Double up biar insecure hamba menipis
Aku mengerjabkan mataku mencoba untuk membukanya dengan kepala sedikit berat
Aku membuang nafas panjang setelah mendapati terbangun di ruangan yang asing bagiku
Malam tadi benar benar membuatku tegang. Aku segera berdiri dan bergegas menuju dapur
Persetan dengan orang orang yang masih tertidur karena aku sangat kehausan.
Kedua tanganku bertumpu pada meja bar setelah meminum segelas air putih. Kembali aku berjalan menuju sofa untuk mengambil ponsel. Ku lihat layar ponsel tersebut, aku hanya menunduk setelah melihat puluhan panggilan tak terjawab dari Mina dan tante Nayeon.
Aku masih bisa mengingat sedikit kejadian semalam yang justru membuatku semakin merasa bersalah.
Ku raih kunci mobil dan meninggalkan Felix bedebah kecil itu.
Aku harus menemui Mina dan pulang menemui ibu tiriku. Mereka pasti sangat khawatir.
=====
Di perjalanan menuju rumah Mina, aku memparkirkan mobil menuju sebuah minimarket.
Haus dan lapar, itulah yang ku rasakan saat ini.
Aku masih fokus memilih minuman setelah mendapatkan roti lapis namun pikiranku terganggu, seperti ada yang mengawasiku. Ku edarkan pandanganku namun tak ada orang yang aku kenal, lagi pula di dalam mini market hanya ada aku, dua pegawai dan dua orang pria yang sedang berdiri di dekat rak snack
Aku berjalan menuju kasir setelah selesai memilih satu botol air mineral dan minuman berenergi. Aku masih merasakan jika ada orang yang mengawasi namun siapa? Kembali ku edarkan pandanganku dan memang tidak ada yang melihat ke arahku
Hingga aku keluar dan berjalan menuju mobil. Ketika aku mencoba membuka mobil satu orang pria menahan tanganku
Dengan menunjukan lencana yang sangat familiar namun baru pertama kali kulihat dengan kedua mataku
Aku yang panik segera masuk ke dalam mobil hingga berdiri seorang pria dengan menodongkan pistol membuatku semakin panik
"Turun dulu, kita cuma mau jadiin kamu saksi" ujar pria tinggi bertubuh gempal
Jujur saja tubuhku lemas dan badanku gemetar hebat dengan keringat dingin mulai keluar di tengkukku
Aku hanya bisa mengangkat kedua tanganku dan perlahan keluar dari mobil
Dengan cepat seorang pria mencengkram tanganku karena sempat mencoba lari. Ia bahkan sempat memeriksa mobilku dan juga menggeledah tubuhku
"Padahal kamu mau kami jadiin saksi tapi kenapa panik gitu?" ujarnya dengan menggiringku ke mobil Avanza hitam
KAMU SEDANG MEMBACA
Gen
Fanfiction#COMPLETED "Remaja bukanlah robot yang harus di atur orang tua" "Patokan kecerdasan anak adalah dari hasil ulangan matematiknya and that's suck!" "we have our privacy" Gender bende alert.