Gen 11

722 87 59
                                    

Double up biar insecure hamba menipis

Aku mengerjabkan mataku mencoba untuk membukanya dengan kepala sedikit berat

Aku membuang nafas panjang setelah mendapati terbangun di ruangan yang asing bagiku

Malam tadi benar benar membuatku tegang. Aku segera berdiri dan bergegas menuju dapur

Persetan dengan orang orang yang masih tertidur karena aku sangat kehausan.

Kedua tanganku bertumpu pada meja bar setelah meminum segelas air putih. Kembali aku berjalan menuju sofa untuk mengambil ponsel. Ku lihat layar ponsel tersebut, aku hanya menunduk setelah melihat puluhan panggilan tak terjawab dari Mina dan tante Nayeon.

Aku masih bisa mengingat sedikit kejadian semalam yang justru membuatku semakin merasa bersalah.

Ku raih kunci mobil dan meninggalkan Felix bedebah kecil itu.

Aku harus menemui Mina dan pulang menemui ibu tiriku. Mereka pasti sangat khawatir.

=====

Di perjalanan menuju rumah Mina, aku memparkirkan mobil menuju sebuah minimarket.

Haus dan lapar, itulah yang ku rasakan saat ini.

Aku masih fokus memilih minuman setelah mendapatkan roti lapis namun pikiranku terganggu, seperti ada yang mengawasiku. Ku edarkan pandanganku namun tak ada orang yang aku kenal, lagi pula di dalam mini market hanya ada aku, dua pegawai dan dua orang pria yang sedang berdiri di dekat rak snack

Aku berjalan menuju kasir setelah selesai memilih satu botol air mineral dan minuman berenergi. Aku masih merasakan jika ada orang yang mengawasi namun siapa? Kembali ku edarkan pandanganku dan memang tidak ada yang melihat ke arahku

Hingga aku keluar dan berjalan menuju mobil. Ketika aku mencoba membuka mobil satu orang pria menahan tanganku

Dengan menunjukan lencana yang sangat familiar namun baru pertama kali kulihat dengan kedua mataku

Aku yang panik segera masuk ke dalam mobil hingga berdiri seorang pria dengan menodongkan pistol membuatku semakin panik

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Aku yang panik segera masuk ke dalam mobil hingga berdiri seorang pria dengan menodongkan pistol membuatku semakin panik

"Turun dulu, kita cuma mau jadiin kamu saksi" ujar pria tinggi bertubuh gempal

Jujur saja tubuhku lemas dan badanku gemetar hebat dengan keringat dingin mulai keluar di tengkukku

Aku hanya bisa mengangkat kedua tanganku dan perlahan keluar dari mobil

Dengan cepat seorang pria mencengkram tanganku karena sempat mencoba lari. Ia bahkan sempat memeriksa mobilku dan juga menggeledah tubuhku

"Padahal kamu mau kami jadiin saksi tapi kenapa panik gitu?" ujarnya dengan menggiringku ke mobil Avanza hitam

GenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang