Stepmom😈
What would you like to eat for dinner?
I'm full. Aku pulang telat
Oke, have fun sayang. Take care ya 😘*****
Hatiku semakin gusar setiap tante Nayeon memberikan perhatian seperti ini.
Ku simpan kembali ponsel di atas meja seraya membuang nafas panjang, lalu dengan cepat Mina mengambilnya setelah benda itu terlepas sempurna dari tanganku. Entahlah dia semakin berlebihan saja hanya karena kontak mantanku di buka block. Jika ingin, hapus saja nomornya, selesai!
Mataku masih fokus pada laptop sementara teman temanku asik mengobrol. Tugas kuliah semakin banyak dan aku harus mengumpulkannya besok, walaupun aku tidak bisa fokus.
Dahyun dan Tzuyu asik mengobrol tentunya tentang wanita sementara Mina sibuk mengotak atik ponselku
"Mau pulang sekarang?" Tanya Mina membuatku melihat ke arahnya, mungkin dia melihat pesan dari tante Nayeon
"Engga apa apa, kamu bete kan di rumah? Apa mau makan?" Aku tahu jika Mina bosan berada di rumah
"Kita makan aja ya di luar?" Ajaknya
"Mereka berisik ya?" Aku segera duduk di samping Mina dan menyandarkan kepalaku di bahu nya
Dengan manja kurangkul pinggang Mina dan membuat kedua temanku bergidik geli melihat aksiku
Biarkan, para jomblo memang seperti itu jika melihat orang bermesraan.
"Ayang beb mau makan apa?" Tanyaku kembali dengan nada manja membuat tangan melayang tepat di perutku
Pelakunya Tzuyu, dia sangat benci ketika aku melakukan hal hal seperti itu
Ricuh, itulah keadaan ruang tengah kediaman Dahyun saat ini. Namun tidak hatiku yang malah terasa hampa, pikiranku begitu berat. Aku tertawa tapi aku tidak bahagia, aku berbicara namun seolah tak berarti.
Apakah semua orang yang memiliki tekanan memang seperti itu?
=====
Hening membelenggu kami berdua. Lebih tepatnya aku yang terus diam tidak mengajak Mina untuk berbincang seperti biasa.
Mina hanya memandang ruas jalan selagi tangannya sibuk mengelus dan memainkan rambutku, kebiasaan sebagian wanita jika sedang berada di dalam mobil dengan kekasihnya.
"Kamu yakin engga mau makan?" Tanya Mina saat kami menelusuri jalan menuju rumahnya
Segera aku pinggirkan mobil. Mataku terasa perih, hatiku terasa sesak, tenggorokanku serasa tercekat
Aku menangis, untuk alasan apa? Entahlah, aku benar benar tidak bisa mengontrol emosiku
Mina menatapku panik dan segera memelukku. Ini benar benar memalukan tapi aku tidak bisa menahannya lagi
Perasaan bersalahku pada tante Nayeon, kuliah yang semakin membuatku tertekan. Aku benar benar pusing dengan semua ini
"Aku cowok tapi aku cemen banget cuma karena cape" lirihku membuat Mina mengeratkan pelukannya
"Hey don't mind it. Lelah itu manusiawi" ucapnya dengan mengelus halus rambutku
"Mereka pikir aku itu berlian padahal nyata nya aku sampah. Bahkan Tuhan aja engga ngambil aku bareng sama ibu karena aku bukan orang baik" aku mengutuk diriku sendiri karena tidak sanggup dengan tekanan ini
"Ssssst" Mina masih mencoba menenangkanku yang semakin terisak di pelukannya
Aku tahu jika Mina mengerti dengan tekanan aku dari ibu baru dan kuliah tapi ia tidak tahu jika rasa bersalahku pada tante Nayeon lah yang lebih besar
Kata kata kasarku padanya, umpatan yang selalu terlontar dan seringnya aku mengabaikan dia.
Semua itu berputar di kepalaku, seolah aku adalah pemeran antagonis yang berani menyakiti orang lemah seperti tante Nayeon. Aku tak layak mendapatkan semua yang tante Nayeon beri. Bahkan menuruti satu permintaannya saja aku tak mampu.
Ya menurutinya, untuk kuliah dengan benar karena aku semakin hari aku semakin muak dengan kuliahku. Semakin di paksakan semakin membuatku menjadi gila
Terlintas di benakku untuk mengakhiri hidup namun sepertinya itu hanya di lakukan orang orang lemah yang tak beriman.
Tebak kenapa gue lama update?
Ya benar! Karena gue stuck ppppfffft

KAMU SEDANG MEMBACA
Gen
Fanfic#COMPLETED "Remaja bukanlah robot yang harus di atur orang tua" "Patokan kecerdasan anak adalah dari hasil ulangan matematiknya and that's suck!" "we have our privacy" Gender bende alert.