Gen 2

1.1K 137 71
                                    

Makan malam setelah 1 minggu ibu di kebumikan

Sedikit sesak saat aku harus membereskan semua pakaianku dan pindah ke rumah besar yang berisi nyonya dan seorang tuan yang nampak sekali wajahnya jauh dari kata konglomerat. Ya, dia ayahku.

Jangan lupakan 2 orang satpam yang selalu berjaga, satu di bagian ruangan pengawas dan satu berjaga di depan gerbang. Juga beberapa asisten rumah tangga.

Rumah ini besar, juga banyak orang tapi nampak tak nyaman. Bagaimana bisa di bilang nyaman, rasa kebersamaan di rumah ini tidak terasa sama sekali.

Seperti ayahku yang masih berkutat dengan laptop, saat kita sedang berada di meja makan. Wanita itu bahkan tersenyum bangga melihat suaminya bekerja keras sampai seperti itu

Workaholic, pantas ibu menceraikanmu. Aku hanya bisa menggerutu di dalam hati.

Aku lebih takut kekasihku kesal jika ia harus mendengarkan adu argumen antara aku dan ayah tentang masalah ini

Mina, kekasihku. Dia bahkan sedang bercengkrama dengan tante itu

Dia mudah beradaptasi. Eh tidak,  sebenarnya tante itu yang so akrab. Sebab Mina sama saja sepertiku anti basi basi club

Aku hanya diam sembari memandang hidangan yang hampir memenuhi meja makan namun tidak sama sekali membuatku tertarik

"Tante dining room nya bagus banget" ujar kekasihku dan aku hanya membuang nafas panjang mendengar percakapan yang nampak tidak berarti itu.

Ia memuji sesuatu yang bahkan 2 kali lebih kecil dari ruang makan keluarganya.

Apa semua wanita memang memiliki sifat saling memuji seperti itu?

Lihat lah sosial media, terutama kolom komentar mereka. Ewwww itu sangat menjijikan.

Sometime ada beberapa orang yang di sosial media saling memuji dan di real life malah di jadikan objek pergunjingan.

Oww, bahkan di awal pacaran aku pernah memergoki Mina mempunyai akun lain atau yang ia sebut fake account.

Tujuannya? Untuk stalking mantan kekasihku atau wanita lain.

Wasting time!

Aaaah rasanya aku ingin menyudahi hubungan ini jika benar Mina seorang Mythomania

Tapi untung saja dia mulai berubah dan mengikuti gaya berpacaranku atau jika kata temanku 'Pacaran bodo amat'

Di tengah pikiranku yang sedang sibuk memikirkan perilaku wanita yang aneh, tiba tiba tante itu berbicara

"Panggilnya ibu aja ya, biar akrab. Kamu juga manggil Jeongyeon ayah kan?" Aku hanya mengernyit mendengar permintaan itu, sementara kekasihku hanya tersenyum kaku

"O-oke, bu" ucapnya dengan sedikit gugup karena belum terbiasa

Hah ..... Dua wanita ini nampak menyebalkan.

"Ini ibu custom dari Swiss" sebuah arogansi yang membuat telingaku pengang

"Ini ibu custom dari Swiss" sebuah arogansi yang membuat telingaku pengang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
GenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang