Gen 12

597 83 36
                                    

Ayah menatapku geram, wajahnya penuh kekecewaan. Jika di rumah ia pasti akan memukulku habis habisan, aku sangat yakin!

Beberapa menit kami saling berhadapan dan terdiam, ditemani seorang polisi yang mengawasi kami

"Tante Nayeon, gimana yah?"

Buuuuk

Aku tahu ini akan terjadi. Ayah, memukul pipiku. Biarkan saja, jika perlu siksa saja aku untuk membuatnya puas dan memaafkanku, lakukan!

Seorang polisi menghampiri ayah, mencoba menahannya agar tidak terjadi kejadian yang lebih parah

"Maafin aku yah" aku menangis tersedu dengan memeluk kaki ayah

"Nayeon di mobil! Dia kumat gara-gara anak sialan kayak elu! Dia maksa ikut gue cuma mau liat anak kayak elu! Anak engga tahu malu! Cuma obat yang bikin dia tenang! Not you! A little bastard!" Kata kata ayah kali ini membuatku menangis, aku sungguh menyesal tapi ini hanya sebuah ketidak sengajaan.

Aku bukan pecandu narkoba! Tapi siapa yang akan percaya padaku?! Aku seorang bocah laki laki yang tertangkap polisi karena dugaan narkoba dan hasilnya positif!

Aku hanya bisa pasrah tapi bagaimana dengan Mina? Dia pasti sangat khawatir saat ini

"Yah, bantu Chaeyoung keluar. Chaeyoung nyesel lagian ini baru pertama kali nyoba!" Mohonku pada ayah namun nampaknya pria itu tidak memiliki rasa empati sama sekali padaku.

Aku mendengar percakapan ayah dengan seorang polisi.

'Transaksi'

Itu hanya di lakukan oleh sebagian oknum bukan keseluruhan yang bekerja di instansi tersebut tapi hal itu sudah tidak tabu lagi bagi bukan untuk masyarkat di negara ini?  Mungkin seluruh dunia juga.

25 juta, uang yang harus ayah siapkan untuk menebus aku.

Aku, anak tunggal ayah dari ibu dan juga anak tiri satu satunya bagi tante Nayeon, anak yang harusnya membanggakan dia.

Aku ingin ada tante Nayeon di sini, ia pasti akan membuat ayah berubah pikiran. Terbukti dari lebih perhatiannya ia padaku dari pada ayah

"Yah, Chaeyoung khawatir sama Mina dan tante Nayeon" lirihku yang masih bersimpuh di kaki ayah

"Percuma Chaeng! Kamu kalo di luar sana justru bikin ayah khawatir!" Ayah benar benar tidak peduli padaku

"Lepasin!" Ayah sedikit menendang tubuhku agar tidak bersimpuh lagi di kakinya

Dan tentu itu membuatku semakin terisak

"Yah, hiks please" aku berucap dengan tersedu

Seorang polisi memberikan isyarat jika jam besuk sudah habis. Ayah segera pergi berlalu sementara aku menangis sejadi jadinya hingga membuat tenggorokanku kering.

=====

Malam ini aku menginap di hotel prodeo. Ayah membiarkan aku tidur di lantai yang dingin. Orang tua Felix pun tidak menebusnya.

Entah apa yang ada di pikiran mereka, kenapa mereka tak ingin menebus kami? Apa uang 25juta lebih berharga dari anak mereka?

Aku mencoba untuk tegar! Baiklah! Mungkin ini jalan bagiku untuk berhenti dari kuliah dan terhindari dari tekanan yang membelengguku beberapa minggu ke belakang namun jujur saja cara nya sangat menakutkanku dan tentu juga menyakiti banyak orang

"Chaeng, sorry ya" Felix tak henti meminta maaf. Ia menyesal telah mengajakku bertemu dengan dua gembong narkoba itu

Tuduhan sementara aku dan Felix hampir sama karena kami di sebut pengguna, bukan kah kita bisa rehabilitasi jika benar? Kenapa harus tidur di dalam sel terlebih dahulu

"Udah lah, sorry juga gue udah mukul lu" kini giliran aku yang meminta maaf karena telah membuat rahangnya sempat dislokasi.

Kami berkelahi di dalam sel. Lebih tepatnya aku yang memukul Felix.

"Sekarang istirahat aja" titahku pada pria berdarah Australia itu

Aku mencoba memejamkan mataku untuk tidur dengan posisi terduduk karena di sini sangat sempit. Kami nampak seperti gelandangan.

Bukan kasur king size, di lengkapi lampu temaram dan selimut yang hangat juga kalimat manis pengantar tidur yang di ucapkan dari kekasih.

Namun hanya tembok dingin yang nampaknya bisa membuat siapapun memiliki penyakit Bronkitis jika lama lama berada di sini

"Mina, sorry" gumamku dengan seluruh penyesalan yang ada di dalam hati

Aku merindukan Mina, dia pasti sangat khawatir saat ini.

Dia pasti mencari kekasih yang sudah hampir 1x24 jam tidak memberi kabar padanya. Dia pasti sangat kehilangan kekasihnya, saat ini pasti ia sedang menangis, menanyakan kemana perginya pria brengsek dan lemah seperti aku.
















Anjis bayangin kalian di posisi Mina, bayangin aja dulu....

GenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang