belajar dari pada makan di kantin pada waktu istirahat.

Dan ujungnya ia memiliki penyakit psikis berupa Anxiety disorder membuat ia harus menjalani terapi sampai sekarang walaupun frekuensinya tidak seperti di awal awal, saat ia harus berhenti sekolah selama satu tahun.

Tebak mengapa ia menderita penyakit mental itu? Bullying!

Kalian aneh jika Mina pernah di bully?

Bukan oleh teman sebaya, dia wanita pemberani. Aku saja pernah kena jotos nya. Bahkan bekas gigitannya masih ada di bahuku. Dia galak!

Mina mengalami fase bullying dan hal itu di dapatkan dari orang tuanya.

Silahkan tercengang karena akupun begitu pada awalnya.

Mina adalah anak bungsu dari dua bersaudara. Kakanya seorang arsitek sukses yang sekarang sudah bekerja di perusahaan besar. Aku turut bangga mendengarnya. Namun aku prihatin juga karena Mina di tuntut untuk melampaui 'kehebatan' kakaknya tersebut

Beruntung aku anak tunggal jadi aku tidak pernah di bandingkan dengan saudaraku.

"Lihat kakak kamu, dia lulus dengan IPK tinggi"

"Kamu malas jadi nilai kamu cuma 90. Jauh banget sama kakak kamu"

"Pacaran cuma mengganggu waktu belajar kamu. Kakak kamu pacaran pas dia udah dapet kerja"

Apa para orang tua tidak pernah mengalami fase ini?

Apa mereka dari lahir bahkan tidak menangis seperti kami?

GenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang